Tahap Perkembangan Anak dari Usia 0 Sampai 12 Tahun, Perhatikan dengan Cermat, Moms!

tahap perkembangan anak

Tahap perkembangan anak merujuk pada fase-fase atau periode-periode tertentu dalam kehidupan seorang anak di mana terjadi perubahan signifikan dalam berbagai aspek seperti fisik, kognitif, sosial, dan emosional.

Tahap-tahap ini mencakup periode usia yang spesifik, dan masing-masing tahap memiliki karakteristik dan pencapaian perkembangan tertentu. Dalam konteks ini, tahap perkembangan anak sering kali merujuk pada serangkaian fase yang diidentifikasi oleh para ahli perkembangan anak.

Tolok Ukur Tahap Perkembangan Anak Menurut Teori Psikologi

Beberapa teori tahap perkembangan anak mengidentifikasi tahap-tahap kritis yang mencerminkan perubahan dalam pemahaman, keterampilan, dan perilaku anak.

Contoh teori yang membahas tahap-tahap perkembangan anak melibatkan konsep-konsep seperti tahap perkembangan kognitif Piaget atau tahap-tahap perkembangan psikososial Erikson. Lebih jelasnya, simak penjelasan tahap perkembangan anak menurut teori psikologi, Moms.

Teori Perkembangan Kognitif Piaget

Jean Piaget mengembangkan teori kognitif yang menekankan pada tahap-tahap perkembangan kognitif anak. Menurut Piaget, anak-anak melalui empat tahap utama, yaitu sensorimotor, preoperasional, konkrit operasional, dan formal operasional. Setiap tahap ini melibatkan perubahan dalam cara anak memahami dunia.

Teori Perkembangan Psikososial Erikson

Erik Erikson mengembangkan teori psikososial yang menyoroti konsep tentang tahap-tahap perkembangan psikososial sepanjang hidup. Setiap tahap melibatkan konflik tertentu yang harus diatasi untuk mencapai perkembangan yang sehat. Contohnya, pada tahap bayi, konflik mungkin terjadi antara kepercayaan dan ketidakpercayaan.

Teori Sosial Kognitif Bandura

Albert Bandura memperkenalkan teori pembelajaran sosial, yang menekankan peran observasi dan imitasi dalam pembelajaran anak. Konsep utama adalah bahwa anak-anak belajar melalui pemodelan perilaku orang dewasa dan teman sebaya.

Teori Perkembangan Moral Kohlberg

Lawrence Kohlberg mengembangkan teori tentang perkembangan moral anak-anak. Ia mengidentifikasi tiga tingkatan utama perkembangan moral, yaitu prakonvensional, konvensional, dan postkonvensional. Setiap tingkatan ini memiliki beberapa tahap yang mencerminkan tingkat pemahaman moral anak.

tahap perkembangan anak

Tahap Perkembangan Anak dari Usia 0 sampai 12 Tahun

Moms kini tahu beberapa teori psikologi tentang tahap perkembangan anak, yang dapat membantu memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang perkembangan anak dari berbagai perspektif.

Namun tetap saja perkembangan anak itu cukup kompleks, karena setiap anak dibesarkan oleh banyak faktor yang berbeda. Berikut adalah tahap perkembangan anak dari usia 0 sampai 12 tahun.

1. Usia 0-2 Tahun (Bayi dan Balita)

Fisik :

  • Bayi berkembang pesat dalam hal pertumbuhan fisik, mulai dari refleks otomatis hingga kemampuan motorik kasar seperti merangkak dan berjalan.
  • Perkembangan motorik halus, seperti kemampuan pegangan dan koordinasi mata-tangan, terjadi secara bertahap namun cukup progresif.

Kognitif

  • Pada tahap ini, bayi mengandalkan panca indera mereka, seperti penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan pengecapan, untuk memahami dunia di sekitar mereka. Mereka mulai memahami objek dan peristiwa melalui indera mereka.
  • Berkembangnya pemahaman bayi tentang objek tetap dan konsep ruang. Pada awalnya, bayi mungkin tidak menyadari bahwa objek tetap ada ketika tidak terlihat (misalnya, ketika objek tersembunyi). Seiring waktu, mereka mengembangkan pemahaman ini.

Sosial-emosional

  • Pembentukan ikatan emosional antara bayi dengan orang tua atau pengasuh. Bayi yang punya ikatan erat dengan orang tua atau pengasuh cenderung merasa nyaman untuk menjelajahi lingkungan, karena mereka tahu bahwa ada figur yang akan memberikan dukungan dan rasa aman.
  • Pengembangan kemampuan sosial awal, seperti senyum dan tanggapan terhadap perhatian dari orang sekitar. Pengembangan kemampuan sosial awal pada bayi melibatkan serangkaian respon dan interaksi yang menunjukkan kesadaran sosial dan kemampuan berkomunikasi.

2. Usia 3-5 Tahun (Anak Prasekolah)

Fisik

  • Pertumbuhan fisik yang terus berlanjut, termasuk perkembangan kemampuan motorik halus dan motorik kasar. Seperti kemampuan menggambar, menulis, dan menggunakan alat-alat kecil. Sementara kemampuan motorik kasar yang lebih kompleks, seperti berlari, melompat, dan bermain olahraga sederhana.
  • Kemampuan kontrol motorik semakin meningkat. Koordinasi motorik semakin diperbaiki, memungkinkan anak untuk melakukan aktivitas yang lebih rumit dan terampil.

Kognitif

  • Perkembangan bahasa yang pesat dan peningkatan kemampuan berbicara. Anak-anak mulai mengembangkan kemampuan berbicara lebih lancar dan memperluas kalimat mereka.

Sosial-Emosional

  • Interaksi sosial dengan anak-anak sebaya. Munculnya kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang sekitar dalam konteks sosial yang lebih kompleks.
  • Awal perkembangan pemahaman aturan sosial sederhana. Anak-anak belajar banyak tentang aturan sosial melalui pengamatan dan imitasi perilaku orang dewasa dan anak-anak lain di sekitar mereka. Mereka dapat meniru perilaku yang mereka lihat sebagai contoh sosial.

3. Usia 6-12 Tahun (Anak Sekolah Awal)

Fisik

  • Pertumbuhan fisik dan perkembangan sistem organ yang terus berlanjut. Pertumbuhan tubuh yang melibatkan peningkatan tinggi badan dan kekuatan otot.
  • Peningkatan koordinasi motorik dan kemampuan olahraga. Perkembangan sistem saraf berlanjut, mendukung kemampuan kognitif yang lebih kompleks dan kemampuan belajar.

Kognitif

  • Kemampuan kognitif semakin kompleks, termasuk perkembangan pemikiran logis dan penyelesaian masalah. Pada tahap ini, anak mengalami kemajuan signifikan dalam cara mereka berpikir, memahami, dan menyelesaikan masalah.
  • Kemampuan membaca, menulis, dan berhitung semakin berkembang.

Sosial-Emosional

  • Pengembangan hubungan sosial yang lebih kompleks.
  • Pemahaman diri yang semakin berkembang dan pengenalan peran dalam kelompok sosial.

Moral

  • Pengembangan kesadaran moral dan pemahaman tentang nilai-nilai etika. Hal ini melibatkan pemahaman anak terhadap apa yang dianggap benar dan salah, serta kemampuan mereka untuk mengambil keputusan moral dan bertindak sesuai dengan norma-norma etika.
  • Mulai memahami konsep tanggung jawab dan akibat. Dalam menyelesaikan konflik, mereka belajar untuk mempertimbangkan nilai-nilai dan etika sebelum mengambil tindakan.
tahap perkembangan anak

Tips Mendukung Perkembangan Anak di Setiap Tahap Usia

1. Bayi dan Balita (Usia 0-2 Tahun):

  •  
  • Menyediakan stimulasi visual, auditori, dan sentuhan yang sehat. Contoh stimulasi visual adalah menyediakan buku bergambar warna-warni. Contoh stimulasi auditori adalah memutar musik dengan melodi yang beragam dan menyanyikan lagu-lagu bersama anak dapat merangsang pendengaran dan mengembangkan keterampilan bahasa.
  • Memberikan nutrisi yang tepat sesuai dengan usia. Moms bisa memastikan bahwa bayi mendapatkan nutrisi yang seimbang demi mendukung perkembangan otaknya di usia ini.
  • Berinteraksi dengan bayi melalui permainan dan lagu.
  • Membaca buku dengan gambar yang sederhana dan warna-warni.

Referensi : American Academy of Pediatrics. (2018). “A Parent’s Guide to Cognitive Development in Early Childhood.” Link

2. Anak Prasekolah (Usia 3-5 Tahun)

  • Mengajak anak melakukan aktivitas fisik dan permainan di luar ruangan.
  • Menyediakan makanan sehat untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan otak, karena di usia ini anak-anak mulai belajar untuk mempersiapkan diri untuk pergi ke sekolah.
  • Mendorong anak untuk bereksplorasi dan melakukan percobaan dalam bermain. Cara ini dapat membantu anak beradaptasi dan tidak kaget saat harus masuk sekolah.
  • Memberikan mainan yang merangsang kreativitas dan imajinasi, seperti menggambar dengan crayon atau permainan teka-teki yang cocok untuk anak usia balita.

Referensi : National Association for the Education of Young Children (NAEYC). (n.d.). “Resources for Families.” Link

3. Anak Sekolah Awal (Usia 6-12 Tahun)

  • Menyediakan waktu yang cukup untuk tidur dan istirahat.
  • Mendorong partisipasi dalam kegiatan olahraga dan seni, misalnya saja mengizinkan anak untuk ikut ekstrakurikuler yang berhubungan dengan olahraga dan seni.
  • Memberikan buku dan materi bacaan yang sesuai dengan tingkat membaca mereka.
  • Mendorong partisipasi dalam permainan strategi dan teka-teki, demi memberikan kebiasaan anak untuk berpikir kritis.
  • Mendukung persahabatan dan hubungan positif anak dengan temannya, untuk mengembangkan kemampuan bersosialisasi nantinya.

Referensi : Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2021). “Middle Childhood (6–8 Years of Age).” Link

Setiap anak adalah individu yang unik, dan perkembangannya dapat bervariasi, Moms. Tahap-tahap ini membantu memberikan pandangan umum tentang tahap perkembangan anak, tetapi banyak faktor seperti genetika, lingkungan, dan pengasuhan yang dapat mempengaruhi cara setiap anak mengalami dan melewati tahapan tersebut. Jangan lupa untuk selalu mendampingi anak dalam proses perkembangannya, ya, Moms.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

X