Panduan Pendidikan Seks Anak Sesuai Usia dan 7 Tipsnya

pendidikan seks anak

Seberapa penting pendidikan seks anak? Baru-baru ini Moms mungkin pernah melihat salah satu konten viral yang memperlihatkan bahwa seorang anak TK telah mencabuli teman sekelasnya. Respon gurunya pun menganggap hal ini hanyalah sebagai bercandaan saja. 

Padahal hal tersebut sangat terkait dengan pentingnya pendidikan seks anak, lho, Moms. Mengapa hal ini sangat penting? Yuk, baca selengkapnya di artikel ini!

Pendidikan Seks Anak, Kapan ya Harus Diperkenalkan?

tulisan pendidikan seks anak
Sumber: Canva

Moms pernah dapat momen anak laki-laki atau anak perempuan Moms sering memegang alat kelaminnya? Atau Si Kecil penasaran dengan anggota tubuhnya dan terus bertanya “Ini apa? Ini untuk apa?” Padahal anak baru saja tiga tahun, dan di pikiran Moms mungkin jadi terlintas banyak pikiran negatif.

Ternyata hal ini normal dialami anak usia tiga tahun. Dan sebenarnya, pendidikan seks anak bisa Moms sudah mulai lakukan sounding sejak usia sangat dini dari 0-2 tahun. Yang paling penting saat mengajarkan pendidikan seks anak adalah terbuka, jujur, dan Moms tidak perlu merasa takut atau malu. 

Faktanya, pendidikan seks anak bukan lah sekadar membicarakan soal kelamin dan cara bereproduksi. Seks juga membicarakan soal pentingnya mengenal dan mencintai tubuh sendiri, mengenalkan kalau tubuhnya adalah privasi dan butuh persetujuan ketika ada seseorang ingin menyentuhnya (consent). Hal ini tentu akan sangat penting untuk jadi pengetahuan anak ketika ia dewasa nanti.

Tips Mengajarkan Pendidikan Seks Anak 

pendidikan seks anak melibatkan kedua orangtua
Sumber: Canva

Berikut ada 7 tips untuk mengajarkan pendidikan seks anak yang penting untuk diingat dan konsisten dilakukan:

  • Jangan menyamarkan nama anggota tubuh

Seringkali orangtua  yang malu menyebutkan anggota tubuh seperti kelamin menjadi “burung” atau “pipi” hal ini justru membuat anak menjadi bingung arti sebenarnya dari kata tersebut. 

Biasakan beri tahu nama alat kelamin sesungguhnya, seperti penis, vagina, vulva, testis. Hal ini juga membantu menyampaikan pesan bahwa membicarakan tubuh kita itu bukan hal yang memalukan dan baik-baik saja. 

  • Selalu persiapkan diri Moms

Rasa malu, cemas, tidak nyaman pasti akan selalu ada dalam diri Moms apalagi ketika di keluarga Moms pun sebelumnya tidak membiasakan bicara soal seks. Tentu saja bukan hal yang mudah untuk memulainya namun Moms harus selalu siap akan hal tersebut. 

Cobalah membiasakan diri bicara seluruh nama anggota tubuh dengan nama sebenarnya. Moms bisa juga pilih kosakata yang nyaman digunakan. Ajak Dads berlatih membiasakan juga bisa jadi kegiatan menyenangkan. Buanglah jauh pikiran kalau bicarakan seks adalah tabu.

  • Menjawab “Tidak tahu” tak apa, kok!

Kadang mungkin pertanyaan dari anak pun sulit untuk dijawab karena Moms memang tidak mengetahui jawabannya. Menjawab kalau Moms tidak tahu juga tak masalah kok, Moms! Namun hindari menjawab dengan jawaban bohong atau asal, ya.

Moms bisa membalas “Maaf ya, Mom nggak tahu jawabannya nanti kita cari tahu bareng kalau ketemu dokter, ya.” Atau Moms bisa meminta izin untuk melakukan pencarian di internet untuk mengetahui jawabannya. Hal ini juga bisa membangun kepercayaan dan memberikan kesan pada anak kalau Moms selalu jujur padanya.

  • Libatkan kedua orangtua

Ada baiknya semua orangtua terlibat dalam diskusi mengenai pendidikan seks anak. Ketika semua orangtua terlibat, anak-anak akan belajar bahwa tidak masalah jika semua orang membicarakan seks dan seksualitas. 

Hal ini dapat membantu anak-anak merasa nyaman membicarakan tubuhnya, bertanggung jawab atas perasaan seksual, dan berkomunikasi dalam hubungan intim ketika mereka sudah dewasa.

  • Mulai percakapan dari apa yang sedang dilihat

Beberapa anak mungkin ragu atau tidak banyak bertanya, apalagi jika mereka sudah besar akan cenderung lebih segan. Jadi Moms perlu memulai percakapan. Pikirkan apa yang ingin Moms sampaikan terlebih dahulu baru sampaikan di saat yang tepat. 

Misalnya, jika Moms dan Si Kecil sedang melihat ibu hamil di jalan, Moms bisa membuka topik soal kehamilan, bahwa anak ada di dalam bagian dekat perut ibu bernama uterus. Atau ketika sedang membaca buku soal toilet training, Moms bisa jelaskan bahwa penis/vagina perlu dibersihkan agar terhindar dari risiko penyakit dan tetap bersih. 

Apa Saja Pendidikan Seks Anak yang Bisa Diajarkan Sesuai Usia?

pendidikan seks anak melaluit toilet training
Sumber: Canva
  • 0-2 tahun 

Saat masih usia 0-2 tahun, Moms bisa membantu anak untuk mempelajari nama-nama tubuhnya. Misal saat ia mandi, atau memakai baju Moms bisa sebutkan bagian tubuh dari mulai kepala, kaki, hingga alat kelaminnya.

Saat menggantikan popoknya, Moms juga sebisa mungkin membiasakan untuk meminta izin terlebih dahulu saat ingin membersihkan penis atau vagina nya. Sounding bahwa alat kelamin adalah privat yang tidak boleh disentuh siapa pun perlu dilakukan sejak usia ini.

  • 2-3 tahun

Kebanyakan anak usia 2-3 tahun sangat penasaran dengan tubuhnya sendiri dan tubuh anak lain. Mereka juga akan menyadari bahwa setiap orang memiliki tubuh yang berbeda pula. Anak akan sering bertanya, “Itu apa? Ini untuk apa?” Moms bisa menjawab dengan nama-nama anggota tubuh itu dan menjelaskan berbagai area privat yang tidak boleh disentuh siapa pun.

Di usia ini, Moms juga bisa mulai menjelaskan perbedaan laki-laki dan perempuan. Seperti, ciri-ciri laki-laki memiliki penis, kadang memiliki kumis dan berambut pendek, sedangkan perempuan memiliki vagina, payudara, dan dapat menstruasi ketika sudah besar.

  • 4-5 tahun

Anak usia 4-5 tahun adalah usia ketika mereka sering penasaran dari mana asal bayi. Biasanya di usia ini mereka sudah paham bahwa bayi berasal dari perut ibunya. Moms bisa berikan penjelasan simpel, bahwa bayi terbentuk memerlukan dua hal yaitu sperma dari Ayah dan sel telur dari Ibu.

Moms juga bisa menceritakan pengalaman ketika saat hamil dulu. Saat, sperma Dads dan sel telur Moms bertemu terbentuklah embrio (calon bayi) di situlah, Si Kecil mulai hidup di dalam perut Moms. Moms perlu mencukupi nutrisi hingga anak besar, dan jika sudah cukup umur, bayi dilahirkan melalui vagina atau proses operasi melalui perut. 

  • 6-8 tahun

Pada usia 6-8 tahun banyak anak yang tertarik dengan bagaimana cara bayi dibuat dan mungkin hal ini akan ditanyakan oleh Moms. Sebelum menjawab, Moms bisa coba bertanya pada Si Kecil “Menurutmu bagaimana?” Hal ini untuk mengetahui sejauh mana anak mengetahui informasi tersebut.

Kemudian, Moms bisa menjelaskan kembali, untuk menghasilkan bayi perlu mempertemukan sperma yang dihasilkan Dads dengan sel telur yang ada dalam rahim Moms. Moms bisa menjelaskan mengenai hubungan seksual secara ringan, seperti sperma dihasilkan melalui penis laki-laki dan sel telur ada di dalam rahim yang berada di vagina perempuan. Untuk membuat bayi, harus mempersatukan keduanya.

Namun perlu ditekankan bahwa hubungan seksual ini adalah kegiatan yang boleh dilakukan oleh orang dewasa yang sudah menikah dan tidak untuk dilakukan anak-anak karena berbahaya. 

  • 8 tahun +

Memasuki usia menuju remaja, atau beberapa anak yang sudah mulai menstruasi atau mimpi basah, perlu juga dipersiapkan mengenai pendidikan seks anak, dan yang terpenting Moms jangan panik ketika mendapati hal tersebut. Tetap ingat tips-nya, persiapkan selalu diri Moms!

Moms perlu menjelaskan di sini, alat reproduksi mereka sudah mulai aktif. Oleh karena itu, mereka harus menjaga diri dan tetap menjaga privasi dengan tidak memperbolehkan siapa pun mendapat akses menyentuh ataupun melihat tubuhnya tanpa izin. 

Moms juga bisa berikan beberapa informasi mengenai risiko-risiko melakukan hubungan seksual di bawah umur. Seperti penyakit menular seksual dan kehamilan yang tidak diinginkan dapat berdampak pada masa depannya nanti. Tetap tekankan, bahwa hubungan seksual dapat dilakukan ketika mereka dewasa nanti.

Kesimpulan

Mengajarkan pendidikan seks anak memang bukan pekerjaan yang mudah. Namun sekecil apa pun usaha yang Moms lakukan akan sangat berdampak besar pada anak di usia besarnya nanti. Jangan jadikan topik mengenai seks ini jadi hal memalukan dan tabu. Biarkan anak bicarakan hal ini hingga dia dewasa agar mereka selalu terbuka mengenai seks pada Moms dan Dads.

Pendidikan seks anak dapat membuat seseorang merasa tubuhnya berharga. Moms juga perlu menekankan beberapa tindakan memaksa yang membuat tubuh atau diri anak tidak nyaman adalah salah satu bentuk kekerasan dan perbuatan kriminal. Oleh karena itu, selalu semangat untuk menerapkan pendidikan seks anak ya, Moms!

Referensi

Raising Children Network (Australia). 2022. Sex education and talking with children about sex: 0-8 years (diakses 21 Januari 2024) | https://raisingchildren.net.au/school-age/development/sexual-development/sex-education-children

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

X