5 Bahaya Bulu Kucing Bagi Bayi yang Perlu Diwaspadai!

Bahaya Bulu Kucing Bagi Bayi

Memiliki hewan peliharaan seperti kucing memang menjadi hobi untuk sebagian besar orang. Namun, hati-hati dengan bahaya bulu kucing bagi bayi yang mengintai. Menurut jurnal CDC Emerging Infectious Diseases, berbagi tempat tidur dengan hewan peliharaan mungkin bisa membuat pemiliknya nyaman secara psikologis, namun hal ini juga berisiko menimbulkan masalah kesehatan. Lalu, apa saja bahaya bulu kucing yang bisa ditimbulkan? Simak di bawah ini!

5 Bahaya Bulu Kucing Bagi Bayi 

Ada beberapa bahaya bulu kucing bagi bayi yang sering tidak disadari banyak orang tua. Yuk, simak beberapa bahayanya berikut.

1. Menimbulkan Reaksi Alergi

Bahaya Bulu Kucing Bagi Bayi Menimbulkan Reaksi Alergi

Foto: canva.com

Bahaya bulu kucing bagi bayi adalah bisa menyebabkan reaksi alergi. Genetika berperan dalam memicu alergi, itu artinya anak lebih mungkin mengalami jika anggota keluarganya memiliki riwayat alergi kucing. Sistem kekebalan Si Kecil akan membuat antibodi yang akan melawat zat yang mungkin melukai tubuh mereka, seperti virus dan bakteri.

Pada bayi yang memiliki alergi, maka imun tubuh mereka akan salah mengira alergen sebagai sesuatu yang berbahaya dan membuat antibodi untuk melawannya. Hal ini yang menyebabkan gejala alergi seperti pilek, gatal, ruam kulit, dan asma. Alergin ini bisa berasal dari bulu kucing (kulit mati), air liur, dan urinnya.

Alergen bisa menyebabkan gatal dan pembengkakan pada selaput di sekitar hidung dan mata, biasanya menyebabkan radang mata dan hidung tersumbat. Beberapa kondisi juga menyebabkan ruam di leher, wajah, atau dada bagian atas.Reaksi-reaksi ini akan terjadi saat memasuki ruangan di mana kucing pernah berada di tempat itu, bahkan apabila jika kucing sudah tidak ada di situ.

2. Menyebabkan Cakar Kucing

Bahaya bulu kucing bagi bayi selanjutnya adalah bisa menyebabkan cakar kucing. Penularan bakteri Bartonella Henselae bisa berpindah kepada manusia melalui gigitan atau cakaran kucing. Umumnya gejalanya ditandai dengan kemunculan benjolan kecil dalam jangka waktu 10 hari. 

Benjolan tersebut bisa diikuti dengan gejala-gejala lain seperti muntah, mual, demam, menggigil, lelah, peradangan, dan rasa nyeri di bagian kelenjar getah bening. Benjolan ini diikuti dengan berbagai gejala seperti:

  • Demam
  • Mual
  • Muntah
  • Peradangan
  • Menggigil
  • Lelah
  • Nyeri dan bengkak pada kelenjar getah bening

Bagi anak yang memiliki daya tahan tubuh yang kuat, maka penyakit cakar kucing tidak berakibat serius. 

3. Toksoplasmosis

Kucing merupakan inang alami jenis parasit ini dan kotorannya bisa membawa jutaan telur parasit. Mengutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sebagian besar penderita toksoplasmosis tidak pernah memiliki gejala sama sekali. Namun, lebih dari 40 juta orang di Amerika Serikat mulai dari anak-anak hingga orang dewasa terinfeksi parasit ini.

Untuk wanita hamil, jika terinfeksi penyakit ini bisa membahayakan janin di dalam kandungan. Jika terinfeksi sebelum atau selama kehamilan, Moms bisa menularkannya kepada bayi (toksoplasmosis kongenital), bahkan apabila Moms sendiri tidak mengalami gejala. 

Bayi paling berisiko tertular toksoplasmosis saat Moms terinfeksi pada trimester ketiga. Banyak infeksi awal yang menyebabkan janin lahir dalam keadaan meninggal atau keguguran. Meski bertahan hidup pun, infeksi ini bisa menyebabkan masalah serius pada bayi, seperti pembesaran hati dan limpa, kejang, menguningnya kulit dan bagian putih mata, hingga infeksi mata yang parah.

4. Memicu Asma

Bahaya Bulu Kucing Bagi Bayi Memicu Asma

Foto: canva.com

Bahaya bulu kucing pada bayi selanjutnya adalah asma. Bulu hewan seperti bulu kucing dapat memicu asma. Alergen di dalam bulu hewan berasal dari protein sel kulit mati. Mereka biasanya datang dalam bentuk serpihan kulit kecil di rambut, nah serpihan ini yang bisa mengudara dalam bentuk debu. 

Meski sama dengan alergi debu, mereka yang menderita asma, reaksinya bisa sangat kuat. Serangan asma bisa mengancam jiwa bagi penderitanya. Mereka yang memiliki reaksi asma harus selalu menjauhi rambut atau bulu kucing maupun anjing. Jadi, memiliki hewan peliharaan saat anggota keluarga ada yang memiliki asma sangat tidak disarankan 

5. Menyebabkan Chagas

Penyakit chagas adalah bahaya bulu kucing bayi selanjutnya yang bisa terjadi. Chagas adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit protozoa. Hal ini biasanya karena kita mencium kutu dan serangga pengisap darah lainnya. Nah, hal ini terjadi saat menciumi kucing d rumah yang tidak terjaga kesehatannya. Bukan hanya itu, tingkat infeksinya juga lebih tinggi buat Moms yang tidur dengan kucing atau anjing.

Moms, itulah tadi beberapa bahaya bulu kucing bagi bayi yang perlu diwaspadai. Sesungguhnya bulu tidak secara langsung menjadi penyebab penyakit atau infeksi, namun bisa jadi media penyebarannya. Apalagi jika bayi sedang mulai belajar bereksplorasi pasti sangat penasaran dengan hewan yang satu ini. Karena kebiasaan bayi yang suka memasukan jari ke mulut, bisa membuat bakteri ikut berpindah melalui kontak tersebut. 

Nah, untuk Moms, yang punya peliharaan kucing di rumahnya jangan lupa untuk rajin membersihkan bulu kucing dengan vacuum rutin ya Moms, agar rumah terhindar dari debu, tungau dan berbagai bakteri penyebab penyakit.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

X