4 Mitos dan Fakta Bahaya Baby Walker, Simak Penjelasannya!

Bayi boleh naik baby walker

Pernahkah Moms mendengar tentang bahaya baby walker? Ini tentu menjadi pertimbangan Moms saat Si Kecil mulai berlajar berjalan. Tak cuma Moms, banyak orang tua ingin tahu kapan bayi mereka dapat segera berjalan, bagaimana cara melatihnya, dan dengan alat bantu apa. 

Namun, jangan terlalu terpaku pada angka. Perkembangan bayi normal dapat mulai berjalan pada usianya menginjak 9 bulan atau selambat-lambatnya 16 bulan. Ada banyak faktor menjawab kenapa Si Kecil belum dapat berjalan mandiri. Mulai dari fisik maupun psikisnya, yang mempengaruhi waktu kapan ia mulai berjalan.

Terkait dengan bahaya baby walker, yuk simak ulasannya di bawah ini.

Benarkah Ada Bahaya Baby Walker?

Benarkah Ada Bahaya Baby Walker?
Foto: Pexels.com/Keira Burton

Penggunaan alat bantu belajar jalan berupa tempat duduk yang dikitari roda-roda, atau dikenal sebagai baby walker, masih jadi perdebatan. Padahal, baby walker untuk belajar jalan ini cukup banyak dijual di pasaran.

Di Indonesia, para ahli telah memperingatkan bahaya baby walker tetapi belum ada larangan resmi dari pemerintah.

Misalnya, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) turut memperingatkan bahaya baby walker, dan menganjurkan pelarangan baby walker oleh pemerintah.

Selain luka akibat jatuh, berikut risiko baby walker menurut IDAI:

  • bayi dapat mencapai alat penghangat atau tempat api
  • bayi dapat mencapai lemari/laci yang berisi produk pencucian
  • bayi dapat mencapai minuman panas, ceret mendidih, seterika
  • bayi dapat mencapai ember atau baskom air

Dalam catatan dokter Irwanto yang dilansir di situs IDAI tersebut, ditegaskan bahwa baby walker tidak membantu bayi lebih cepat berjalan.

“Karena itu sebaiknya baby walker dilarang digunakan pada bayi-bayi yang baru belajar berjalan dan kalaupun terpaksa digunakan harus mendapat pengawasan yang ketat dari orang tua,” demikian salah satu baris tulisannya.

Bahaya baby walker juga diulas dalam studi yang dilansir Cleveland Clinic. Hasil riset itu menunjukkan bahwa  cedera kepala dan leher-termasuk patah tulang tengkorak- marak diderita bayi pengguna baby walker.

Desain melingkar, beroda, dengan kursi gantung di tengah untuk bayi duduki, menjadi sasaran kritik. 

“Anak-anak bisa sangat cepat dengan baby walker, mampu bergerak beberapa meter dalam hitungan detik, bahkan lebih cepat daripada orang dewasa yang berlari,” kata dokter anak Kimberly Giuliano, MD, di situs Cleveland Clinic.

Ia mengkhawatirkan, para bayi dengan posisi mereka yang juga tambah tinggi dengan baby walker, bisa menjangkau benda tajam atau panas.

Jika Moms mengandalkan baby walker untuk membuat bayi tetap di tempat aman selama Moms beraktivitas, pertimbangkan penggunaan playpen yang luas.

Tapi, meski direkomendasikan, Moms harus memastikan bahwa bayi tetap terlihat di playpen-nya selama kita beraktivitas.

Kekhawatiran lainnya adalah kemungkinan bayi terguling dari alat itu, akibat tersandung atau dorongan dari Si Kecil sendiri. Silakan bertanya kepada dokter pribadi untuk penjelasan lebih lanjut dan simak sejumlah mitos dan fakta ini.

Ketimbang baby walker, Moms mungkin bisa mempertimbangkan alat bantu bayi belajar berjalan lainnya.

4 Mitos dan Fakta Bahaya Baby Walker

4 Mitos dan Fakta Bahaya Baby Walker
Foto: Unsplash.com/smartdicson

Peneliti Dewan NHS Shetland, Inggris, mengungkapkan masih terdapat mitos di balik penggunaan baby walker yang diyakini para orang tua. Sehingga, tak heran penggunaannya masih menjamur dewasa ini.

Berikut yang mitos dan fakta seputar bahaya baby walker yang dapat kami rangkum dari jurnal yang mereka terbitkan:

1. Mitos 1

Mitos: Baby walker adalah tempat aman untuk saya meletakkan Si Kecil selama beberapa menit

Faktanya:

  • Menempatkan bayi di dalam baby walker seperti memberi seorang remaja sebuah Ferrari alias rentan kecelakaan
  • Baby walker yang memungkinkan bayi bergerak sangat cepat, bisa sangat memudahkan bayi menjangkau barang-barang berbahaya di rumah

2. Mitos 2

Mitos: Menggunakan baby walker akan membantu bayi saya untuk belajar berjalan

Faktanya:

  • Penelitian di British Medical menunjukkan bahwa penggunaan baby walker tidak terkait dengan pencapaian duduk atau berdiri
  • Justru baby walker terbukti menghambat perkembangan, karena bayi belajar cepat berjalan tanpa keterampilan keseimbangan yang tepat 

3. Mitos 3

Mitos: Menggunakan baby walker akan membantu perkembangan bayi saya

Fakta:

  • Studi juga menunjukkan bahwa bayi dengan baby walker, merangkak dan berjalan lebih lambat
  • Baby walker bisa mencegah anak mengalami fase merangkak sebelum berdiri dan berjalan
  • Akibat tidak seimbangnya kerja otak kanan dan kiri, yang biasanya berlangsung dalam proses belajar berjalan, mengurangi keterampilan anak
  • Merangkak adalah kegiatan penting dalam mendorong pola silang kinerja otak kanan dan otak kiri
  • Dengan baby walker, bayi kehilangan kesempatan untuk belajar yang penting keterampilan motorik dan persepsi, seperti jarak dan kedalaman, dan konsep keluar-masuk, atau di atas dan di bawah.

4. Mitos 4

Mitos: Menggunakan baby walker akan memperkuat kaki bayi

Fakta:

  • Baby walker mengganggu posisi alami anak 
  • Baby walker mengajari anak-anak untuk berlari di lantai menggunakan jari kaki 
  • Keseimbangan, otot, dan perkembangan sendi, dari lutut sampai pergelangan kaki bisa jadi masalah jangka panjang

Rekomendasi Ahli

Rekomendasi Ahli
Foto: Freepik.com

Setelah mengetahui bahaya baby walker, Moms perlu mengetahui rekomendasi ahli terkait mengajarkan Si Kecil untuk berjalan.

Dalam jurnal tersebut, direkomendasikan agar Moms melakukan kebiasaan-kebiasaan ini dalam melatih bayi berjalan, alih-alih menempatkan bayi di baby walker:

  • Tidak perlu buru-buru ingin anak dapat segera berjalan. Biarlah anak memiliki waktu yang cukup untuk mengembangkan otot, kekuatan, dan keseimbangan, semua bayi akan berjalan ketika mereka siap (biasanya antara 9-18 bulan). 
  • Tummy Time sebanyak mungkin. Sejak lahir, ahli menyarankan aktivitas dengan tengkurap sebanyak mungkin. Namun, perlu diingat bayi harus tidur dalam keadaan telentang. Tummy time adalah fondasi penting untuk semua keterampilan motorik, dan kekurangan tengkurap dapat memiliki dampak besar ke depannya.
  • Latihlah bayi berjalan dengan meletakkan karpet besar atau tikar anti slip di lantai. Biarkan bayi lebih sering bertelanjang kaki untuk mengeksplorasi kemampuannya. Pastikan bayi juga memiliki pegangan saat mereka belajar merangkak dan berjalan.
  • Pertimbangkan untuk membeli push walker, seperti kereta dorong yang cocok untuk bayi yang sudah berdiri, kendati belum cukup tegak

Semoga informasi mengenai bahaya baby walker ini bermanfaat Moms.

Baca Juga: Adakah Manfaat Baby Walker untuk Bayi? Simak Penjelasan Ahli!

Moms bisa beli beragam peralatan bepergian bayi, alat untuk membantu Si Kecil belajar jalan, di Supermom. Selamat berbelanja! 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

X