Sama seperti orang dewasa, bayi pun juga memerlukan air supaya tetap terhidrasi Moms. Tapi, kapan bayi boleh minum air putih ya?
Nah, jawabannya sendiri adalah tidak di bawah 6 bulan Moms. Selama ini sudah kita ketahui kalau ASI merupakan satu-satunya sumber nutrisi yang boleh diberikan kepada Si Kecil. Adanya susu formula pun hanya sebagai pendukung nutrisi setelah masa ASI eksklusif selesai.
Mengutip dari American Academy of Pediatrics, bayi yang sehat tidak membutuhkan air ekstra. ASI, susu formula, atau pun keduanya sudah menyediakan semua cairan yang dibutuhkan bayi.
Kapan Bayi Boleh Minum Air Putih?
Bayi yang baru berusia 0-6 bulan sama sekali tidak boleh diberi air putih Moms. Memberikan air putih atau menambahkan air ke ASI atau susu formula pada bayi kurang dari 6 bulan bisa menimbulkan berbagai risiko kesehatan seperti kurang minat menyusu, perut kembung, diare, kekurangan gizi, hingga hiponatremia.
Lalu, kapan bayi boleh minum air putih? Moms baru bisa memberikan Si Kecil air putih ketika sudah berusia 6 bulan atau sudah bisa mendapatkan MPASI. Saat usia ini Si Kecil memang butuh banyak energi dan cairan dari makanan atau minuman selain ASI.
ASI merupakan makanan bayi yang paling utama Moms selama enam bulan pertama kehidupan Si Kecil. ASI sudah mengandung 80 persen air, apalagi cairan ASI yang keluar awal. Sehingga pada kondisi ASI eksklusif, Si Kecil tidak memerlukan air putih supaya kebutuhan cairannya bisa terpenuhi.
Kapan Bayi Boleh Minum Air Putih dan Takarannya
Untuk memberikan air putih pun tidak bisa sembarangan Moms, ada takarannya. Untuk bayi berusia 6 bulan ke atas takaran air putihnya adalah 60 ml per hari. Sementara, bayi berusia 12 bulan ke atas boleh minum air putih sebanyak 450 ml per hari.
Takaran ini pun akan meningkat seiring bertambahnya usia Si Kecil. Kelebihan air putih bisa menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit seperti hiponatremia pada anak. Gejala yang timbul pada bayi yang mengalami keracunan air adalah muntah tanpa mual, penurunan kesadaran, mengantuk, kebingungan, dan kejang.
Tanda-tanda berikut juga disertai dengan Si Kecil yang lebih sering buang air kecil (lebih dari 8x), warna urine yang putih air saja, dan pembengkakan di lengan, wajah, atau kakinya.
Alasan Menunda Bayi Minum Air Putih Sampai 6 Bulan
Perut bayi masih cukup kecil yang hanya bisa menampung sekitar 1 sampai 2 sendok teh atau 5 hingga 10 mililiter (mL). Inilah alasan perutanya bisa cepat kosong dan itu sebabnya Si Kecil butuh lebih banyak makanan dalam periode 24 jam.
Moms harus mengisi perut Si Kecil hanya dengan ASI atau susu formula yang kaya akan nutrisi. Jadi, masuk akan Moms bahwa salah satu risiko memberi bayi air karena akan mengisi perut mereka dengan zat yang tidak berguna dan tidak menyisakan ruang untuk mineral, vitamin, lemak, dan kalori yang padahal sangat penting bagi perkembangan dan pertumbuhannya.
Walaupun perut bayi memang akan tumbuh selama 6 bulan pertama, namun bertahap. Ketika usianya menginjak 1 bulan, maka kapasitas perut mereka adalah sekitar 2,7 sampai 5 ons (80 hingga 150 mL). Sementara, ketika dirinya menginjak usia 6 bulan, maka bisa masuk sedikit air putih karena mereka sudah bisa menampung sekitar 7 ons (207 mL) sekaligus.
Walau bagaimanapun ASI dan susu formula masih sangat menghidrasi dan memberikan apa yang mereka butuhkan. Selain itu, berikut adalah alasan mengapa sebaiknya Moms menunda waktu minum air putih untuk Si Kecil:
- Memberikan air putih cenderung membuat Si Kecil kenyang dan membuatnya kurang tertarik untuk menyusui. Hal ini bisa berdampak pada penurunan berat badan dan juga peningkatan kadar bilirubinnya.
- Pemberian air putih untuk bayi baru lahir bisa menyebabkan keracunan air yang bisa mengencerkan kadar nutrisi di dalam tubuh bayi.
- Terlalu banyak air putih bisa menyebabkan ginjal mengeluarkan elektrolit, termasuk natrium sehingga menyebabkan ketidakseimbangan.
Memberikan air putih kepada bayi memang sah-sah saja Moms, tapi Moms perlu memperhatikan kapan bayi boleh minum air putih dan takarannya. Apabila Moms masih belum yakin kapan bayi boleh minum air putih dan bingung aturan pemberiannya maka jangan ragu ya untuk berkonsultasi ke dokter.