Tes kehamilan yang positif sering diikuti dengan kegembiraan datangnya anggota keluarga baru setelah 9 bulan. Namun ada kalanya kehamilan berakhir dengan berita mengecewakan akibat hamil anggur yang dialami.
Dalam kehamilan yang sehat, plasenta tumbuh di dalam rahim. Jaringan ini berguna untuk memberi makan bayi melalui tali pusar. Sayangnya dalam kasus ini, jaringan di rahim menjadi massa atau tumor abnormal, bukan plasenta.
Berikut ini, SuperMom berhasil merangkum serba-serbi hamil anggur mulai dari pengertian, gejala, penyebab, hingga cara mengatasi.
Baca juga: Mengenal Manfaat Kurma Bagi Ibu Hamil, Benarkah Bisa Melancarkan Persalinan?
Pengertian Hamil Anggur
Dikutip dari WebMD, terdapat dua jenis kehamilan ini, yaitu hamil anggur lengkap dan parsial.
Pada kondisi pertama, jaringan plasenta tidak normal dan membengkak serta tampak membentuk kista berisi cairan. Tidak hanya itu, jaringan juga tidak menunjukan pembentukan janin.
Pada jenis parsial, mungkin ada jaringan plasenta yang normal bersama dengan jaringan plasenta yang terbentuk secara tidak normal.
Kemungkinan lainnya adalah ditemukan pembentukan janin, tetapi jaringan ini tidak dapat bertahan hidup dan biasanya keguguran pada awal kehamilan.
Kondisi ini dapat memiliki komplikasi serius. Misalnya, bentuk kanker yang jarang terjadi dan memerlukan perawatan dini.
Baca juga: Rekomendasi Cemilan Bebas Pengawet Cocok Dikonsumsi Ibu Hamil
Gejala Hamil Anggur
Hamil anggur mungkin tampak seperti kehamilan normal pada awalnya. Akan tetapi, sebagian besar kehamilan ini menyebabkan tanda dan gejala tertentu, termasuk:
- Pendarahan vagina berwarna coklat tua hingga merah terang selama trimester pertama.
- Mual dan muntah yang parah.
- Kadang-kadang bagian vagina dari kista mirip anggur.
- Tekanan atau nyeri panggul.
Jika Moms mengalami tanda atau gejalanya, konsultasikan dengan dokter atau penyedia perawatan kehamilan Moms. Mereka mungkin mendeteksi tanda-tanda lain dari kehamilan yang Moms alami ini, yaitu:
- Pertumbuhan rahim yang cepat (rahim terlalu besar untuk tahap kehamilan yang sedang berlangsung).
- Tekanan darah tinggi.
- Preeklamsia (suatu kondisi yang menyebabkan tekanan darah tinggi dan terdapat protein dalam urin setelah 20 minggu kehamilan).
- Kista ovarium.
- Anemia.
- Tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme).
Dokter mungkin mengetahuinya saat mereka melakukan tes USG. Ini adalah perangkat yang menggunakan gelombang suara untuk melihat ke dalam rahim Moms.
Mereka juga dapat mendeteksi masalah melalui tes darah. Saat Moms hamil, kadar hormon HCG (human chorionic gonadotropin) meningkat. Jika Moms mengalami kasus kehamilan ini, kadar HCG sering kali jauh lebih tinggi dari yang seharusnya.
Baca juga: Lotion untuk Ibu Hamil yang Aman dan Nyaman Digunakan, Ini 5 Rekomendasinya
Penyebab Hamil Anggur
Kehamilan ini disebabkan oleh sel telur yang dibuahi secara tidak normal. Sel manusia biasanya mengandung 23 pasang kromosom. Satu kromosom di setiap pasangan berasal dari ayah, yang lain dari ibu.
Pada hamil anggur lengkap, sel telur kosong dibuahi oleh satu atau dua sperma, dan semua materi genetik berasal dari ayah. Dalam situasi ini, kromosom dari sel telur ibu hilang atau tidak aktif dan kromosom ayah diduplikasi.
Pada versi lainnya atau parsial, kromosom ibu tetap ada tetapi ayah menyediakan dua set kromosom. Akibatnya, embrio memiliki 69 kromosom, bukan 46.
Ini paling sering terjadi ketika dua sperma membuahi sel telur, menghasilkan salinan tambahan materi genetik sang ayah.
1. Faktor Risiko
Sekitar 1 dari setiap 1.000 kehamilan didiagnosis sebagai hamil anggur. Berbagai faktor terkait dengan kondisi ini, yaitu:
- Usia ibu. Kasus ini lebih mungkin terjadi pada wanita yang lebih tua dari usia 35 tahun atau lebih muda dari usia 20 tahun.
- Kehamilan anggur sebelumnya. Jika Moms pernah mengalami satu kali hamil anggur, kemungkinan besar kondisi yang sama akan berulang. Kemungkinan kehamilan ini berulang terjadi pada rata-rata 1 dari setiap 100 wanita.
2. Komplikasi
Setelah hamil anggur diangkat, jaringan mola mungkin tetap ada dan terus tumbuh. Ini disebut persistent gestational trofoblas neoplasia (GTN).
Hal ini terjadi pada sekitar 15%-20% dari hamil anggur lengkap dan hingga 5% dari hamil anggur parsial.
Salah satu tanda GTN persisten adalah tingginya tingkat HCG atau hormon kehamilan setelah diangkat. Dalam beberapa kasus, mola hidatidosa invasif menembus jauh ke dalam lapisan tengah dinding rahim, yang menyebabkan perdarahan vagina.
GTN persisten hampir selalu berhasil diobati dengan memanfaatkan kemoterapi. Namun, pilihan pengobatan lain adalah pengangkatan rahim (histerektomi).
Bentuk kanker GTN yang dikenal sebagai koriokarsinoma juga bisa berkembang, tetapi kecil kemungkinannya menyebar ke organ lain. Koriokarsinoma biasanya berhasil diobati dengan beberapa obat kanker.
Hamil anggur lengkap lebih mungkin mengalami komplikasi ini daripada versi parsial.
Baca juga: Cara Menjaga Kehamilan Muda Agar Tetap Sehat
Pencegahan Hamil Anggur
Jika Moms pernah mengalami kehamilan ini, bicarakan dengan dokter atau penyedia perawatan kehamilan sebelum memutuskan untuk hamil kembali. Dia mungkin merekomendasikan menunggu selama enam bulan sampai satu tahun sebelum mencoba untuk hamil.
Risiko kambuhnya terbilang rendah, tetapi potensinya lebih tinggi daripada wanita lainnya yang sebelumnya tidak memiliki riwayat kehamilan seperti ini.
Selama kehamilan berikutnya, dokter mungkin melakukan USG lebih awal untuk memantau kondisi Moms dan memastikan perkembangan berjalan normal. Moms juga harus inisiatif untuk melakukan tes genetik prenatal yang dapat digunakan untuk mendiagnosis potensi hamil anggur yang mungkin terjadi.
Baca juga: 8 Makanan Pereda Mual Saat Hamil yang Patut Dicoba
Itulah beberapa penjelasan tentang masalah hamil anggur yang mungkin diderita ibu hamil hingga lebih satu kali. Dokter mungkin menyarankan untuk tidak hamil lagi dalam waktu dekat atau menunggu hingga 1 tahun kemudian.