Cerita Dongeng Singa dan Tikus, Dongeng untuk Anak

Cerita Dongeng Singa dan Tikus

Dongeng, seperti yang disampaikan di dalam jurnal ini, ternyata memberikan sejumlah manfaat penting untuk anak-anak loh, Moms! Manfaat ini di antaranya adalah membantu perkembangan jiwa dan kreativitas anak dengan menumbuhkan sikap proaktif, memperkuat hubungan sosial, meningkatkan pengetahuan anak tentang hewan melalui cerita fabel, melatih konsentrasi, memperkaya kosakata, merangsang minat baca, dan mendorong berpikir kritis.

Anak-anak sering kali terpikat oleh dongeng, dengan cermat mendengarkan setiap aspek alur cerita dan observasi terhadap perilaku tokoh-tokohnya. Pernahkah Moms bercerita dongeng kepada anak-anak? Jika belum, ayo mulai tradisi itu agar anak-anak dapat menangkap makna mendalam dari setiap kisah yang dihadirkan.

Salah satu dongeng yang dapat Moms ceritakan kepada anak adalah cerita dongeng singa dan tikus, dua hewan dengan sifat yang bertolak belakang. Singa, yang cenderung pemarah dan senang berburu di hutan, membuat hewan-hewan lain merasa perlu untuk bersembunyi saat merasakan kehadirannya. Sebaliknya, tikus menunjukkan kepribadian yang pemberani meski memiliki tubuh yang kecil, mampu mengecoh pemangsa yang berencana memangsanya.

Cerita Dongeng Singa dan Tikus

Pada suatu hari, seekor tikus sedang berkumpul dengan para penghuni hutan lainnya. Mereka berbincang dengan diiringi tawa yang riang gembira hingga terdengar oleh seekor singa yang sedang beristirahat. Mendengar tawa tersebut, sang singa merasa kesal karena mereka telah mengganggu tidur siangnya yang sangat berharga.

Cerita Dongeng Singa dan Tikus
Ilustrasi Cerita Dongeng Singa dan Tikus | Generated by AI di Canva.com

Singa perlahan menyelinap dan menghampiri tikus dan penghuni hutan lainnya , ia berjalan secara perlahan dan bersembunyi di balik pepohonan. Singa menatap mereka dari kejauhan sembari menyeringai dan berbisik di dalam hati “aku akan kenyang malam ini hahahaha”

Lalu, tanpa sengaja singa menginjak sebuah ranting pohon. Sontak para penghuni hutan yang mendengarnya pun terkejut dan langsung melihat kearah sumber suara. Saat mereka menyadari bahwa ada seekor singa yang mengintai, mereka langsung berlari mencari tempat untuk bersembunyi.

Tidak seperti hewan-hewan lain yang berlari ketakutan saat melihat singa mendekat, sebaliknya, tikus tetap diam. Melihat perilaku yang tidak lazim itu, singa menjadi bingung dan bertanya pada tikus, “Mengapa kau tidak berlari seperti yang lainnya? Apakah kau tidak takut padaku?” Mendengar pernyataan dari Singa, tikus semakin mendekatinya.

“Kenapa aku harus takut dengan pengecut? Kau hanya berani memburu hewan yang lebih kecil dan lemah darimu”. Singa terkejut dan marah mendengar perkataan tikus. Ia menatap tikus sembari memajukan langkahnya, siap untuk melahap tikus.

Menyadari gerakan singa, tikus perlahan memundurkan langkahnya dan bersiap untuk melarikan diri. “Bagaimana bisa tubuhku yang kecil ini dapat membuatmu kenyang. Lagi pula, aku juga akan mengeluarkan semua racun yang ada di tubuhku dan menyebarkannya di perutmu jika kau memakanku”, seru tikus ketika wajah singa semakin mendekat, seolah-olah siap menelan tikus.

Mendengar ucapan tikus, singa terdiam sejenak. Ia mempercayai kata-kata tikus, sehingga ia memalingkan wajahnya sejenak, merenungkan konsekuensi jika racun itu tersebar di tubuhnya dan menyadari bahwa itu bisa membahayakan nyawanya. Setelah berpikir panjang, singa kembali menatap tikus, bersedia untuk bernegosiasi.

Namun, ia tidak melihat keberadaan tikus yang sebelumnya berada tepat di depannya. Singa merasa seperti tertipu oleh tikus, mengubah niatnya untuk melepaskan tikus menjadi amarah dan keinginan untuk menemukan tikus dan membalas dendam.

Selama dua hari, singa mencari tikus sambil mencari makanan di hutan. Meskipun telah menjelajahi hampir setiap sudut hutan, ia tetap tidak menemukan tikus. Masih dipenuhi amarah, singa tak kenal Lelah dan terus berupaya menemukan tikus untuk melampiaskan rasa dendamnya.

Sementara itu, Tikus tinggal dengan damai di rumah barunya yang terletak dekat dengan penghuni hutan lainnya. Di rumah barunya, terdapat berbagai macam makanan, sehingga Tikus tidak perlu pergi jauh ke hutan untuk mencari makanan. Tikus menikmati kehadiran rumah barunya yang memberikan kenyamanan dan membuatnya merasa aman tanpa merasa terancam.

Pada suatu hari, Tikus berfikir untuk mengelilingi hutan dan menemui teman-temannya yang amat ia rindukan. Tikus berjalan dengan santai sembari menghirup udara yang sangat segar. Sesekali ia bersenandung ria untuk mengisi keheningan di sepanjang jalan. Ia tak pernah menyadari bahwa singa sedang mencarinya untuk membalas dendam.

Di tengah perjalanan, Tikus merasa keheranan karena tidak sekalipun dia melihat para penghuni hutan yang berkeliaran. Ia mencoba mempercepat jalannya dan mendatangi tempat tinggal teman-temannya. Saat sampai di lokasi, Tikus mengetuk pintu rumah teman-temannya namun tidak ada yang keluar dari rumah.

Menyadari bahwa teman-temannya telah meninggalkan rumah, tikus langsung panik dan berlari tanpa arah yang pasti untuk mencari mereka, takut bahwa mereka mungkin menjadi mangsa binatang buas. Dalam kepanikannya, tikus berteriak memanggil teman-temannya, berharap akan ada yang merespons panggilannya. Sayangnya, tidak ada jawaban, dan tikus merasa kelelahan setelah berlarian selama satu jam.

Singa yang sedang mencari mangsa mendengar teriakan tikus dan segera mengikuti arah suara tersebut. Kini, ia memperhatikan tikus yang sedang membersihkan kakinya dari kejauhan. Tanpa ragu, singa meloncat menuju tikus. Terkejut melihat singa yang tiba-tiba muncul di depannya, Tikus langsung berlari tanpa arah, mencoba melarikan diri dengan secepat mungkin.

Sesekali, ia menoleh ke belakang untuk memastikan singa tidak mengejarnya. Setelah merasa singa sudah cukup jauh, tikus mendapatkan ide dan berlari menuju suatu tempat.

Ketika Tikus telah sampai di tempat yang ditujunya – rumah para serangga, memohon bantuan mereka untuk menjebak singa. Melihat tatapan ketakutan pada para serangga, Tikus berusaha meyakinkan mereka bahwa dengan bekerja sama, mereka dapat menghindari bahaya. Para serangga setuju dan segera merancang rencana sebelum kedatangan singa.

Para serangga pun setuju dan langsung menyusun rencana dengan cepat sebelum singa datang. Setelah jebakan selesai, tikus mengatakan kepada para serangga bahwa ia akan membalas kebaikan mereka, tikus dengan segera memerintahkan mereka untuk segera pergi. Mendengar itu, para serangga bergegas pergi dan meninggalkan tikus sendirian.

Setelah jebakan selesai dirakit, Tikus berjanji akan membalas kebaikan mereka dan meminta para serangga untuk segera pergi. Dengan cepat, para serangga meninggalkan Tikus sendirian. Tidak lama kemudian, Tikus melihat singa mendekat dan memanggilnya dengan penuh semangat. Singa merasa tertantang dan berlari mendekati Tikus.

Namun, ketika Singa sudah sangat dekat dengan Tikus, singa tiba-tiba tergelincir di tumpukan daun. Singa berusaha bangkit, namun ia tidak bisa akibat kakinya yang terasa sakit.

Tikus hanya menyaksikan kejadian tersebut tanpa menunjukkan reaksi apapun. Singa berteriak kesakitan, meminta bantuan dari tikus, namun upayanya sia-sia karena tikus tetap tidak bergerak dari tempatnya, hanya menatap singa yang merintih kesakitan. Singa terus memohon kepada tikus agar segera membantunya, tak kuasa lagi menahan rasa sakit di kakinya.

Setelah beberapa saat tanpa respon dari tikus, akhirnya tikus merasa kasihan. Ia memanggil penghuni hutan lainnya untuk datang dan membantu singa. Ketika para penghuni hutan tiba, alangkah terkejutnya tikus menyadari bahwa yang baru datang adalah teman-temannya yang sebelumnya hilang. Mereka menanyakan kejadian yang sedang terjadi. Tikus kemudian menceritakannya dengan penuh kegembiraan.

Setelah mendengarkan kisah tikus, teman-temannya setuju untuk membantu singa dan membawanya pulang. Sesampainya di rumah singa, tikus memberi nasihat pada singa, menyatakan ia harus berubah. “Jika kau tidak berbuat baik, hal seperti ini dapat terjadi lagi,” kata tikus dengan tegas. Singa terdiam dan meminta maaf kepada tikus dan teman-temannya.

Pesan Moral dari Cerita Dongeng Singa dan Tikus

Cerita Dongeng Singa dan Tikus
Ilustrasi Cerita Dongeng Singa dan Tikus | Generated by AI di Canva.com

Dari setiap kisah, termasuk cerita dongeng Singa dan Tikus, terdapat pesan moral yang tersembunyi. Setelah selesai membacakan cerita, Moms dapat memberikan penjelasan kepada anak mengenai pesan moral yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa pelajaran moral yang dapat diambil dari cerita dongeng Singa dan Tikus:

1. Persahabatan antar sesama

Di dalam dongeng ini ada pesan moral tentang persahabatan antara tikus dan para penghuni hutan. Kita diajarkan untuk berteman dengan siapapun tanpa memandang siapa mereka dan darimana mereka berasal.

2. Jangan meremehkan orang lain

Dalam dongeng ini, singa menunjukkan kebiasaannya, yakni merendahkan penghuni hutan lainnya. Jika kita mengadopsi sikap tersebut, orang lain dapat merasa bahwa kita sombong. Perbuatan buruk yang kita lakukan juga dapat berdampak negatif pada diri kita sendiri, mungkin dengan cara yang tak terduga.

Moms juga dapat membacakan dongeng lain seperti Dongeng Cinderella atau pun dongeng lainnya di dalam kedua artikel tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

X