Campak Pada Bayi: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

Campak Pada Bayi

Campak pada bayi merupakan salah satu infeksi virus serius yang disebabkan oleh virus dalam keluarga paramyxovirus. Biasanya campak ini memang sering menyerang anak dan tergolong pada penyakit yang sangat menular (infeksius).

Biasanya virus campak ini akan menginfeksi saluran pernapasan yang kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Indonesa sendiri menjadi salah satu negara dengan kasus campak terbanyak di dunia loh Moms. 

Tapi, Moms tidak perlu khawatir karena penyakit ini dikenal sebagai Morbili atau Measles dimasa termasuk gologngan penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi PD3I.

Beberapa orang menganggap kalau campak ini hanyalah ruam kecil dan demam yang akan hilang dalam beberapa hari. 

Namun, campak rupayanya juga bsia menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius loh Moms, apalagi pada Si Kecil yang berusia di bawah 5 tahun, bahkan bisa memicu kematian.

Penyebab Penyakit Campak

Seperti yang tdai telah disebutkan kalau penyakit campak mudah ditularkan, biasanya penyakit ini bisa ditularkan melalui udara, lewat percikan droplet air liut atau ingus yang keluar dari mulut dan hidung penderita ketika dirinya bersin, pilek, atau batuk tanpa menutup mulutnya.

Si Kecil bisa tertular campak saat menghirup udara yang terkontaminasi dengan droplet atau paparan kontak langsung dair cairan liur orang yang terinfeksi virus. 

Misalnya saja Moms sedang sakit campak dan tidak mencuci tangan setelah membuang ingus atau batuk, lalu memenag wajah Si Kecil atau bahkan menggendongnya. Maka, Si Kecil bisa tertular campak.

Ciri-Ciri Campak pada Bayi

ciri ciri campak pada bayi

 

Foto: canva.com

Ciri ciri campak pada bayi biasanya menunjukkan gejala dalam 7-14 hari setelahnya. Gejala penyakit campak ini tidak spesifik, bahkan bisa tanpa gejala. 

Namun, gejala umumnya mirip dengan gejala flu yakni demam, hidung tersumbat (pilek), pusing, mata merah, dan nyeri di persendian.

Ciri-ciri campak pada bayi umumnya ditandai dengan:

  • Demam lebih dari 38°C selama 3 hari atau lebih dan berakhir setelah 4-7 hari. Demam tinggi ini mungkin terjadi dalam 10-12 hari setelah tertular.
  • Batuk, mata merah, pilek, atau mata berair.
  • Muncuk bercak putih keabuan dengan dasar merah pada pipi bagian dalam yang disebut dengan Koplik’s spot.

Biasanya gejala-gejala tadi akan berlangsung selama 3-5 hari yang diikuti dengan munculnya ruam seperti bintik kemerahan agak menonjol dengan warna berbeda dari kulit normal. 

Biasanya ruam ini akan muncul pada muka dan leher, dimulai dair belakang telinga kemudian ke tengkuk leher. Setelah itu, menyebar ke lengan, kaki dan akhirnya ke seluruh badan.

Ruam biasanya akan bertahan selama 3 hari atau lebih di kisaran hari ke-4 hingga ke-7 akan demam. Saat ruam muncul, demam yang awalmbya ringan akan jadi semakin tinggi. 

Ruam lalu akan berakhir dalam 5-6 hari dan jadi berwarna seperti kehitaman.

Campak pada bayi dapat menularkan penyakitnya sejak kurang lebih 3 hingga 5 hari sebelum sakit, selama sakit, sampai seluruh ruamnya benar-benar berubah menjadi hiperpigmentasi Moms.

Lalu, Apakah Campak Pada Bayi Berbahaya?

Campak bisa menjadi masalah yang serius bagi semua kelompok umur Moms. Namun, pada anak yang berusia di bawah 5 tahun risiko kompilkasinya bisa jadi lebih tinggi dan bahkan berbahaya. 

Komplikasi campak yang sering terjadi pada Si Kecil misalnya seperti diare berat gizi buruk, dan infeksi telinga yang bisa menyebabkan gangguan pada pendengarannya.

Campak juga bisa menyebabkan komplikasi berbahaya seperti kebutaan. Bahkan, beberapa juga bisa mengalami komplikasi berat seperti radang paru (pneumonia) yang merupakan penyebab kematian terseding pada anak akibat campak ensefalitis (radang otak) yang bisa berakibat fatal.

Selain itu, ada juga risiko komplikasi campak pada bayi seperti subacute sclerosing panencephalitis (SSPE). Ini merupakan penyakit pada sistem saraf pusat yang fatal dikarenakan infeksi virus campak yang diderita saat masih kanak-kanak.

SSPE biasanya terjadi 7-10 tahun setelah anak menderita campak, meski sudah sembuh. Risiko SSPE ini lebih besar terjadi pada anak yang menderita campak di usianya kurang dari 2 tahun.

Untuk itu Moms, penyakit campak pada bayi tidak bisa disepelekan. Jika Si Kecil menunjukkan ciri -ciri campak pada bayi, maka sebaiknya segera bawa ke dokter atau rumah sakit supaya mendapatkan penanganan yang tepat.

Cara Mengobati Campak Pada Bayi

Sebenarnya tidak ada pengobatan spesifik untuk penyakit campak. Kebanyakan campak bisa sembuh dengan sendirinya jika daya tahan tubuh Si Kecil dalam kondisi yang prima. 

Pengobatan campak sifatnya memang hanya membantu mengurangi gejalanya dan mencegah komplikasi.

Pada bayi yang mengalami campak ringan, maka obat-obatan yang diberikan bisa membantu mengurangi gejala seperti:

  • Obat penurun panas sesuai dosis
  • Obat batuk anak sesuai dosis

Pastikan ya Moms bahwa Si Kecil terus mendapatkan cairan dari ASI atau air putih jika usianya lebih dari 6 bulan. Selain itu, pemberian vitamin A juga bisa membantu mengurangi risiko komplikasi dan kematian. 

Maka, penting pula bagi Moms untuk memberi MPASI yang mengandung vitamin A jika Si Kecil sudah berusia 6 bulan ke atas untuk membantunya memenuhi kebutuhan vitamin A hariannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

X