Apa Sih Daddy Issues? Cari Tau Penyebab dan Cara Mengatasinya

Daddy Issues

Pernahkah Moms mendengar istilah daddy issues? Dikenal juga dengan ‘father complex’ atau ‘dad complex’, daddy issues adalah sebuah konsep psikologis yang dialami oleh individu secara psikologis dan emosional karena hubungan mereka dengan ayah atau figur ayah.

Meskipun beberapa orang sering menyebutkan istilah ini, dilansir dari website Verywell Mind, daddy issues bukanlah diagnosis resmi masalah kesehatan mental. Namun meski demikian, Moms wajib mencari tahu penyebab, dampak daddy issues terhadap psikologis dan emosional anak, serta cara mengatasinya.

Penyebab Daddy Issues

Tumbuh bersama ayah adalah sebuah keistimewaan yang tidak bisa dimiliki oleh semua orang. Tidak dapat disangkal jika tumbuh dalam keluarga yang utuh, sehat secara emosional, dan harmonis merupakan anugerah yang luar biasa.

Selama masa kanak-kanak, beberapa anak memiliki hubungan yang jauh dengan ayahnya, tidak memiliki hubungan dengan ayah sama sekali atau terlalu dekat dengan sosok ayah sehingga memiliki hubungan yang tidak sehat. Ketiga situasi ini dapat berkontribusi terhadap berkembanganya daddy issues.

Memahami daddy issues memerlukan pendalaman yang mendalam terhadap akar masalahnya. Meskipun setiap anak memiliki akar masalah yang berbeda-beda terhdap daddy issues ini, namun ada banyak faktor yang berkontribusi.

1. Hubungan Ayah dan Anak

Hubungan ayah dan anak merupakan salah satu aspek penting dalam tumbuh kembang anak, serta dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap kesejahteraan emosional dan psikologis anak. Meskipun dekat dengan figur ayah adalah hal yang menyenangkan, namun dalam beberapa kasus, ikatan ini bisa menjadi rusak dan tidak sehat apabila melewati batas.

Hubungan antara ayah dan anak ini sering kali menjadi contoh pertama anak dalam menjalin hubungan interpersonal di luar keluarga, sehingga membentuk persepsi anak tentang bagaimana hubungan tersebut berfungsi.

Salah satu penjelasan mengenai berkembangnya hubungan ayah dan anak yang menjadi tidak sehat adalah saat tumbuh dewasa, ayah kerap memperlakukan anaknya lebih seperti teman atau pasangan. Sehingga hal ini dapat menyebabkan anak menjadi sasaran pelecehan mental, emosional, dan seksual.

2. Peran Ayah

Seperti halnya ibu, ayah memainkan peran penting dalam perkembangan emosional, psikologis, dan sosial anak-anak mereka. Ayah berkontribusi besar dalam membentuk anak tentang bagaimana cara anak memandang dunia, memiliki harga diri, dan membangun hubungan. Hubungan ayah-anak yang sehat dapat mengarah pada perkembangan emosi yang seimbang.

Namun, jika hubungan ayah dan anak mengalami ketegangan, hal ini dapat menimbulkan tekanan emosional, termasuk daddy issues. Secara tidak langsung artinya peran ayah tidak dirasakan oleh anak.

3. Absennya Sosok Ayah

Daddy Issues
Ketidakhadiran ayah tidak hanya dalam bentuk fisik, namun juga dalam bentuk emosional. Sumber : Canva

Ketidakhadiran seorang ayah dapat meninggalkan kekosongan besar dalam kehidupan seorang anak. Ketidakhadiran ini tidak hanya dalam bentuk fisik, namun juga emosional. Ketidakhadiran berupa fisik adalah dimana keberadaan ayah hilang seluruhnya atau sebagian dari kehidupan anak.

Sedangkan ketidakhadiran emosional adalah dimana ayah hadir secara fisik namun jauh secara emosional dengan anak, absennya sosok ayah ini menimbulkan perasaan terabaikan dan ditinggalkan yang akhirnya berkembang menjadi daddy issues.

4. Pelecehan Seksual

Pada hakikatnya, anak-anak meletakkan kepercayaannya kepada kedua orang tua, termasuk kepada ayah. Namun orang dewasa terkadang memanfaatkan kepolosan anak-anak dan melewati batas dengan melakukan pelecehan seksual yang berpotensi menyebabkan daddy issues di kemudian hari.

Pelecehan seksual menimbulkan perasaan yang rumit pada anak. Mereka ingin mencintai sosok ayah, namun mereka juga terluka terhadap perlakuan ayah tersebut. Anak-anak yang mengalami pelecehan sering kali menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi. Pelecehan seksual juga dapat menyebabkan mereka merasa malu, trauma masa kecil, penelantaran, meningkatkan risiko depresi dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD).

Dampak Daddy Issues Pada Anak

Masalah daddy issues ini bisa berdampak besar pada perkembangan emosi, perilaku, dan psikologis anak. Dampak ini juga bisa bertahan sangat lama hingga mereka menginjak usia dewasa. Berikut dampak paling umum dari daddy issues yang bias dialami oleh anak.

Dampak Emosional

Koneksi dan kasih sayang dari sosok ayah sangat berperan penting dalam membentuk kesehatan dan perkembangan emosi anak. Ketika ikatan ini hilang, anak-anak mungkin akan mengalami beberapa kesulitan berupa,

1. Kurang Percaya Diri

Penelitian menunjukkan jika anak-anak yang mengalami daddy issues akan memiliki harga diri yang lebih rendah dibanding anak-anak yang tidak mengalami daddy issues. Hal ini dikarenakan hadirnya sosok ayah dapat mengembangkan harga diri dan rasa percaya diri anak terhadap kemampuan mereka.

2. Kesulitan Mengatur Emosi

Kehadiran ayah ternyata memberi contoh kepada anak bagaimana cara mengatur dan mengendalikan emosi. Karena ayah kerap kali memberikan dukungan dan dorongan melalui tantangan. Jika ayah tidak hadir, yang akhirnya menyebabkan daddy issues, akan membuat anak cenderung mengalami kesulitan mengelola emosi seperti rasa marah, frustasi, dan rasa sedih.

3. Perasaan Ditinggalkan

Anak-anak yang ditinggalkan ayahnya baik secara fisik maupun emosional akan mengartikan ketidakhadiran ayah sebagai penolakan. Anak akan percaya bahwa mereka diabaikan karena kesalahan mereka. Sehingga hal ini dapat menimbulkan perasaan bersalah, menyalahkan diri sendiri, dan kesepian.

4. Masalah Hubungan

Anak yang tumbuh dengan kurangnya kasih sayang ayah lebih besar kemungkinan mengalami kesulitan untuk membangun sebuah hubungan. Mereka juga kesulitan untuk mempercayai orang sekitar mereka karena ketakutan akan ditinggalkan. Hal ini tentu akan membuat anak memiliki hungan tidak sehat dengan teman atau pasangannya kelak.

Dampak Perilaku

Selain berdampak pada emosi, daddy issues juga dapat berdampak pada perilaku anak di rumah maupun di sekolah. Dampak perilaku tersebut berupa,

1. Kenakalan

Anak-anak yang mengalami daddy issues sangat mungkin akan bertindak dengan cara memberontak untuk menyampaikan emosi dan rasa frustasinya, ini juga cara mereka untuk mendapatkan perhatian dari orang sekitarnya. Lalu hal ini akan berkembang menjadi kenakalan terutama saat remaja, yang berupa penggunaan narkoba, vandalisme, dan tindakan kriminal

2. Aktivitas Seksual Dini dan Kehamilan Remaja

Penelitian menunjukkan jika anak perempuan yang mengalami daddy issues lebih besar kemungkinan untuk melakukan aktivitas seksual dini dan hamil saat remaja. Hal ini dikarenakan rendahnya harga diri dan keinginan untuk mendapatkan kasih sayang dari sosok ayah.

Dengan sebab yang sama, hal ini juga berlaku untuk anak laki-laki yang lebih besar kemungkinan untuk melakukan aktivitas seksual dini dan menjadi ayah di usia remaja.

3. Kekerasan

Daddy issues pada anak dikaitkan dengan perlawanan, kekerasan, dan impulsif yang lebih tinggi pada anak-anak. Hal ini mungkin berasal dari perasaan ditolak yang dikombinasikan dengan emosi anak yang buruk. Anak laki-laki yang mengalami daddy issues akan menunjukkan tingkat perlawanan fisik lebih tinggi.

Dampak Psikologis

Selain dampak emosional dan perilaku, daddy issues juga dapat menimbulkan dampak psikologis, antara lain :

1. Depresi, Kecemasan, dan Masalah Kesehatan Mental Lainnya

Daddy Issues
Depresi yang dialami oleh anak-anak dengan masalah daddy issues. Sumber : Canva

Anak-anak yang mengalami daddy issues cenderung merasa kesepian, sedih, dan kurang puas dengan hidup mereka. Sehingga akan berujung mengalami penyakit mental seperti depresi, kecemasan, dan gangguan stres pasca-trauma.

2. Gangguan Hubungan

Daddy issues yang dialami anak-anak, lebih mungkin meyebabkan gangguan dalam menjalin hubungan. Mereka akan lebih sering bersitegang dengan keluarga, teman, guru atau pasangan karena ketidakmampuan mereka untuk mempercayai orang lain.

3. Prestasi Akademik yang Buruk

Penelitan menunjukkan jika anak-anak yang mengalami daddy issues akan mengalami penurunan kemampuan kognitif, prestasi pendidikan yang rendah, dan angka putus sekolah yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh campuran pengaruh emosional, perilaku, dan psikologis yang tak terkendali.

Dampak Jangka Panjang

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, dampak dari masalah daddy issues ini bisa bertahan lama hingga dewasa, meskipun dialami pada masa kanak-kanak. Berikut ini merupakan dampak jangka panjang dari daddy issues.

1. Masalah Hubungan yang Sedang Dijalani

Anak-anak yang sudah dewasa dan mengalami daddy issues, sering kali memiliki kepuasan yang lebih rendah dalam hubungan asmara. Anak yang mengalami daddy issues lebih bebsar kemungkinan memiliki pernikahan yang tidak stabil atau hubungan asrama yang tidak bertahan lama

2. Tantangan Dalam Mengasuh Anak

Sosok ayah harusnya hadir memberikan teladan atau pengetahuan mengasuh, terutama kepada anak laki-lakinya. Namun, anak-anak yang sudah dewasa dan mengalami daddy issues lebih sering kesulitan dalam mengasuh anak mereka sendiri karena kurangnya teladan, masalah keterikatan, dan trauma yang belum selesai.

3. Siklus yang Berulang

Anak laki-laki yang mengalami daddy issues lebih besar kemungkinan untuk melakukan hal yang sama kepada anaknya kelak ketika mereka dewasa. Ini dikarenakan tidak adanya teladan menjadi ayah yang positif, dan setiap generasi yang tumbuh tanpa keterlibatan ayah, akan cenderung melanggengkan siklus tersebut.

Cara Mengatasi Daddy Issues

Pertanyaan besar pasti telintas oleh Moms, bisakah daddy issues diatasi? Jawabannya tentu bisa. Karena melibatkan masalah psikologis dan emosional yang berdampak pada individu anak dan mempengaruhi hubungan pribadi, kesejahteraan individu, serta persepsi diri mereka, maka anak yang mengalami daddy issues dapat melakukan hal berikut,

1. Mencari Bantuan Terapis yang Berkualifikasi

Daddy Issues
Bantu anak untuk mengatasi masalah daddy issues dengan mencari dukungan dari profesional kesehatan mental. Sumber : Canva

Moms dapat membantu anak untuk mencari dukungan dari profesional kesehatan mental. Terapis dapat memberikan pemahaman, empati, dan saran yang dapat ditindaklanjuti. Hal ini diperlukan untuk menavigasi perjalanan mengatasi masalah daddy issues.

Dampak daddy issues terhadap hubungan pribadi, kepercayaan, harga diri, dan identitas tidak bisa dianggap remeh. Melalui bimbingan dan terapi profesional, anak dapat memperoleh wawasan berharga, mengembangkan strategi pencegahan yang efektif, dan berupaya menyembuhkan luka emosional mereka.

2. Lakukan Pendekatan Terapeutik

Ajak anak untuk melakukan berbagai pendekatan terapeutik, termasuk Terapi Perilaku Kognitif (CBT), terapi tsikodinamik, terapi kelompok, dan terapi keluarga, terapi ini dapat memberikan cara untuk mengatasi dan menyembuhkan masalah mendalam dari daddy issues yang dialami anak.

Setiap metode, mampu mengenali keadaan dan kebutuhan anak, serta memberikan pendekatan yang disesuaikan untuk mendukung proses penyembuhan mereka.

3. Berdamai dengan Diri Sendiri

Bantulah anak untuk berdamai dengan diri sendiri. Meskipun hal ini sulit untuk dilakukan, namun hal ini bisa dimulai dengan mengubah perspektif, mengembangkan diri, dan menerapkan strategi untuk menjalani hidup yang lebih sehat.

Dengan membangun hubungan yang lebih sehat, meningkatkan komunikasi, dan mengembangkan rasa welas asih, anak tentu dapat membentuk masa depan yang lebih cerah.

4. Konsisten

Dalam perjalanan mengatasi daddy issues, penting untuk Moms ingat bahwa kemajuan tidak selalu linier, dan kemunduran bisa saja terjadi. Namun, setiap langkah yang diambil menuju penyembuhan sangatlah penting. Kuncinya adalah tetap berkomitmen, dan Moms membantu anak untuk bertahan melewati kesulitan, serta menerima dukungan yang tersedia.

Mengatasi daddy issues memang membutuhkan ketekunan dan komitmen terhadap pertumbuhan diri anak. Ini adalah perjalanan refleksi diri, introspeksi, dan membangun hubungan yang lebih sehat. Melalui terapi dan ketekunan, anak dapat mencapai keberhasilan dalam proses penyembuhannya, menciptakan perubahan positif yang melampaui perjuangan awal mereka.

Namun beberapa anak yang mengalami daddy issues bisa berkembang dengan baik jika ada intervensi dan dukungan yang tepat. Ingatlah selalu, meskipun Moms tidak bisa mengubah masa lalu, Moms bisa membantu anak untuk mengubah cara mereka memandang masa kecil dan diri mereka sendiri.

Tentu saja, semua anak membutuhkan dan berhak mendapatkan keterlibatan aktif dari orang tua berupa kasih sayang, dukungan, dan pendampingan untuk mendorong tumbuh kembang mereka.

Referensi
  • “Daddy Issues” What is it actually?, PSYCHOLOGS, 12/12/23, https://www.psychologs.com/daddy-issues-what-is-it-actually/
  • Daddy Issues: Psychology, Causes, Signs, Treatment, Verywell Mind, 12/12/23, https://www.verywellmind.com/is-there-real-psychology-behind-daddy-issues-5190477
  • Daddy Issues: Understanding, Addressing and Overcoming, eTheraphyPro, 12/12/23, https://etherapypro.com/daddy-issues/
  • Daddy Issues: Exploring the Impact of Absentee Fathers, Medium, 12/12/23, https://medium.com/@webwonder/daddy-issues-exploring-the-impact-of-absentee-fathers-934c13a10c76

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

X