Berapa Lama Bayi Bertahan setelah Ketuban Pecah? Ini Jawabannya!

Berapa Lama Bayi Bertahan setelah Ketuban Pecah? Ini Jawabannya!

Pernahkah Moms mendengar kasus ketuban pecah? Ketuban pecah biasanya ditandai dengan air menetes ke kaki. Tetesan air ketuban yang keluar dari vagina biasanya terasa hangat.

Dalam kebanyakan kasus, selaput yang menahan cairan di dalam rahim pecah selama persalinan atau dalam 24 jam sebelum memulai persalinan. Namun, tidak menutup kemungkinan juga ketuban pecah dini atau premature rupture of membranes (PROM).

Dikutip dari Mediplus.gov, ketuban yang pecah dini dikatakan terjadi ketika ketuban pecah sebelum minggu ke-37 kehamilan. Lantas, jika ketuban pecah, berapa lama bayi bisa bertahan di rahim ibu? Cari tahu jawabannya di bawah ini.

Berapa Lama Bayi Bertahan setelah Ketuban Pecah?

Berapa Lama Bayi Bertahan setelah Ketuban Pecah?
Foto: Freepik.com/diana.grytsku

Berapa lama bayi dapat hidup setelah air ketuban pecah tergantung pada sejumlah faktor. Jadi sebenarnya tidak ada jawaban langsung dengan mempertimbangkan semua hal.

Dalam kasus di mana bayi prematur, mereka dapat bertahan hidup dengan baik selama berminggu-minggu dengan pemantauan dan perawatan yang tepat, biasanya di rumah sakit.

Dalam kasus di mana bayi berusia minimal 37 minggu, penelitian saat ini menunjukkan bahwa mungkin aman untuk menunggu 48 jam (dan terkadang lebih lama) hingga persalinan dimulai dengan sendirinya. Namun, sebagian besar bayi akan lahir dalam 24 jam setelah ketuban pecah.

Jika bayi tidak lahir dalam waktu yang cukup singkat setelah ketuban pecah, dokter mungkin akan merekomendasikan tindakan medis untuk mengeluarkan bayi, seperti persalinan caesar.

Kuncinya adalah pemantauan. Jika ketuban pecah dan Moms tidak mendapatkan perawatan medis, bayi dapat menghadapi beberapa risiko serius dan bahkan meninggal. Moms juga berisiko terkena infeksi dan komplikasi lainnya.

Terutama jika ketuban pecah dini. Perawatan medis segera dibutuhkan untuk menghindari infeksi dan risiko lainnya pada Moms dan Si Kecil.

Dampak Ketuban Pecah Dini

Dampak Ketuban Pecah Dini

Bayi memang bisa bertahan beberapa lama sebelum akhirnya lahir saat ketuban pecah. Namun, ternyata ada dampak yang bisa dialami oleh bayi dan Moms ketika ketuban pecah, terutama PROM.

Dampak dari bayi belum lahir ketika ketuban sudah pecah dapat berbeda-beda tergantung pada usia kehamilan dan kondisi ibu dan bayi. Namun, beberapa dampak yang mungkin terjadi seperti di bawah ini.

1. Infeksi

Ketuban pecah dapat menyebabkan infeksi pada ibu atau bayi. Infeksi dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, seperti sepsis atau meningitis.

2. Persalinan Prematur

Jika Moms mengalami pecah ketuban dini di usia kandungan setidaknya 34 minggu, persalinan mungkin disarankan untuk menghindari infeksi. Namun, jika tidak ada tanda-tanda infeksi atau masalah kesehatan janin, penelitian menunjukkan bahwa kehamilan dapat dibiarkan berlanjut dengan aman selama dipantau dengan cermat.

Bayi yang belum lahir ketika ketuban pecah memiliki risiko lebih tinggi untuk lahir prematur. Persalinan prematur dapat menyebabkan masalah kesehatan pada bayi, seperti masalah pernapasan atau masalah neurologis.

3. Kelainan Plasenta

Dikutip dari Mayo Clinic, komplikasi potensial yang bisa terjadi termasuk infeksi ibu atau janin, solusio plasenta yakni ketika plasenta terlepas dari dinding bagian dalam rahim sebelum melahirkan, dan masalah tali pusat. Bayi juga berisiko mengalami komplikasi akibat kelahiran prematur.

Plasenta yang rusak dapat menyebabkan masalah pada aliran darah antara ibu dan bayi, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi.

4. Komplikasi pada Ibu

Ibu yang mengalami PROM dapat mengalami masalah seperti perdarahan atau infeksi, yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan memerlukan perawatan medis.

5.  Persalinan dengan Tindakan Medis

Jika PROM terjadi, dokter biasanya mengambil tindakan persalinan caesar untuk mengeluarkan bayi dari rahim.

6. Bayi yang Lahir dengan Berat Badan Rendah

Bayi yang lahir dengan berat badan rendah dapat mengalami masalah pernapasan, masalah suhu tubuh, dan masalah lainnya yang memerlukan perawatan medis.

Itu sebabnya sangat penting untuk memantau kondisi ibu dan bayi setelah ketuban pecah dan segera menghubungi dokter jika ada tanda-tanda infeksi atau perubahan kondisi.

Cara Mencegah Ketuban Pecah Dini

Cara Mencegah Ketuban Pecah Dini

Untuk kasus tertentu, PROM bisa dicegah. Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari PROM.

1. Menjaga Kondisi Kesehatan Ibu

Ibu yang memiliki masalah kesehatan seperti infeksi, diabetes, atau tekanan darah tinggi memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami PROM. Sebaiknya menjaga kondisi kesehatan dengan baik dan segera mengobati masalah kesehatan yang terjadi.

Jika Moms memiliki riwayat penyakit tertentu, sebaiknya jauh sebelum hamil sudah didiskusikan dengan dokter untuk perawatan selama kehamilan. Ini akan mengurangi risiko Moms mengalami PROM.

2. Menghindari Aktivitas Berbahaya

Beberapa aktivitas seperti berat badan yang berlebihan, merokok atau mengkonsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko PROM. Menghindari aktivitas berbahaya akan membantu mengurangi risiko tersebut.

3. Menghindari Infeksi

Infeksi pada rahim atau saluran kemih dapat menyebabkan PROM. Sebaiknya menjaga kebersihan dan menghindari infeksi dengan cara yang sesuai.

4. Menjalani Skrining

Beberapa tes seperti USG dan amniocentesis dapat dilakukan untuk mengetahui risiko PROM. Tes ini dapat membantu mengidentifikasi masalah sejak dini dan mengambil tindakan yang sesuai.

5. Menjalani Perawatan yang sesuai

Dokter dapat merekomendasikan perawatan seperti pengobatan infeksi atau terapi steroid untuk mengurangi risiko PROM.

Perlu diingat bahwa tidak selalu ada cara untuk mencegah PROM dan beberapa kasus dapat terjadi tanpa alasan yang jelas. Namun dengan menjaga kondisi kesehatan yang baik dan segera menghubungi dokter jika ada tanda-tanda PROM, risiko dapat dikurangi.

Semoga informasi mengenai berapa lama bayi bertahan setelah ketuban pecah di atas bisa bermanfaat ya, Moms!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

X