Cari Tau: 5 Perbedaan Asuransi Syariah dan Konvensional

Perbedaan Asuransi Syariah dan Konvensional

Asuransi adalah salah satu produk financial yang kini banyak dipilih oleh masyarakat Indonesia. Namun sayangnya, masih banyak yang bingung perbedaan kedua asuransi ini. 

Asuransi dalam Islam pada hakekatnya merupakan konsep gotong royong. Sementara itu, bisnis asuransi dengan sistem konvensional didasarkan pada ketidakpastian, yang dilarang dalam masyarakat Islam berdasarkan prinsip Islam.

Akhirnya perlu adanya kejelasan perbedaan asuransi konvensional dan syariah. Terlebih, ada kesalahpahaman yang berlaku tentang bagaimana asuransi syariah hanyalah versi Islam dari asuransi konvensional, karena itu hanya tersedia untuk umat Islam.

Namun, hal tersebut ternyata tidak akurat. Asuransi yang menganut prinsip Islam ini menyediakan produk perlindungan yang serupa dengan asuransi konvensional seperti misalnya asuransi jiwa dan terbuka bagi siapa saja tanpa memandang agama atau kepercayaan.

campaign asuransi jiwa syariah supermom

Dapatkan Perlindungan Terbaik dengan

Asuransi Jiwa Untuk Keluarga Anda!

Penting untuk memastikan keamanan finansial keluarga Anda. Asuransi Jiwa memberikan perlindungan dan keamanan bagi keluarga Anda, tanpa terkait dengan agama atau keyakinan pribadi.

Jadilah ibu yang cerdas dan bijak, pilih Asuransi Jiwa untuk keluargamu. 

Bergabunglah Sekarang

Perbedaan Asuransi Syariah dan Konvensional

Prinsip Dasar adalah Perbedaan Asuransi Syariah dan Konvensional yang Utama
Foto: Freepik/rawpixel

Perbedaan kedua asuransi ini pada dasarnya ada dalam dalam prinsip dasar dan cara pengelolaannya. Kali ini, Supermom akan menjabarkan perbedaan asuransi syariah dan konvensional, seperti dikutip dari Comet Insurance:

1. Prinsip Dasar

Perbedaan yang utama adalah prinsip dasarnya. Asuransi syariah didasarkan pada prinsip-prinsip syariah Islam yang mengedepankan keadilan, transparansi, dan saling membantu. Akhirnya, hasil investasi yang diperoleh sering dibagi antara pemegang polis, baik secara kolektif dan atau individu dan dengan perusahaan asuransi, sesuai dengan ‘akad’ yang disepakati.

Bagi hasil asuransi syariah juga diatur secara proporsional, tidak merata, berdasarkan nilai kontribusi (premi) yang dibayarkan nasabah. Semakin besar nilai kontribusi maka semakin besar pula porsi keuntungan yang dapat diperoleh nasabah.

Sementara itu, asuransi konvensional didasarkan pada prinsip-prinsip kapitalis yang fokus pada profit dan pertumbuhan perusahaan. Hasil investasinya menjadi milik perusahaan asuransi, kecuali untuk produk asuransi yang mengandung unsur investasi. Dalam asuransi konvensional modern, vendor asuransi (perusahaan asuransi) menjual polis dan menginvestasikan hasilnya untuk keuntungan pemegang sahamnya, yang belum tentu pemegang polis.

Oleh karena itu ada disjungsi yang jelas antara pemegang polis dan pemegang saham. Pembayaran kepada pemegang polis dapat bervariasi tergantung pada kinerja keuangan, tetapi pengembalian positif minimum selalu dijamin secara kontraktual.

2. Dana Premi

Perbedaan yang kedua adalah dana preminya. Ketika berbicara syariah, individu memasuki perjanjian untuk berkontribusi pada dana yang berpotensi membantu mereka yang mengalami situasi yang tidak menguntungkan.

Dalam asuransi syariah, dana premi disebut tabarru’. Ini dianggap sebagai sumbangan atau kontribusi yang diberikan oleh peserta untuk membantu sesama peserta yang mengalami kerugian.

Sedangkan dalam asuransi konvensional, dana premi dianggap sebagai pendapatan perusahaan dan diinvestasikan untuk mendapatkan keuntungan. Polis asuransi konvensional dibeli sebagai keamanan finansial pribadi bagi seorang individu, dan perusahaan asuransi adalah penanggung risikonya.

3. Investasi

Unit investasi asuransi konvensional akan berinvestasi berdasarkan penilaian mereka tentang apa yang sesuai dengan profil mereka. Namun, investasi pada asuransi yang banyak dianut warga Muslim ini akan mengikuti prinsip yang ketat. 

Apa yang akan Anda investasikan, menjadi perbedaan asuransi syariah dan konvensional. Asuransi yang menganut prinsip Islam ini tidak dapat berinvestasi dalam segala hal yang mengandung unsur perjudian, ketidakpastian, atau praktik meminjamkan uang dengan tingkat bunga yang terlalu tinggi.

Hal tersebut sesuai dengan prinsip syariah yang mendukung hukum Islam. Sedangkan dalam asuransi konvensional, perusahaan dapat menginvestasikan dana premi pada berbagai sektor tanpa mempertimbangkan prinsip-prinsip etika dan moral. 

4. Keuntungan dan Pengembalian

Dalam asuransi syariah, keuntungan yang didapat dari pengelolaan dana asuransi dibagi antara peserta dan perusahaan sesuai dengan kesepakatan. Begitu juga kika ada uang tambahan karena tarif klaim yang rendah oleh asuransi syariah, itu akan dibagikan kepada peserta.

Sedangkan keuntungan dari investasi akan dibagikan baik kepada peserta maupun pemegang saham. Operator asuransi syariah menghasilkan uang melalui biaya kinerja atau dengan berbagi surplus.

Namun jumlah total pembayaran dari surplus yang diperoleh penyelenggara asuransi syariah tidak boleh melebihi jumlah yang dibayarkan kepada peserta asuransi syariah. Namun di bawah asuransi konvensional, uang dan keuntungan tambahan menjadi milik pemegang saham perusahaan asuransi. Ini juga menjadi perbedaan dua asuransi tersebut yang paling terasa. 

5. Kepemilikan

Perbedaan asuransi syariah dan konvensional lainnya adalah kepemilikan. Dalam asuransi syariah, peserta dianggap sebagai pemilik bersama dari dana asuransi dan mempunyai hak suara dalam pengambilan keputusan terkait pengelolaan dana asuransi.

Sedangkan dalam asuransi konvensional, perusahaan merupakan pemilik dana asuransi dan pengambilan keputusan dilakukan oleh manajemen perusahaan.

Mengapa Muslim Kerap Disarankan Memilih Asuransi Syariah

Mengapa Muslim Disarankan Memilih Asuransi Syariah
Foto: Freepik

Berdasarkan perbedaan asuransi syariah dan konvensional di atas, asuransi konvensional seringkali tidak sesuai dengan hukum Syariah karena memasukkan tiga unsur berikut ini, yaitu:

1. Gharar

Unsur ketidakpastian dalam kontrak. Kontrak harus jelas, dan tidak boleh ada ambiguitas. 

2. Riba

Unsur kepentingan. Dalam asuransi, tertanggung membayar premi, yang digunakan perusahaan asuransi untuk menutup klaim dan menghasilkan keuntungan.

Penanggung menghasilkan keuntungan yang dijamin, terlepas dari apakah ada klaim.

3. Maisir

Unsur perjudian. Tertanggung berjudi bahwa ia akan mengalami kecelakaan atau harta bendanya akan rusak, sedangkan penanggung berjudi bahwa ia tidak akan mengalami kecelakaan atau harta bendanya tidak akan rusak.

Ketiga elemen tersebut, mengapa asuransi syariah dinilai lebih cocok bagi umat Islam yang ingin mendapatkan asuransi yang sesuai dengan keyakinan agama mereka.

Perbedaan asuransi syariah dan konvensional secara umum adalah asuransi syariah menawarkan produk-produk yang lebih transparan, adil, dan mengedepankan kepentingan bersama. Sementara itu, asuransi konvensional lebih fokus pada pertumbuhan perusahaan dan keuntungan finansial.

Namun, pilihan antara asuransi syariah dan asuransi konvensional bergantung pada preferensi dan kebutuhan masing-masing individu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

X