Moms mungkin sudah tidak asing dengan penyakit cacar air. Penyakit ini umumnya diderita saat seseorang berusia kanak-kanak. Tidak jarang juga ada cacar air pada bayi.
Cacar air adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus varicella-zoster. Sejak ditemukan vaksin cacar air pada 1995, wabah ini sudah jarang ditemukan lagi. Namun, tidak menutup kemungkinan akan tetap dialami oleh Si Kecil, bahkan di usia bayi.
Penyebab Cacar Air pada Bayi
Cacar air pada bayi memang lebih berpotensi terjadi mengingat bayi tidak dapat menerima vaksin sampai mereka berusia setidaknya 12 bulan. Si Kecil dapat terkena cacar air jika terpapar, tetapi mereka mungkin memiliki kasus yang lebih ringan jika memiliki kekebalan pasif.
Kekebalan pasif adalah ketika ibu memberikan kekebalannya sendiri ke bayinya selama trimester terakhir kehamilan dan saat menyusui. Bayi juga bisa mendapatkan cacar air dari ibu mereka jika dia tertular selama atau setelah kehamilan.
Karena kekebalan pasif tidak langsung muncul, bayi yang tertular cacar air dari ibu mereka saat lahir dapat menjadi sakit parah.
Bayi juga dapat tertular cacar air dari seseorang yang menderita herpes zoster jika mereka bersentuhan langsung dengan cairan yang keluar dari lepuh ruam. Virus yang sama yang menyebabkan cacar air menyebabkan herpes zoster.
Gejala Cacar Air pada Bayi
Seperti apa gejala cacar air pada bayi? Ada beberapa gejala yang perlu Moms perharikan. Berikut di antaranya:
- Demam 38,3-38,9 derajat Celsius
- Tidak nafsu makan
- Batuk
- Rewel
- Kelelahan
- Tidur lebih dari biasanya
Gejala-gejala ini mungkin mulai satu atau dua hari sebelum ruam cacar air mulai muncul. Ruam merah yang sangat gatal sering mulai terlihat di badan, perut, kulit kepala, atau wajah. Ruam menyeluruh kemudian mengikuti.
Ruam mungkin ringan atau parah. Itu terjadi dalam gelombang berturut-turut selama dua hingga empat hari. Sebanyak 200 hingga 500 benjolan gatal akhirnya meletus di sekujur tubuh.
Ruam cacar air memiliki beberapa tahap. Dimulai sebagai benjolan merah kecil. Selama beberapa hari, benjolan menjadi lepuh berisi cairan. Ketika lepuh pecah, mereka bocor dan menyerupai luka terbuka. Lepuh kemudian mulai berkeropeng dan sembuh.
Cacar air dapat berlangsung dari 5 hingga 10 hari. Karena ruam muncul secara bergelombang, biasanya muncul benjolan, lepuh, luka terbuka, dan koreng pada saat yang bersamaan.
Promo Perawatan Tubuh Si Kecil
Tanda Bayi Harus Dibawa ke Dokter
Jika curiga Si Kecil menderita cacar air, Moms harus menghubungi dokter anak, meskipun ruam dan gejalanya ringan.
Pastikan untuk memberi tahu dokter anak jika Si kecil memiliki gejala berikut. Mereka mungkin menunjukkan komplikasi:
- Demam 38,9 derajat Celsius atau lebih
- Ruam di satu atau kedua mata
- Ruam yang terasa hangat saat disentuh
- Kantuk yang ekstrem atau ketidakmampuan untuk bangun
- Leher kaku
- Batuk parah
- Muntah
- Detak jantung cepat
- Kesulitan bernapas
- Tremor otot
Cara Mengobati Cacar Air pada Bayi
Karena cacar air disebabkan oleh virus, penyakit ini tidak bisa diobati dengan antibiotik. Namun, jika infeksi bakteri terjadi di sekitar lepuh, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik untuk membantu membersihkannya. Menggaruk atau menggosok dapat menyebabkan infeksi jenis ini.
Moms dapat mencegah infeksi bakteri berkembang dengan memasangkan sarung tangan di tangan Si Kecil dan menjaga kukunya tetap pendek. Pastikan memotongnya dengan gunting kuku bayi yang aman. Pastikan untuk tidak menggosok kulit mereka setelah mandi. Tepuk-tepuk hingga kering untuk mengurangi iritasi pada ruam.
Jika Si Kecil berisiko mengalami komplikasi, dokter mungkin akan meresepkan obat antivirus. Ini mungkin diperlukan jika Si Kecil lahir prematur atau jika mereka mengalami gangguan pada sistem kekebalan.
Perawatan lain untuk cacar air yang disarankan, antara lain:
- Membantu mengurangi gatal dengan lotion kalamin dan mandi oatmeal
- Biarkan bayi banyak istirahat
- Jaga agar bayi tetap terhidrasi
Cara Mencegah Cacar Air pada Bayi
Lanta, bagaimana cara mencegah cacar air pada bayi? Moms bisa memberikan Si Kecil vaksin setelah usianya menginjak 12 bulan. Menurut Vaccines.gov, vaksin cacar air sekitar 94 persen efektif setelah dosis kedua.
Bayi di bawah 1 tahun tidak bisa mendapatkan vaksin. Ini diberikan kepada balita mulai usia 12 bulan. Efektivitas dosis vaksin pertama menurun beberapa setelah lima tahun sehingga anak-anak butuh suntikan booster di usia antara 4 sampai 6 tahun.
Bayi atau balita yang belum menerima vaksinasi harus dijauhkan dari penderita cacar air atau herpes zoster.
Itulah beberapa hal yang perlu Moms ketahui tentang cacar air pada bayi. Jika Si Kecil menunjukkan salah satu gejalanya, segera konsultasikan dengan dokter ya. Jika orang di sekitar Si Kecil ada yang menderita cacar air, sebaiknya jauhkan Si Kecil dari orang tersebut.
Setelah berusia lebih dari 12 bulan, segara berikan vaksinasi cacar air dan mengulangnya di usia antara 4 dan 6 tahun. Semoga informasinya bermanfaat ya, Moms!
Bermanfaat sekali