Moms tentu tahu bahwa imunisasi anak adalah proses pembentukan imun atau sistem kekebalan tubuh untuk mencegah anak-anak dari beberapa penyakit berbahaya. Salah satu caranya adalah pemberian vaksin atau memaparkan kuman secara terkendali pada Si Kecil.
Dengan begitu, imunisasi anak mengajari tubuh mereka untuk mengenali dan melawannya. Sebelum disetujui untuk digunakan, vaksin harus melalui pengujian bertahun-tahun untuk memastikan vaksin berfungsi dan aman. Imunisasi memang jadi salah satu cara meningkatkan imun tubuh Si Kecil.
Biasanya, sebagian besar pilihan vaksin untuk imunisasi anak ini telah direkomendasikan dan diberikan secara gratis oleh pemerintah. Berikut ini, Supermom merangkum manfaat dan juga berbagai jenis vaksinasi yang harus diambil oleh Si Kecil mulai dari bayi 0 bulan hingga 5 tahun.
Manfaat Imunisasi Anak
Vaksin atau imunisasi masa kanak-kanak bisa terasa berlebihan ketika Moms menjadi seorang orang tua baru. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan jadwal vaksin untuk anak usia 0-5 tahun yang mencakup sekitar 13 penyakit berbeda.
Moms harus tahu bahwa imunisasi anak tidak hanya melindungi anak Moms sendiri dari penyakit mematikan, seperti polio, tetanus, dan difteri. Akan tetapi, vaksin atau imunisasi juga melindungi anak-anak lain dengan menghilangkan atau sangat mengurangi penyakit berbahaya yang dulunya menular dari anak ke anak.
Dikutip dari Stanford Children’s, vaksin adalah kuman penyebab penyakit dalam versi mati atau dilemahkan.
Ketika anak-anak terpapar penyakit dalam bentuk vaksin, sistem kekebalan tubuh mereka mampu membangun antibodi. Antibodi inilah yang melindungi Si Kecil jika tertular penyakit yang sebenarnya.
Selama bertahun-tahun, vaksin telah menimbulkan beberapa kontroversi mengenai keamanannya. Akan tetapi, tidak ada bukti yang meyakinkan tentang bahaya yang ditemukan tersebut.
Anak-anak dapat memiliki reaksi terhadap vaksin apa pun. Hal yang penting untuk diketahui adalah bahwa manfaat imunisasi anak jauh lebih besar daripada kemungkinan efek sampingnya.
Jadwal Imunisasi Anak
Sebagian besar jadwal imunisasi wajib bayi dapat selesai pada usia 5 tahun. Banyak vaksin diberikan lebih dari sekali, pada usia yang berbeda, dan dalam kombinasi. Ini berarti Moms harus menyimpan catatan vaksinasi Si Kecil dengan cermat.
Dokter anak Moms, rumah sakit atau puskesmas, akan memberikan buku kesehatan ibu dan anak. Dalam buku tersebut, Moms bisa melihat catatan imunisasi anak Moms yang sesuai dengan anjuran IDAI.
Berikut ini adalah jadwal dan juga keterangan imunisasi anak usia 0-5 tahun yang harus Moms berikan untuk Si Kecil, yaitu:
1. Vaksin Hepatitis B (HB) monovalen
Sebaiknya diberikan kepada bayi segera setelah lahir sebelum berumur 24 jam dan didahului penyuntikan vitamin K1 minimal 30 menit sebelumnya, vaksin hepatitis B adalah bagian dari imunisasi bayi 1 bulan.
Bayi dengan berat lahir kurang dari 2000g, sebaiknya menunda imunisasi anak hepatitis B sampai berumur 1 bulan atau lebih, Namun pada ibu HBsAg positif dan bayi bugar, beri imunisasi HB segera setelah lahir, tetapi tidak dihitung sebagai dosis promer.
Bayi lahir dari ibu HBsAg positif, segera berikan vaksin HB dan immunoglobulin hepatitis B(HBlg) pada ekstremitas yang berbeda, maksimal dalam 7 hari terakhir setelah lahir. Imunisasi HB selanjutnya diberikan bersama DTwP atau DTaP.
2. Vaksin polio 0 (nol)
Sebaiknya diberikan segera setelah lahir. Apabila lahir di fasilitas kesehatan berikan bOPV-0 saat bayi pulang atau pada kunjungan pertama.
Selanjutnya berikan bOPV atau IPV bersama DTwP atau DTaP. Vaksin IPV minimal diberikan 2 kali sebelum berumur 1 tahun bersama DTwP atau DTaP.
3. Vaksin BCG
Vaksin ini sebaiknya diberikan segera setelah lahir atau sesegera mungkin sebelum bayi berumur 1 bulan. Bila berumur 3 bulan atau lebih, BCG diberikan bila uji tuberculin negative.
Bila timbul reaksi lokal yang cepat pada minggu pertama, lakukan pemeriksaan lanjutan untuk diagnosis tuberculosis.
4. Vaksin DPT
Dapat diberikan mulai umur 6 minggu berupa vaksin DTwP atau DTaP. Vaksin DTaP diberikan pada umur 2,3,4 bulan atau 2,4,6 bulan.
Booster pertama diberikan pada umur 18 bulan. Booster berikutnya diberikan pada umur 5-7 tahun atau pada program BIAS kelas 1.
5. Vaksin pneumokokus (PCV)
Vaksin PCV masuk dalam kategori imunisasi bayi 2 bulan yang diberikan pada anak umur 2, 4 dan 6 bulan dengan booster pada umur 12 – 15 bulan. Jika belum diberikan pada umur 7-12 bulan, berikan PCV 2 kali dengan jarak 1 bulan dan booster setelah umur 12 bulan dengan jarak 2 bulan dari dosis sebelumnya.
Jika imunisasi wajib anak 2 tahun ini belum diberikan pada umur 1-2 tahun, berikan PCV 2 kali dengan jarak minimal 2 bulan. Jika belum diberikan pada umur 2-5 tahun, PCV10 diberikan 2 kali dengan jarak 2 bulan, PCV13 diberikan 1 kali.
Baca Juga: Ini 5 Manfaat Minum Air Putih untuk Kesehatan, Apa Saja?
6. Vaksin rotavirus monovalen
Diberikan 2 kali, dosis pertama mulai umur 6 minggu, dosis kedua dengan interval minimal 4 minggu harus selesai pada umur 24 minggu.
7. Vaksin rotavirus pentavalen
Vaksin ini diberikan 3 kali, dosis pertama 6-12 minggu, dosis kedua dan ketiga dengan interval 4 sampai 10 minggu, dan arus selesai pada umur 32 minggu.
8. Vaksin influenza
Imunisasi anak untuk Influenza ini diberikan mulai umur 6 bulan, diulang setiap tahun. Pada umur 6 bulan sampai 8 tahun imunisasi pertama 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu. Umur > 9 tahun, imunisasi pertama 1 dosis.
9. Vaksin MR/MMR
Pada umur 9 bulan, berikan vaksin MR. Bila sampai umur 12 bulan belum mendapat vaksin MR, dokter dapat diberikan MMR. Umur 18 bulan berikan MR atau MMR. Umur 5-7 tahun berikan MR (dalam program BIAS kelas 1) atau MMR.
10. Vaksin Japanese encephalitis (JE)
Vaksin JE diberikan mulai umur 9 bulan di daerah endemis atau yang akan bepergian ke daerah endemis. Untuk perlindungan jangka panjang, dokter dapat memberikan booster 1-2 tahun kemudian.
11. Vaksin Varisela
Diberikan mulai umur 12-18 bulan. Pada umur 1-12 tahun, Si Kecil diberikan 2 dosis dengan interval 6 minggu sampai 3 bulan. Umur 13 tahun atau lebih dengan interval 4 sampai 6 minggu.
12. Vaksin hepatitis A
Diberikan 2 dosis mulai umur 1 tahun dan dosis ke-2 diberikan 6 bulan sampai 12 bulan kemudian.
13. Vaksin Tifoid polisakarida
Vaksin ini diberikan mulai umur 2 tahun dan diulang setiap 3 tahun.
Dikutip dari Kids Health, American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar anak-anak mendapatkan vaksin kombinasi (bukan vaksin tunggal) bila memungkinkan.
Banyak imunisasi anak yang ditawarkan dalam kombinasi untuk membantu menurunkan jumlah suntikan yang didapat anak. Ini telah terbukti sangat aman.
Sejak bayi lahir, sistem kekebalan tubuh mereka terpapar kuman yang tak terhitung jumlahnya setiap hari. Beberapa vaksin kombinasi juga sangat mudah untuk ditangani oleh sistem kekebalan tubuh.
Perlu diingat juga, salah satu efek samping umum dari imunisasi anak adalah pembengkakan di tempat suntikan, nyeri, dan demam. Diskusikan efek samping ini dengan dokter dan tanyakan gejala apa yang harus ditangani dengan cepat.