7 Hormon Kehamilan yang Berpengaruh Terhadap Tumbuh Kembang Si Kecil. Sudah Tahu Moms?

Hormon Kehamilan

Selama kehamilan tubuh Moms akan mengalami beberapa perubahan, termasuk dengan perubahan hormonal. Nah, ada beberapa hormon kehamilan yang berperan selama proses kehamilan Moms.

Hormon sendiri merupakan zat alami yang diproduksi tubuh dengan perannya dalam menyampaikan pesan antara organ dengan sel serta memiliki fungsinya bagi tubuh.

7 Hormon Kehamilan

7 Hormon Kehamilan

Ketika hamil, berbagai hormon di dalam tubuh Moms akan mengalami perubahan dan memengaruhi satu sama lainnya. Tak terkecuali dengan hormon kehamilan yang sangat berperan penting dalam mendukung kehamilan yang sehat baik bagi Moms maupun janin di dalam kandungan. 

Berikut adalah beberapa hormon kehamilan beserta dengan fungsinya yang perlu Moms ketahui 

1. Human chorionic gonadotropin hormone (hCG)

Human chorionic gonadotropin hormone merupakan hormon kehamilan yang diproduksi di plasenta. Hormon ini sering dijadikan acuan positif kehamilan pada test pack. Hormon hCG berfungsi menjaga kehamilan dan perkembangan janin.

Selain itu, hormon ini juga berfungsi menebalkan lapisan rahim dan menghentikan menstruasi. Adanya hormon ini bisa memicu produksi hormon estrogen dan progesteron. 

Melansir dari Cleveland Clinic, hormon hCG terbantu di hari ke-11 pembuahan dengan nilai tertingginya di akhir trimester pertama atau sekitar usia kandungan 10 minggu.

Untuk itu, hormon ini bisa menjadi salah satu penyebab ibu hamil mengalami muntah dan mual selama awal masa kehamilan.

Kadar hCG rendah adalah sesuatu yang normal pada kehamilan yang masih muda. Namun, ini juga bisa menjadi tanda dari:

  • Blighted ovum atau hamil kosong
  • Kehamilan ektopik
  • Keguguran
  • Kematian bayi

Sementara itu, kadar hCG yang sangat tinggi bisa jadi pertanda dari: 

  • Hamil anggur
  • Hamil kembar atau lebih
  • Sindrom down
  • Pertumbuhan abnormal pada rahim.

2. Human placental lactogen (hPL)

Human placental lactogen merupakan hormon yang diproduksi oleh plasenta sejak kehamilan Moms menginjak usia 2 minggu. Hormon yang juga dikenal dengan human chorionic somatomammotropin ini berperan dalam menyiapkan kebutuhan nutrisi janin.

Untuk itu, hormon kehamilan ini berkaitan dengan berat badan bayi ketika lahir. 

Selain itu, hormon kehamilan ini juga merangsang kelenjar susu di payudara untuk memproduksi ASI hingga nanti masa menyusui tiba.

3. Progesteron

Hormon kehamilan ini sebenarnya sudah ada dari sebelum hamil, namun kadarnya akan meningkat saat hamil.

Meningkatnya hormon ini akan memicu munculnya rambut-rambut halus di bagian perut atau payudara, merasa mulas, mual, pusing, hingga sembelit yang menjadi tanda-tanda hamil

Meski membawa efek yang kurang menyenangkan, namun pada awal kehamilan hormon progesteron sangat berfungsi untuk kehamilan, yakni:

  • Merangsang penebalan lapisan rahim terdalam (endometrium)
  • Membantu pembentukan plasenta
  • Meningkatkan aliran darah ke rahim

Lalu, ketika hormon progesteron mulai diproduksi plasenta, tepatnya di Minggu ke-6 sampai hamil 9 bulan, fungsinya akan semakin berkembang, yakni:

  • Memperkuat otot-otot dinding panggul untuk persiapan melahirkan
  • Menjaga perkembangan janin
  • Mencegah otot rahim kontraksi hingga waktu persalinan.
  • Menjaga pertumbuhan jaringan payudara untuk persiapan menyusui.

Selain beberapa fungsi tadi, hormon progesteron juga menjaga imunitas tubuh Moms terhadap kehadiran janin. 

4. Estrogen

Hormon kehamilan yang satu ini juga sudah ada sebelum hamil. Namun, kadarnya pun ikut meningkat seiring perkembangan kehamilan.

Meningkatnya kadar hormon ini memicu rasa mual dan ketidakstabilan emosi, terutama di trimester pertama kehamilan. 

Adapun fungsi hormon kehamilan ini meliputi:

  • Mengontrol dan memelihara produksi hormon kehamilan lainnya.
  • Membentuk pembuluh darah baru untuk menyalurkan nutrisi ke janin.
  • Memastikan organ-organ penting pada janin seperti hati, ginjal, dan paru-paru berkembang dengan baik.
  • Membantu memastikan pemberian nutrisi yang dibutuhkan janin untuk berkembang.
  • Meningkatkan aliran darah di dalam tubuh termasuk aliran darah ke kulit, sehingga bisa menimbulkan kesan glowing. 
  • Menjaga pertumbuhan jaringan payudara untuk persiapan menyusui.
  • Merangsang pertumbuhan fungsi plasenta.

5. Oksitosin

Hormon oksitosin adalah hormon yang berperan penting saat proses melahirkan. Dengan meningkatnya produksi hormon oksitosin, maka otot-otot rahim dan perut sudah mulai kontraksi secara teratur.

Selain itu, hormon ini juga bisa melenturkan leher rahim di akhir kehamilan sehingga bayi akan lebih mudah untuk keluar. Di saat yang bersamaan, hormon kehamilan ini juga merangsang kelenjar  montgomery di sekitar puting dan areola untuk produksi ASI. 

Kombinasi dari hormon estrogen dengan oksitosin akan membuat tubuh melepaskan hormon lainnya.misalnya saja relaksin dan prostaglandin. Prostaglandin ini bisa melunakkan leher rahim. Sementara, relaksin bisa memperluas bagian panggul bawah sebagai persiapan persalinan normal.

6. Prolaktin (PRL)

Ketika sedang mengandung, hormon prolaktin akan meningkat 10-20 kali lipat. Peningkatan hormon kehamilan ini bermanfaat dalam mempersiapkan jaringan payudara untuk memproduksi ASI yang melimpah.

Selain itu, hormon prolaktin juga merangsang sel alveoli di payudara untuk memproduksi komponen ASI seperti kasein, lipid, dan laktosa. Bahkan, setelah melahirkan hormon ini akan tetap meningkat selama proses stimulasi puting melalui isapan Si Kecil. Namun, kadarnya akan berkurang setelah 1-2 Minggu Moms tidak menyusui.

Hormon ini juga berperan penting dalam kesehatan Moms dan janin. Meski kehadirannya penting, hormon ini sering menimbulkan efek kurang nyaman bagi ibu hamil. Jika Moms merasa sangat terganggu, maka konsultasikan dengan dokter ya. 

7. Corticotropin-releasing hormone (CRH)

Hormon kehamilan ini biasanya terbentuk ketika janin dianggap sudah siap untuk dilahirkan. Pasalnya fungsi hormon CRH sendiri adalah mematangkan janin tepat sebelum proses persalinan. 

Namun, hormon ini pun bisa diproduksi tubuh lebih awal jika Moms mengalami stres. Saat ibu hamil stres, maka kadar hormon kortisol akan meningkat dan mengira kalau janin sudah siap dilahirkan. 

Cara Mengatasi Perubahan Hormon Kehamilan

Cara Mengatasi Perubahan Hormon Kehamilan

Perubahan hormon selama masa kehamilan tentu bisa menyebabkan berbagai perubahan fisiologis pada ibu hamil. Perubahan ini terkadang bisa menimbulkan efek yang tidak nyaman pada Moms seperti pegal, nyeri payudara, mual dan muntah, konstipasi, kelelahan, hingga sakit pinggang. 

Bukan hanya itu, perubahan hormonal pun juga bisa menyebabkan perubahan suasana yang cukup drastis Moms. Mengutip dari Nigeria Medical Journal diketahui kalau sebagian besar perubahan suasana hati ini menyebabkan peningkatan kadar estrogen hingga lebih dari 100 kali lipat. Terutama 12 minggu di awal kehamilan.

Nah, untuk mengatasi perubahan hormonal pada Moms, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, seperti:

  • Berbicara dengan pasangan atau keluarga inti
  • Berusaha menyadari kalau ini proses alamiah yang normal terjadi dan harus dilalui setiap calon ibu
  • Bersabar
  • Mencari informasi termasuk menemukan support system’
  • Hindari membaca informasi yang menakutkan soal kehamilan
  • Istirahat yang cukup
  • Mempersiapkan diri saat mengalami gejala morning sickness misalnya dengan menyiapkan aromaterapi dengan aroma segar untuk mengurangi rasa mual
  • Yoga dan meditasi
  • Ikut senam hamil atau sewa jasa doula

Kesimpulan

Itu tadi penjelasan beberapa hormon kehamilan dan tips bagaimana Moms menyikapi perubahan hormonal di dalam tubuh. Dengan mengetahui beberapa informasi tadi, semoga bisa membantu Moms untuk lebih siap menghadapi kehamilan dan persalinan.

Penting untuk Moms ingat kalau informasi tadi hanyalah sebagai panduan saja. Moms tetap harus berkonsultasi dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan sebelum mengambil keputusan apapun.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

X