Cloasma Gravidarum, Munculnya Bintik Gelap di Wajah saat Hamil

Mengenal cloasma gravidarum

Kehamilan membawa banyak perubahan pada tubuh Moms, selain perut yang membesar, kelelahan, mual yang wajar, dan stretch mark, cloasma gravidarum adalah salah satu masalah kulit yang terjadi pada wanita hamil.

Cloasma gravidarum adalah perubahan kulit yang menjadi gelap dan bintik-bintik. Namun perlu diingat bahwa walaupun mungkin mengganggu, hiperpigmentasi atau cloasma ini adalah bagian normal dari kehamilan.

Dikutip dari Very Well Family, Chloasma juga kerap disebut melasma atau “topeng kehamilan” yang merupakan kondisi umum dalam kehamilan. Bahkan itu berdampak pada sebagian besar kehamilan yang mempengaruhi antara 45% dan 75% dari para ibu hamil.

Cloasma gravidarum biasanya muncul sebagai bercak kulit yang gelap dan kecoklatan di mana sebagian besar di dahi, hidung, bibir atas, dan pipi.

Area gelap berwarna coklat muda hingga cokelat tua ini biasanya simetris, muncul merata di kedua sisi wajah. Lebih jarang, bercak ini dapat muncul di bagian tubuh lain yang terpapar sinar matahari, seperti leher atau lengan bawah.

Kali ini Supermom akan membahas semua hal terkait cloasma gravidarum yang mungkin belum Moms ketahui. 

Penyebab Cloasma Gravidarum

Penyebab Cloasma Gravidarum
Penyebab Cloasma Gravidarum

Cloasma gravidarum adalah penyakit yang penyebabnya tidak diketahui. Namun, ada beberapa pemicu dan faktor risiko yang diketahui meningkatkan kejadian.

Kondisi ini juga diketahui dapat terjadi kapan saja dalam hidup dan pada orang dengan jenis kelamin apa pun.

Namun hal yang paling umum, hiperpigmentasi terjadi selama dan setelah kehamilan serta pada mereka yang mengkonsumsi obat hormon terkait kehamilan. Orang dengan tingkat pigmen yang lebih tinggi di kulit mereka dan mereka yang secara teratur terpapar sinar matahari lebih intens juga berisiko lebih tinggi terkena chloasma.

1. Hormon

Ketika cloasma gravidarum adalah penyakit yang terjadi selama kehamilan dan disebut sebagai melasma. Perubahan pigmentasi ini diyakini dipicu oleh peningkatan kadar estrogen selama kehamilan.

Peningkatan hormon ini dianggap merangsang produksi melanin yang menyebabkan area hiperpigmentasi. Orang yang menggunakan kontrasepsi oral atau terapi penggantian hormon (HRT) juga dapat mengalami cloasma karena perubahan hormonal.

Efek dari peningkatan estrogen diperbesar oleh tingkat progesteron yang lebih tinggi yang juga memicu kehamilan. Ini juga yang sering menyebabkan linea nigra, garis gelap di bagian tengah perut selama kehamilan.

2. Paparan Sinar Matahari

Paparan sinar matahari juga meningkatkan kemungkinan terjadinya cloasma gravidarum. Sinar ultraviolet (UV) dari matahari mendorong melanosit (sel penghasil pigmen di kulit) untuk memproduksi melanin, yang dapat menjadi pemicu perkembangan cloasma dan juga dapat memperburuk kloasma yang ada. Oleh karena itu jangan lupa memakai sunscreen yang aman untuk Ibu Hamil ya Moms.

3. Keturunan

Menurut American Academy of Dermatology, orang dengan kulit berpigmen lebih tinggi atau lebih mungkin cloasma gravidarum. Ini karena melanosit mereka lebih aktif. Mereka yang memiliki saudara sedarah yang pernah menderita cloasma gravidarum juga lebih mungkin untuk menderita penyakit ini.

Namun, faktor-faktor ini tidak serta merta berarti Moms bisa mengalaminya hanya karena memiliki keturunan dengan penyakit ini. Cloasma gravidarum adalah penyakit yang bisa dialami seseorang dengan kulit terang dan tidak memiliki riwayat keluarga dengan penyakit serupa.

Cara Meminimalkan Cloasma Gravidarum

Cara Meminimalkan Cloasma Gravidarum
Foto: Freepik.com

Cloasma gravidarum adalah penyakit yang tidak perlu diobati karena biasanya hilang setelah Moms melahirkan atau bagi sebagian orang setelah mereka selesai menyusui. Namun, jika Moms merasa sangat mengganggu, ada beberapa tindakan yang dapat Moms lakukan untuk mencoba meminimalkan cloasma.

1. Minum Vitamin B9

Pastikan Anda mendapatkan cukup folat (vitamin B9). Asam folat, bentuk tambahan sintetis dari folat, ada dalam vitamin prenatal tetapi pastikan juga mengkonsumsi folat dalam makanan.

Makanan yang harus dimakan termasuk bayam, buah jeruk, pasta, nasi, dan kacang-kacangan. Cloasma gravidarum adalah penyakit yang dapat diminimalkan dengan menggunakan asam folat.

Menggunakan Tabir Surya Setiap Hari

Mengenakan tabir surya dengan SPF tinggi (setidaknya SPF 30) bahkan pada hari mendung sangat penting. Sinar UV tetap kuat, bahkan pada hari berawan.

Sinar matahari dan sinar UV memicu pelepasan melanin dan kehamilan dapat membuat Moms sangat sensitif terhadap hal ini. Cloasma gravidarum adalah penyakit. Kacamata hitam dan topi bertepi lebar juga dapat membantu melindungi wajah Moms dari sinar matahari.

2. Gunakan Riasan atau Make Up Khusus Ibu Hamil

Concealer dan alas bedak dapat mengurangi tampilan cloasma. Selama kehamilan, kulit cenderung lebih sensitif, jadi pilihlah alas bedak dan concealer yang non-komedogenik dan hipoalergenik.

Produk make up yang dirancang khusus untuk hiperpigmentasi dapat membantu meratakan warna kulit Moms termasuk ketika mengalami cloasma gravidarum. Jangan lupa pilih produk perawatan kulit untuk kulit sensitif. Produk yang mengiritasi atau menyengat kulit (seperti astringent misalnya) dapat memperburuk cloasma bagi sebagian orang.

3. Hindari Waxing Wajah

Cloasma gravidarum adalah masalah kulit yang bisa dihindari dengan tidak melakukan waxing wajah. Waxing wajah menjadi salah satu pilihan treatment yang bisa dilakukan untuk memperindah penampilan dengan menghilangkan rambut halus di wajah.

Namun prosedur perawatan kulit ini bisa saja menimbulkan efek samping termasuk jika dilakukan oleh ibu hamil. Waxing dapat membuat kulit meradang yang dapat memperburuk cloasma. Karena bibir atas adalah area umum di mana chloasma gravidarum ditemukan, yang satu ini sangat penting untuk dihindari saat melakukan waxing wajah.

Nah itulah beberapa hal tentang  cloasma gravidarum yang mungkin belum Moms ketahui. Cloasma cenderung memudar seiring waktu dengan perawatan yang tepat dan perlindungan matahari yang ketat.

Meskipun demikian, coasma gravidarum adalah kondisi yang kronis. Meskipun lesi yang ada dapat memudar seluruhnya, beberapa individu mungkin masih mengalami flare baru dengan faktor pemicu tertentu, seperti selama periode peningkatan paparan sinar matahari, kehamilan berikutnya, pengobatan dengan kontrasepsi oral, atau penggantian terapi hormon. cloasma gravidarum adalah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

X