Sibling Rivalry, Moms Harus Tahu Penyebab dan Kiat Menghadapinya

Sibling Rivalry

Sebagai orangtua dengan lebih dari satu anak, impian agar mereka menjadi sahabat sejati seringkali terbentur realitas Sibling Rivalry. Hari-hari diisi dengan peran sebagai wasit dalam pertengkaran anak-anak, menimbulkan rasa frustrasi dan kelelahan bagi Moms.

Sibling Rivalry, konflik antar saudara, adalah fenomena umum yang bisa muncul sejak kelahiran anak kedua. Namun, pertanyaannya, apakah ini kondisi permanen? Bagaimana mengatasi dan menyikapinya?

Menurut idai.or.id, Sibling Rivalry adalah fase penting dalam perkembangan sosial dan emosional anak. Frekuensi dan intensitas pertengkaran tergantung pada usia, kepribadian anak, serta pendekatan orangtua dalam mengelolanya.

Arti Sibling Rivalry dan Penyebabnya

Sibling Rivalry adalah persaingan dan konflik saudara kandung yang tak terelakkan dan biasanya terjadi pada anak yang usianya berdekatan. Di beberapa sumber tentang sibling rivalry ini menyatakan persaingan dapat terjadi antar anak yang dibesarkan dalam satu keluarga meskipun tidak memiliki hubungan darah

Menurut Psikolog Susan Albers, PsyD dalam situs health.clevelandclinic.org, hubungan dengan saudara kandung adalah salah satu hubungan paling awal dan bertahan lama yang dikembangkan seseorang. Saudara kandung lanjut Psikolog Susan, adalah kelompok teman sebaya pertama bagi anak sebagai tempat mereka mempelajari kemampuan sosial yang penting seperti cara berbagi, cara berkomunikasi dan cara mengelola konflik.

Perselisihan yang terjadi antar saudara kandung umumnya bermula saat lahir anak kedua. Anak tertua Moms dulu pernah menjadi satu-satunya fokus perhatian, segala permintaannya dijawab segera, ia tak perlu berbagi waktu dan mainan dengan siapapun.

Kini, adiknya lahir yang baginya orang asing, mengambil semua perhatian Moms dan ia harus menunggu untuk bisa bermain lagi bersama Moms. Seiring bertambah usia anak-anak, mereka pun mengalami fase yang tak bisa dihindarkan yaitu bersaing untuk mendapatkan mainan yang sama atau karena ingin mencari perhatian orangtua.

Ketika anak melihat suatu situasi yang menurutnya tidak adil, kemudian anak berusaha menegaskan apa yang mereka anggap haknya dan merasa orang lain tidak melihat dari sudut pandang mereka atau memandang situasi yang sama dengan cara yang berbeda, hal itulah yang memicu konflik. Misal, anak yang lebih besar mungkin menganggap suatu hal lucu untuk menggoda anak yang lebih kecil, tetapi anak yang lebih kecil mungkin tidak menganggapnya lucu.

Di kalangan anak-anak, perbedaan pendapat memang merupakan hal biasa dan bagian dari pembelajaran untuk bergaul. Pertengkaran yang terjadi antar saudara sampai bereaksi teriak atau memukul juga bagian dari proses belajar mengendalikan emosi.

Kondisi tersebut memang tidak aneh tetapi jika terjadi terus menerus, menyebabkan salah satu terluka, anak dan orangtua menjadi stress, maka harus ada solusi dan strategi bahkan jika perlu meminta bantuan profesional.

Hal Mendasar yang Harus Dipahami Tentang Sibling Rivalry

Sebelum membahas mengenai kiat menyikapi dan menghadapi persaingan antar saudara kandung atau sibling rivalry, Moms harus tahu langkah pertama mengelola perselisihan keluarga yaitu dengan memahami potensi penyebabnya.

Ternyata sebagian besar penyebab mendasar dari pertengkaran saudara karena urutan kelahiran dan dinamika keluarga. Bagi anak sulung, ia menganggap orangtua adalah sumber kenyamanan, keamanan dan kekaguman terbesarnya. Ketika hadir anak kedua, si sulung merasa perlu berjuang mendapatkan lagi perhatian orangtuanya.

Orangtua mungkin menganggap tidak melakukan perubahan sikap apapun pada si sulung tapi bagi si sulung cara orangtua berbicara, berinteraksi dan bereaksi terhadap saudaranya berpotensi mengancam kenyamanan yang ia dapatkan selama ini.

Perasaan bersaing jelas Dr. Albers adalah akar dari persaingan antar saudara. Tidak semua kompetisi itu negatif lanjutnya, karena dapat membuat kita bekerja lebih keras, tapi berbeda dalam dinamika saudara kandung, justru kelak bisa jadi racun dan merusak anak jika semakin dipupuk oleh orangtua.

Lalu apa yang harus dilakukan orangtua? Jika orangtua berupaya sungguh-sungguh untuk mengajak anak bekerja sama, mengurangi pilih kasih, dan fokus pada solusi, maka dampak jangka panjang dari Sibling Rivalry dan frekuensi terjadinya perselisihan dapat berkurang.

Tidak ada cara untuk menghentikan pertikaian selamanya ungkap Dr. Albers tapi ada banyak cara dan upaya untuk meminimalkan konflik dan memaksimalkan penyelesaian yang produktif.

Ungkapan Dr. Albers membuat Moms lebih tenang ya dan mengurangi kegalauan tentang sibling rivalry yang sering terjadi di rumah, sekarang tinggal memperbesar dan memperbanyak upaya penyelesaian yang produktif.

10 Cara Untuk Moms dalam Menghadapi Sibling Rivalry

Sibling Rivalry

Moms pasti kewalahan saat menghadapi pertengkaran anak-anak yang seperti tidak ada jedanya, bahkan bisa berujung Moms ikutan menangis juga.

Berikut ada 10 strategi menghadapi dan menyikapi Sibling Rivalry menurut Dr. Albers:

1. Tetap Tenang, Tenang, Tenang dan Terkendali

Moms perhatikan apa yang dilakukan anak-anak sehingga Moms dapat melakukan intervensi sebelum keadaan mulai memburuk. Bersikap tenang saat anak-anak mulai beraksi sungguh tidak mudah, tapi dapat dilatih. Jika Moms tenang, anak-anak juga meniru hal yang sama.

2. Ciptakan Lingkungan yang Kooperatif

Kesalahan pengasuhan yang wajib Moms sadari dan ubah adalah membandingkan anak-anak. Membandingkan anak seringkali memperburuk Sibling Rivalry. Ada cara lain daripada membandingkan anak yaitu dengan menciptakan peluang untuk bekerja sama dan berkompromi dengan membuat anak-anak bermain bersama, eksplorasi rasa ingin tahu setiap anak, dan berbagi waktu dengan Moms.

Moms pun sebaiknya mencontohkan perbuatan kerjasama dengan Dads sebab anak-anak pasti akan melihat cara orang tuanya berinteraksi. Anak-anak mungkin bisa salah mendengar tapi tidak pernah salah meniru.

Memberi teladan kata Dr. Alber adalah salah satu cara paling ampuh dan efektif untuk mengajari anak-anak cara bergaul dengan saudara mereka.

3. Rayakan Individualitas

Anak-anak akan lebih kecil kemungkinannya bertengkar jika mereka merasa Moms menghargai mereka sebagai individu. Moms dapat mulai dengan berhenti melabeli anak-anak dan beri tahu setiap anak adalah spesial bagi Moms dengan meluangkan waktu bersama mereka secara individu.

Jika seorang anak senang berlarian di luar, pakai sepatu Moms dan nikmati sinar matahari pagi bersamanya. Jika anak lain suka menghabiskan waktu dengan membaca buku favoritnya, Moms dapat menemaninya membaca. Idealnya setiap hari untuk setiap anak mempunyai hak waktu atas orang tua maksimal 15 menit tanpa distraksi apapun, ‘aku hanya untukmu’

Tentang labelling, daripada Moms memberi label pada anak, Moms bisa berlatih untuk memuji efektif dan membuat daftar kebaikan anak setiap hari. Melihat perubahan Moms yang sampai pada strategi tiga ini mungkin anak-anak sedikit terkejut, tapi yakinlah mereka juga secara tidak langsung akan berubah dari anak yang penuh perilaku menantang menjadi anak yang kooperatif dan merasa dihargai juga dicintai orangtuanya.

4. Rencanakan Waktu Keluarga yang Menyenangkan

Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk menghabiskan waktu bersama keluarga seperti makan malam keluarga, piknik di taman atau halaman depan rumah, nonton film di rumah, dan lain lain. Kegiatan seperti itu cara bagus bagi anak-anak untuk menjalin ikatan dengan seluruh anggota keluarga dan menciptakan kenangan indah serta mengurangi frekuensi anak-anak berkelahi.

5. Perlakukan Anak dengan Adil, Bukan Setara

Berlaku adil pada anak sangat penting dilakukan pada anak, tapi adil itu bukan berarti selalu setara. Konsekuensi dan Penghargaan sebaiknya disesuaikan dengan tahap perkembangan dan kebutuhan individu anak.

6. Selesaikan Konflik Anak dengan Fokus pada Solusi

Cara yang baik dan bijak untuk mengetahui akar penyebab konflik adalah dengan mengajak duduk bersama mereka yang terlibat konflik kemudian tanyakan perasaan masing-masing anak dan cari cara bagaimana mengelola konflik tersebut dengan lebih baik di masa depan.

Sekalipun Moms tidak bisa menyelesaikan masalah anak-anak tapi dengan fokus mendengarkan perasaan mereka akan sangat membantu menenangkan emosi mereka.

Beberapa pertanyaan yang dapat Moms tanyakan pada anak-anak, pastikan perasaan Moms sudah netral dan dalam keadaan tenang.

Apa yang kamu rasakan saat itu terjadi?
Bagaimana perasaan kamu saat berkelahi?
Menurutmu apa yang harus kakakmu lakukan agar kamu merasa lebih baik?

7. Dengarkan

Ketika bertengkar, sebagian besar anak merasa frustasi dan emosional. Pada saat tersebut bukan hal tepat untuk Moms memberikan nasihat tapi saat yang tepat untuk memberikan telinga Moms atau mendengarkan sungguh-sungguh perasaan anak dan menghargainya.

Perasaan kesal dan marah yang dialami anak bukan alasan untuk berperilaku negatif seperti memukul orang, melukai diri sendiri, dan merusak benda tapi beritahu anak cara mengelola rasa kesal dan marah, yakinkan anak bahwa Moms akan berada dekat anak untuk mendengarkan rasa kesalnya.

8. Berikan Anak Alat Memecahkan Masalah

Konflik bisa terjadi kapan saja, ajak anak untuk briefing role and playing sebagai alat agar bisa mencegah konflik terjadi seperti cara berkompromi, berbagi, dan apa yang harus dilakukan jika datang rasa marah dan kesal. Briefing role and playing berupa bermain peran dengan anak dan pastikan sesuai tahap perkembangan dan usia anak ya Moms.

9. Jangan Menceritakan Perilaku Menantang Anak

Hindari membicarakan pertengkaran antar saudara ke publik. Hal ini dapat mempermalukan anak di depan saudaranya sehingga memperburuk sibling rivalry. Saatnya Moms untuk memberikan teladan yang baik, pelajaran dan bukan membuat pengumuman.

10. Adakan Rapat Keluarga

Adakan rapat keluarga berkala dan bicarakan peraturan rumah yang dapat disetujui dan dipatuhi seluruh anggota keluarga. Tempelkan peraturan tersebut di setiap sudut rumah agar anggota keluarga mengingatnya. Beri apresiasi bagi anggota keluarga yang menjalankannya dengan baik.

Demikian kiat dan strategi menghadapi sibling rivalry, semoga berdampak baik sehingga terwujud keluarga bahagia dan sehat.

Referensi
  • 10 Tips for Dealing With Sibling Rivalry, diakses pada 5 Desember 2023, https://health.clevelandclinic.org/sibling-rivalry
  • Tips Mencegah Sibling Rivalry, diakses pada 5 Desember 2023 https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/tips-mencegah-sibling-rivalry

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

X