Mengapa Iritasi Kulit Sering Terjadi pada Bayi?
Iritasi kulit bayi memang seringkali terjadi. Hal ini karena kulit bayi yang masih sensitif, rapuh, dan tipis. ini masih sensitif. Kulit bayi memiliki tingkat keasaman (pH) yang netral, sehingga lebih mudah terkena bakteri yang bisa menyebabkan iritasi.
Menurut sebuah penelitian ilmiah, kulit bayi memiliki lemak lebih sedikit, tetapi air lebih banyak.
Selain itu, kulit bayi juga lembut karena lapisan kulit terluar (stratum korneum) dan lapisan kulit dalam (epidermis dan dermis) lebih tipis daripada kulit orang dewasa.
Penyebab umum iritasi kulit bayi
Iritasi kulit pada bayi biasanya disebabkan oleh produk-produk perawatan yang tidak cocok dengan kondisi kulit si kecil. Produk perawatan kulit ini termasuk bedak, sabun, lotion, shampo, atau minyak gosok. Tak cuma itu, iritasi juga bisa disebabkan oleh pemakaian popok sekali pakai yang terlalu lama.
Deterjen dan pewangi untuk mencuci baju bayi bisa menjadi pemicu iritasi kulit pada bayi, sehingga Anda perlu hati-hati dalam memilih sabun pencuci pakaian untuk si kecil.
Ditambah lagi, jika di dalam keluarga Anda ada riwayat alergi atau dermatitis atopik serta cuaca lingkungan yang terlalu panas, semakin memicu iritasi kulit bayi.
Baca Juga: Penyebab, Gejala, dan Mencegah Ruam Popok pada Bayi
Bagian kulit yang rentan iritasi
Iritasi bisa muncul di bagian kulit mana pun, tapi biasanya hal ini tergantung dengan apa pemicunya. Jika iritasi akibat penggunaan popok sekali pakai, maka bagian yang akan iritasi adalah area kemaluan, bokong, dan bisa melebar hingga area paha.
Sementara, iritasi yang disebabkan oleh cuaca panas akan menyebabkan kulit bagian leher, dada, lengan atas, dan kepala menjadi merah.
Lain lagi bila pemicunya adalah eksim pada bayi atau dermatitis atopik. Kondisi ini akan menimbulkan iritasi kulit di bagian pipi, leher, lipat siku, dan lipat ketiak.
Tanda dan gejala iritasi kulit bayi
Umumnya, bayi yang memiliki iritasi kulit akan mengalami gejala seperti kulit berwarna kemerahan atau berbercak merah dan gatal-gatal.
Sebagian bayi lainnya akan mungkin memiliki kulit yang mengering dan pecah-pecah. Nah, kondisi seperti ini akan membuat bayi mudah rewel dan menangis karena tidak nyaman, sehingga orangtua perlu cara menenangkan bayi yang menangis.
Bagaimana cara mengatasi iritasi kulit bayi?
Anda tak perlu khawatir, iritasi pada kulit buah hati bisa disembuhkan dengan pengobatan yang tepat. Tentu, untuk tahu mana cara yang paling tepat, Anda harus paham dulu apa penyebab iritasi pada si kecil. Kemudian hindari penyebab atau pemicu yang menimbulkan reaksi kulit kemerahan ini.
Hindari menggunakan produk-produk dari bahan alami, misalnya membalurkan kulit bayi dengan tumbukan daun tertentu hingga minyak-minyak yang tidak diketahui kandungannya.
Pasalnya, kondisi iritasi setiap bayi berbeda-beda dan pengobatan alami seperti itu belum tentu cocok untuk semua bayi. Alih-alih sembuh dari iritasi, justru bisa memperparah kondisi.
Jika iritasi si kecil yang tidak kunjung mereda, segera bawa ke dokter. Dokter akan mendiagnosis dan memberikan perawatan yang tepat. Biasanya dokter akan memberikan krim atau losion yang disesuaikan dengan kondisi iritasi yang terjadi, karena beda kondisi tentu akan berbeda juga dalam penanganannya, termasuk dosis pemberian krim.
Kadang, iritasi kulit pada bayi juga bisa menyebabkan reaksi radang yang hebat dan akhirnya timbul bekas kecokelatan atau putih di kulit. Bila hal ini terjadi, biasanya dokter akan memberikan pelembap kulit bayi yang harus digunakan rutin. Bekas iritasi kulit ini pun akan pudar dalam beberapa bulan.
Sementara, bila kasus iritasi sudah parah dan tidak segera diobati dengan baik, maka jaringan bagian kulit tersebut akan rusak dan rentan terkena infeksi.
4 Cara Mencegah Iritasi Kulit Bayi
Foto: canva.com
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya iritasi pada kulit bayi. Berikut beberapa tips untuk mencegahnya.
1. Pilih produk perawatan bayi yang tepat
Memilih produk-produk perawatan bayi yang sesuai, tidak perlu berlebihan, dan sesuaikan dengan kebutuhan bayi. Perhatikan juga bahan yang terkandung dalam produk tersebut, sebaiknya gunakan produk yang tidak mengandung wewangian.
2. Ganti popok secara berkala
Bila Anda memakai popok sekali pakai, hindari untuk memakainya terlalu lama. Popok sekali pakai sebaiknya tidak digunakan terus-menerus sepanjang waktu, gunakan hanya jika dibutuhkan saja dan ganti secara berkala, terutama bila si kecil sudah buang air kecil dan besar.
3. Perhatikan bahan pakaian bayi
Jika di keluarga Anda memiliki riwayat alergi atau dermatitis atopik, maka besar kemungkinan si kecil akan mudah terkena iritasi kulit. Oleh karena itu, perhatikan pemilihan bahan baju untuk bayi yang akan dipakai seharian. Pilih pakaian yang berbahan katun sehingga mudah menyerap keringat.
4. Menjaga lingkungan agar tetap sejuk
Jaga kondisi lingkungan sekitar bayi tetap sejuk, tidak panas, atau gerah. Pastikan juga kamar tidur atau ruangan yang sering dikunjungi bayi tetap bersih, jauh dari kemungkinan adanya tungau atau debu.
Itu dia Moms beberapa kemungkinan penyebab iritasi kulit bayi. Semoga informasinya dapat bermanfaat sehingga Moms bisa merawat kesehatan kulit bayi dengan tepat.