Tidur sangat penting untuk menjaga kesehatan, kesejahteraan dan memiliki implikasi ketika tidak mendapatkan cukup waktu untuk melakukannya. Namun saat Ramadan, beberapa orang mengalami kurang tidur atau justru sebaliknya, tidur saat puasa secara berlebihan.
Selama bulan Ramadan, umat Islam menahan diri dari makan, minum mulai dari matahari terbit sampai terbenam. Penelitian melaporkan bahwa Ramadan memicu pemendekan total waktu tidur pada malam hari.
Tidak heran jika sebagian akhirnya merasa mengantuk dan terpaksa atau memilih tidur ketika puasa. Lantas bagaimana tips mengatur pola tidur saat puasa? Bagaimana juga hukum tidur saat puasa dalam Islam? Ini tulisan lengkapnya.
Baca juga: 5 Resep Kolak Pisang Manis dan Gurih untuk Berbuka Puasa
Tips Mengatur Pola Tidur saat Puasa
Ramadan memang menjadi salah satu waktu paling umum yang mengganggu rutinitas tidur. Alih-alih tidur saat puasa, beberapa orang merasa padatnya waktu dari pagi hingga malam hari yang diikuti dengan kegiatan atau rutinitas Ramadan, justru membuat seseorang terjaga hingga larut malam atau justru hingga pagi. Pola tidur pun jadi berantakan.
Kate Bridle, Ahli Teknologi tidur di London Sleep Centre Dubai, mengatakan bahwa rutinitas tidur yang terganggu dapat memengaruhi fungsi atau kualitas siang hari seseorang. Kurang tidur menyebabkan perubahan, gangguan mood, dan meningkatkan risiko cedera.
“Penting bagi tubuh manusia untuk dipenuhi dengan kualitas tidur, makanan dan minuman yang baik. Tubuh kita merespons apa yang kita masukkan ke dalamnya,,” ujarnya seperti dikutip dari The National News.
Dengan tidak adanya kualitas tidur dan asupan yang baik, seseorang akan merasa lelah, kewalahan, dan emosi atau tidak bersemangat. Kate juga mengatakan kurang tidur dapat mempengaruhi hormon dalam tubuh yang mengontrol nafsu makan.
Bridle memiliki tips mengatur pola tidur saat puasa Ramadan dan tentu saja pada waktunya. Yuk simak.
1. Perbaiki Kuantitas tidur
Dapatkan jumlah tidur yang sama selama periode 24 jam. Kebanyakan orang akan tidur pada malam hari selama tujuh hingga delapan jam dalam satu blok, tetapi selama Ramadan ini tidak memungkinkan.
Cobalah untuk menebus tidur malam yang hilang jika memungkinkan dengan tidur saat puasa, tetapi tidak berlebihan.
Buatlah plan rutinitas selama Ramadan, yang sesuai dengan jadwal dan dapat Moms patuhi sebaik mungkin. Ini mungkin melibatkan tidur lebih awal dari biasanya. Misalnya, cobalah tidur sebelum jam 11 malam dan bangun jam 3.30 pagi untuk sahur dan subuh. Kembali tidur kembali sekitar jam 6 pagi selama dua jam.
Jika jam masuk bekerja Moms dimundurkan, maka jam tidur pagi ini bisa menjadi sedikit lebih lama. Jika tidak, maka tidur siang setelah bekerja, tetapi sebelum berbuka puasa, dapat menggantikan satu hingga dua jam terakhir tidur yang hilang.
Power nap atau tidur saat puasa dalam waktu singkat di siang hari juga dapat membantu. Temukan tempat yang tenang, dan istirahatlah selama sekitar 20 menit atau tidak lebih dari 30 menit.
2. Perbaiki Kualitas Tidur
Selain menjaga kuantitas tidur selama periode 24 jam, memastikan tidur berkualitas juga merupakan hal yang harus diperhatikan. Pastikan lingkungan tidur Moms tenang dan gelap.
Pola makan juga mempengaruhi. Banyak orang mengonsumsi makanan berat, sarat kalori, dan kaya gula saat berbuka puasa. Jenis makanan ini butuh waktu untuk dicerna dan secara signifikan akan mengganggu kualitas tidur.
Hindari juga makanan yang sangat pedas, digoreng, asin atau mengandung natrium tinggi, dan mengandung kafein. Beberapa makanan tersebut akan membuat lapisan perut sangat sensitif pasca-puasa.
Baca juga: 5 Cara Mengajarkan Anak Berpuasa Tanpa Paksaan, Perkenalkan Esensinya ya Moms!
Tidur saat Puasa Menurut Islam
Tentu Moms tidak asing dengan istilah, ‘tidurnya orang puasa adalah ibadah’. Tidak heran banyak yang bertanya, bagaimana keabsahan tidur saat puasa sepanjang hari saat Ramadan?
Menurut NU Online, tidur saat puasa sepanjang hari tidak dengan serta merta mempengaruhi keabsahan ibadah puasa tersebut. Setidaknya inilah menurut pandangan madzhab Syafi‘i dan mayoritas ulama.
Begitu juga Al-Bandaniji telah meriwayatkan pandangan ini dari Ibnu Suraij. Muhyiddin Syaraf An-Nawawi mengungkapkan:
إِذَا نَامَ جَمِيعَ النَّهَارِ وَكَانَ قَد نَوَى مِنَ اللَّيْلِ صَحَّ صَوْمُهُ عَلَي الْمَذْهَبِ وِبِهِ قَالَ الْجُمْهُورُ وَقَالَ أَبُو الطَّيِّبُ بْنُ سَلْمَةَ وَاَبُو سَعِيدٍ الْاِصْطَخْرِىُّ لَا يَصِحُّ وَحَكَاهُ البَنْدَنِيجِىُّ عَنْ ابْنِ سُرَيْجٍ اَيْضًا وَدَلِيلُ الْجَمِيعِ فِي الْكْتَابِ
Artinya, “Apabila seorang yang berpuasa tidur sepanjang hari sedangkankan ia telah berniat puasa pada malam harinya, maka puasanya sah.”
Akan tetapi, ada pandangan lain yang dikemukakan oleh Abu Thayyib bin Salamah dan Abu Said Al-Ishthakhriy yang menyatakan sebaliknya. Beberapa ada yang beranggapan bahwa tidur saat puasa, membuat ibadah tersebut menjadi tidak sah.
Kendati demikian, para ulama ini sepakat jika seseorang yang berpuasa tidur, kemudian bangun sebentar di siang hari, kemudian tidur lagi di seluruh waktu siang, maka puasanya tetap sah.
وَاَجْمَعُوا عَلَى اَنَّهُ لَوْ اسْتَيْقَظَ لَحْظَةً مِنَ النَّهَارِ وَنَامَ بَاقِيهِ صَحَّ صَوْمُهُ
Artinya, “Dan mereka (para ulama) telah bersepakat bahwa apabila seorang yang berpuasa bangun sebentar dari tidur di siang hari, kemudian tidur lagi, maka sah puasanya”.
Berangkat dari penjelasan singkat tersebut, maka diketahui bahwa mayoritas ulama menganggap tidur saat puasa adalah sah. Ini terutama apabila tetap bangun di siang hari untuk tetap melakukan ibadah wajib lainnya.
Baca juga: 10 Tips Olahraga saat Puasa Agar Tubuh Tetap Bugar
Mengatur pola tidur dan makan untuk kualitas dan kuantitas tidur yang lebih baik selama Ramadan, lebih kayak dicoba. Tidur saat puasa memang dapat menjadi ibadah, tetapi ingatlah bahwa Ramadan adalah bulan untuk melipat gandakan amalan dan beribadah kepada Allah.