Masa subur wanita merupakan masa saat indung telur melepaskan sel telur yang siap untuk dibuahi sperma. Selain penting untuk merencanakan dan mempersiapkan kehamilan, mengetahui cara menghitung masa subur bisa membantu mengenali gangguan kesuburan.
Salah satu cara untuk bisa cepat hamil adalah dengan metode perhitungan kalender. Untuk mencoba metode yang tidak berbayar ini, Moms hanya butuh ketekunan dalam mencatat tanggal-tanggal penting dalam siklus menstruasi bulanan, termasuk masa subur.
Baca Juga: Cara Menjaga Kehamilan Muda Agar Tetap Sehat
Cara Menghitung Masa Subur dengan Siklus Teratur
Foto: canva.com
Mengutip dari Fertility Coalition masa subur wanita terjadi kurang lebih dalam jangka waktu 1-2 hari. Lalu, pada masa subur atau ovulasi, sel telur perlu dibuahi segera dalam 12-24 jam.
Lebih dari itu, ada kemungkinan sel telur sudah luruh dan tidak bisa dibuahi lagi. Untuk siklus menstruasi wanita per bulannya rata-rata adalah 27-30 hari. Biasanya masa subur adah 12-14 hari sebelum siklus menstruasi berikutnya.
Beberapa ahli berpendapat kalau siklus haid normal adalah 28 hari. Maka, cara menghitung masa subur dimulai dengan mencari pertengahan siklusnya, yakni hari ke-14. Bisa ditentukan bahwa masa suburnya adalah 3 hari sebelum dan setelah hari ke-14. Jadi, jika siklus haid 28 hari maka masa suburnya antara hari ke-11 dan ke-17.
Adapun cara hitung masa subur dengan sistem kalender adalah sebagai berikut, Moms.
- Masa subur = Hari terakhir menstruasi + 13
- Masa pra-subur = Masa subur – 3 dan Masa subur + 3
Cara Menghitung Masa Subur dengan Siklus Tidak Teratur
Bagi Moms yang memiliki siklus menstruasi tidak teratur, maka cara menghitung masa subur haid dimulai dengan mencatat jumlah hari dalam satu siklus haid selama enam bulan.
Lalu, satu siklus haid dihitung dimulai dari hari pertama haid saat ini hingga hari pertama haid berikutnya. Setelah mengetahui jumlah hari, maka gunakan rumus berikut Moms untuk menghitung masa subur:
- Hari pertama masa subur = Jumlah hari terpendek – 18
- Hari terakhir masa subur = Jumlah hari terpanjang – 11
Baca Juga: Ibu Hamil Makan Mie Instan, Boleh atau Tidak ya Moms?
Indikator Masa Subur
Foto: canva.com
Agar semakin memperkuat prediksi masa subur setelah haid, Moms perlu memerhatikan beberapa indikatornya yang bisa dikenali. Berikut adalah beberapa indikator masa subur.
1. Suhu Basal Tubuh Meningkat
Suhu basal tubuh merupakan suhu tubuh saat bangun di pagi hari. Jika suhu tubuh sedikit lebih tinggi dari suhu normal yakni 35,5–36,6 derajat Celsius, maka bisa mengartikan Moms sedang mengalami ovulasi. Untuk memantau kenaikan suhu basal, Moms bisa menggunakan termometer khusus suhu basal tubuh.
2. Nyeri Pada Punggung atau Perut
Saat masa ovulasi, yakni di pertengahan siklus haid, beberapa wanita akan merasakan nyeri ringan hingga berat pada punggung atau perut bagian bawah. Rasa sakit ini bisa jadi salah satu tanda untuk membantu Moms mendeteksi masa subur.
3. Adanya Perubahan Lendir di Mulut Rahim
Hormon yang mengontrol siklus haid juga memengaruhi keluarnya lendir serviks. Tepat sebelum dan selama ovulasi, terdapat perubahan warna, jumlah, dan tekstur lendir. Beberapa hari sebelum ovulasi, lendir menjadi keruh, lengket, dan keputihan. Lalu, tepat sebelum ovulasi, lendir menjadi licin seperti putih telur. Tahap ini biasanya berlangsung selama 3 – 4 hari.
4. Merasa Lebih Bergairah
Memasuki masa subur, beberapa wanita merasakan lebih bersemangat, bergairah dan mudah bersosialisasi. Bukan hanya itu, seorang wanita juga akan terlihat lebih seksi pada masa subur.
5. Nyeri Payudara
Ada beberapa gejala fisik yang bisa Moms rasakan, salah satunya adalah nyeri payudara. Gejala ini normal terjadi karena dampak dari perubahan hormon di dalam tubuh sebelum dan sesudah masa ovulasi.
Itu tadi cara menghitung masa subur yang perlu Moms ketahui. Memperkirakan dan menghitung masa subur bisa membantu Moms dalam merencanakan kehamilan dan mengevaluasi kesehatan reproduksi.
Baca Juga: Ini Tanda-Tanda Kehamilan di Minggu Pertama