Pernahkah Moms menemukan kulit bayi terlihat seperti melepuh? Terdapat bentol berair pada kulit bayi? Saat melihat kondisi ini, Moms mungkin panik dan bertanya-tanya apa penyebabnya.
Dikutip dari Children’s National, ada beberapa kondisi yang menyebabkan munculnya bentol berair pada kulit bayi. Karena beda penyebabnya, beda juga cara mengatasinya.
Jadi, jika Moms menemukan bentol berair pada kulit bayi, sebaiknya Moms pastikan dulu penyebabnya agar bisa diatasi dengan tepat. Moms juga sebaiknya berkonsultasi dengan dokter mengenai hal ini.
Namun, untuk pengetahuan, Supermom punya informasi mengenai beberapa kondisi yang jadi penyebab munculnya bentol berair pada kulit bayi. Berikut ulasannya.
Penyebab Bentol Berair pada Kulit Bayi
Bentol berair pada kulit bayi bisa disebabkan oleh beberapa hal, antara lain cedera, reaksi alergi, atau infeksi. Berikut ini ulasan lengkapnya.
1. Luka Bakar
Penyebab bentol berair pada kulit bayi yang pertama adalah luka bakar. Luka bakar terjadi saat suhu kulit dan jaringan di bawahnya meningkat. Luka bakar bisa terjadi karena kulit terpapar benda-benda bersuhu tinggi, seperti uap air, air panas, cangkir kopi atau teh panas, kuah panas, panci panas, dan yang lainnya.
Dikutip dari American Academy of Pediatrics, apa yang harus Moms lakukan ketika Si Kecil mengalami luka bakar tergantung pada seberapa parah luka bakar tersebut. Sederhananya, ada tiga derajat luka bakar. Beda derajat, beda juga cara mengatasinya.
- Derajat pertama: Kulit menjadi merah, tetapi tidak melepuh. Ini agak menyakitkan, seperti terbakar sinar matahari.
- Derajat kedua: Lapisan luar kulit terbakar dan beberapa bagian dermis rusak. Luka bakar akan sangat menyakitkan dan kemungkinan akan menimbulkan lepuh.
- Derajat ketiga. Kulit akan hangus atau putih. Epidermis dan dermis (dua lapisan kulit teratas) rusak secara permanen.
Namun, sebagai pertolongan pertama, Moms harus melakukan beberapa hal. Yakni:
- Dinginkan luka bakar. Tuang air dingin yang mengalir di atas luka bakar selama sekitar lima menit. Ini membantu menghentikan proses pembakaran dan mengurangi rasa sakit dan pembengkakan. Jangan menaruh es pada luka bakar. Jangan menggosok luka bakar, karena dapat memperburuk luka. Jangan pecahkan bentol berair pada kulit bayi karena dapat meningkatkan risiko infeksi di lokasi luka bakar.
- Tutup luka bakar. Tutupi area yang terbakar dengan perban bersih yang tidak akan menempel pada area yang terbakar. Ini membantu mengurangi risiko infeksi dan mengurangi rasa sakit.
- Lindungi luka bakar. Jaga agar lokasi luka bakar tetap bersih dengan mencuci lembut dengan sabun dan air. Jangan mengoleskan salep apa pun ke tempat luka bakar kecuali diinstruksikan oleh dokter anak. Jangan pernah mengoleskan mentega, minyak, atau pengobatan rumahan lainnya pada luka bakar sebelum berdiskusi dengan dokter anak, karena ini juga dapat meningkatkan risiko infeksi.
2. Luka Terbakar Sinar Matahari
Penyebab bentol berair pada kulit bayi selanjutnya adalah luka terbakar sinar matahari. Luka terbakar sinar matahari terjadi ketika kulit terkena terlalu banyak sinar ultraviolet (UV) matahari. Ini menyebabkan lapisan luar kulit meradang, sama seperti jika kita menyentuhkan tangan ke permukaan yang panas. Untuk mencegahnya moms bisa berjaga-jaga dengan rutin mengoleskan sunscreen bayi agar kulit bayi terlindungi dari paparan sinar ultraviolet secara langsung.
Dalam 4 hingga 6 jam pertama setelah paparan sinar UV, kulit akan kemerahan di tempat terbakar sinar matahari. Jika dibiarkan, ini mungkin akan menjadi sangat menyakitkan. Terlebih kulit bayi sangat mudah terbakar. Kulit bayi masih tipis dan halus sehingga sangat mudah terbakar sinar matahari.
Bayi juga tidak memiliki melanin sebanyak anak-anak dan orang dewasa. Pigmentasi kulit ini memberi kita perlindungan alami terhadap sinar matahari.
Untuk mengatasinya, Mons dapat menenangkan kulit bayi yang terbakar sinar matahari dengan kain lembap yang sejuk. Oleskan sesering yang diperlukan. Pastikan untuk menggunakan sabun lembut selama waktu mandi untuk menghindari iritasi yang lebih parah.
Moms juga bisa mengoleskan gel lidah buaya yang aman untuk bayi atau lotion bayi ringan untuk menjaga kulitnya tetap lembap. Cobalah untuk menghindari apapun yang mengandung wewangian karena dapat menyebabkan iritasi.
3. Lepuh Gesekan
Penyebab bentol berair pada kulit bayi selanjutnya adalah lepuh gesekan. Lecet karena gesekan sepatu atau ruam popok bisa menimbulkan bentol berair pada kulit bayi.
Lepuh gesekan adalah lecet biasa yang kita atau Si Kecil dapatkan ketika, misalnya, mengenakan sepatu baru atau sepatu yang tidak pas. Ini adalah kantong kecil yang menonjol dari kulit yang berisi cairan bening dan bisa sangat menyakitkan.
Lepuh tidak dibedakan berdasarkan usia, dan siapa pun (bahkan anak kecil!) dapat mengalami lepuh saat kulit mereka bergesekan dengan permukaan lain. Jika bayi mengalami lepuh pada kulitnya yang halus, Moms pasti ingin tahu apa yang harus dilakukan untuk membuatnya tetap nyaman dan membantu kulitnya sembuh dengan cepat.
Lepuh gesekan biasanya akan sembuh dengan sendirinya. Namun, selama masa penyembuhan, Si Kecil bisa jadi merasa tidak nyaman dan berisiko mengalami infeksi. Untuk itu, penting bagi Moms untuk membuatnya nyaman dan terhindar dari infeksi.
Meskipun bentol berair pada kulit bayi biasanya tidak perlu dikhawatirkan, lepuh yang terinfeksi adalah cerita lain. Moms sebaiknya membawa Si Kecil ke dokter anak untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Saat lepuh berkembang, kantong cairan terbentuk di antara lapisan atas kulit dan lapisan di bawahnya. Lepuh lebih mungkin terinfeksi jika lapisan atas kulit terbuka, memperlihatkan kulit lembut di bawahnya. Jadi, pastikan tidak membuka lepuh dengan sengaja ya, Moms.
Namun, lepuh juga bisa pecah ketika Si Kecil bergerak dengan aktif saat bermain. Nah, untuk mencegah Si Kecil menyentuh lepuh, Moms mungkin ingin menutupinya dengan kaus kaki atau perban.
4. Dermatitis Kontak
Penyebab bentol berair pada kulit bayi selanjutnya adalah dermatitis kontak. Dermatitis kontak terjadi jika Si Kecil mengalami reaksi pada kulit setelah bersentuhan dengan benda-benda tertentu. Reaksi pada kulit yang dimaksud juga bisa berupa bentol berair pada kulit bayi.
Ada dua jenis pemicu dermatitis kontak, yakni iritasi dan alergi. Dermatitis kontak iritan adalah jenis dermatitis kontak yang paling umum. Sebanyak 80% dermatitis kontak disebabkan oleh iritasi. Misalnya ketika kulit sensitif disentuh/digosok dengan bahan kasar.
Pemicu dermatitis kontak iritan meliputi sabun dengan pewangi, deterjen, popok basah, krim atau lotion, air liur dan keringat, label pakaian, pemutih, bahan kimia, resleting, kancing, gesper logam, serta pakaian wol.
Sedangkan dermatitis kontak alergi dipicu oleh reaksi alergi (lebih sering terjadi pada keluarga yang memiliki riwayat alergi). Biasanya dibutuhkan 1-2 hari setelah paparan untuk jenis reaksi ini muncul.
Penyebab dermatitis kontak alergi yang umum meliputi wewangian, karet (lateks), nikel, minyak nabati, dan beberapa antibiotik topikal.
Jika bentol berair pada kulit bayi disebabkan oleh dermatitis kontak, ada beberapa hal yang perlu Moms lakukan. Antara lain mencuci area tersebut hanya dengan air. Selalu keringkan area tersebut untuk menghindari kondisi semakin parah.
5. Impetigo
Penyebab bentol berair pada kulit bayi selanjutnya adalah impetigo. Impetigo adalah infeksi kulit yang sangat menular tetapi biasanya tidak serius. Seringkali membaik dalam 7 hingga 10 hari jika mendapatkan perawatan. Siapa pun bisa mengalami kondisi ini, tetapi sangat umum terjadi pada anak kecil.
Untuk mengatasinya, dokter dapat meresepkan krim antibiotik untuk mempercepat pemulihan atau tablet antibiotik jika sangat buruk. Terkadang, dokter umum mungkin dapat meresepkan krim non-antibiotik.
Pastikan Moms menyelesaikan perawatan, ya.Jangan berhenti menggunakan krim atau tablet antibiotik lebih awal, bahkan jika impetigo mulai hilang.
6. Infeksi Virus
Penyebab bentol berair pada kulit bayi selanjutnya adalah infeksi virus. Infeksi virus yang dimaksud termasuk cacar air dan herpes zoster. Cacar air, yang disebabkan oleh virus varicella-zoster, menyebabkan ruam dengan pustula berisi cairan. Virus ini sangat menular bagi mereka yang belum divaksinasi.
Kita dapat tertular cacar air dengan bersentuhan dengan air liur orang yang memiliki virus, seperti ketika mereka bersin atau batuk. Kita juga bisa terkena penyakit ini dengan menyentuh lepuh atau cairan di dalam lepuh.
Jika Si Kecil sudah pernah menerima vaksin cacar air sebelumnya, kondisinya tidak akan terlalu parah.
Itulah beberapa penyebab munculnya bentol berair pada kulit bayi dan cara mengatasinya. Ingat, beda penyebab, beda juga cara mengatasinya ya, Moms. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum memberikan obat. Semoga bermanfaat!
Sangat membantu… makasih
Sangat membantu