Tantrum merupakan istilah yang sering digunakan untuk mendeskripsikan perilaku anak yang sedang meluapkan emosinya, seperti marah-marah, mengamuk, menangis hingga berguling-guling. Sebenarnya tantrum merupakan hal wajar yang terjadi di masa pertumbuhan anak, khususnya anak yang berusia di bawah lima tahun.
Kondisi ini bisa saja terjadi ketika anak sedang dalam keadaan lelah, lapar, merasa tidak nyaman, atau karena mereka tidak bisa mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Maka dari itu kita sebagai orang tua harus bisa memahami apa itu tantrum pada anak dan cara mengatasi anak tantrum.
Apa itu tantrum?
Memasuki usia 1 – 5 tahun, Si Kecil tengah memasuki masa perkembangan yang pesat. Tak hanya perkembangan dari segi fisik, tetapi juga emosionalnya pun turut berkembang secara bertahap. Proses inilah yang menjadi ciri tumbuh kembang anak hingga pada akhirnya anak dapat mengendalikan emosinya ketika menghadapi suatu hal.
Di masa tumbuh kembangnya ini, Si Kecil akan bersikap keras kepala, rasa penasaran akan berbagai hal, dan juga mudah meluapkan emosinya secara meledak-ledak. Sikap anak dalam meluapkan emosi itulah yang disebut dengan tantrum pada anak.
Penyebab anak tantrum?
Ada beberapa penyebab Si Kecil mengalami tantrum atau meluapkan emosinya. Ketika emosi anak meluap-luap, maka dari itu anak akan lebih mudah untuk menangis dan tidak dapat dikontrol.
Biasanya anak yang mengalami tantrum dikarenakan tidak menyukai sesuatu atau sebagai usahanya untuk mendapatkan apa yang inginkan. Namun, tujuan utama dari sikap tersebut pastinya untuk menarik perhatian moms sebagai orang tua nya.
Tantrum pada anak akan semakin memburuk karena dipicu beberapa hal, seperti:
- Merasa kelelahan atau burnout.
- Benda yang ia miliki atau yang sedang ia pegang diambil secara paksa.
- Tidak tahu cara atau kata-kata yang ingin disampaikan perihal apa yang dirasakan.
- Ketidakmampuan anak dalam memecahkan suatu masalah.
- Merasa lapar.
- Sedang mencari perhatian
- Tidak dapat apa yang diinginkan.
- Orang Tua tidak memahami apa yang telah dikatakan atau diinginkan oleh anak.
- Merasa cemas ataupun terganggu
Berikut ini ada beberapa contoh perilaku tantrum pada anak berdasarkan tahapan usianya:
Anak usia 3 tahun kebawah
Anak usia 3 tahun kebawah perilaku tantrum pada umumnya meliputi menangis, menjerit, melempar barang, memukul, menggigit, menendang, melengkungkan punggung, membenturkan kepala dan juga menjatuhkan badannya ke lantai.
Anak usia 3 – 4 tahun
Tantrum pada anak usia 3 – 4 tahun biasanya masih sama dengan tantrum anak 3 tahun kebawah ditambah dengan perilaku seperti berteriak sekuat-kuatnya, membanting pintu, menghentak-hentakkan kaki dan juga mengkritik.
Anak usia 5 tahun ke atas
Untuk tantrum pada anak usia 5 tahun ke atas akan melakukan perilaku di dua kategori di atas, ditambah dengan memukul orang sekitarnya, adik, kakak, ataupun temannya. Anak pada usia 5 tahun keatas biasanya juga sudah bisa mengkritik diri sendiri, mengancam orang tua atau orang lain ataupun memecahkan barang dengan sengaja.
5 Cara Mengatasi dan Menghadapi Anak Tantrum
Setelah melihat beberapa pemicu tantrum seperti diatas maka ada beberapa hal yang dapat moms lakukan untuk mengatasi dan menghadapi anak yang sedang tantrum yaitu:
1. Abaikan Anak Tantrum
Pertama sekali yang dapat moms lakukan untuk mengatasi anak yang sedang tantrum yaitu dengan cara mengabaikannya. Moms juga harus berhenti memberikannya perhatian agar kemarahan anak tidak semakin meningkat. Akan tetapi, tindakan mengabaikan ini sebaiknya dilakukan selama anak tidak berada dalam kondisi yang membahayakan dirinya ya moms.
Oleh sebab itu, pastikan untuk meninggalkan anak sejenak dan datangi kembali anak beberapa waktu kemudian.
2. Mengatasi Perilaku Agresif Anak Tantrum
Si kecil yang sedang mengalami tantrum dapat melakukan hal-hal yang agresif. Misalnya seperti memukul, melempar dan juga membanting barang yang ada sekitarnya. Jika beberapa hal ini terjadi, maka moms perlu mengatasi perilaku agresif anak sesegera mungkin. Hal yang perlu moms lakukan yaitu memberitahukan kepada anak bahwa menyakiti orang lain ataupun merusak barang merupakan tindakan yang tidak baik untuk dilakukan.
Pastikan moms memberitahu anak dengan cara yang lembut dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami oleh akan. Karena menggunakan kata-kata keras yang menyakitkan tidak akan efektif dalam mengatasi tantrum pada anak. Hal itu justru malah akan menimbulkan trauma psikologis pada diri anak.
3. Biarkan Anak Marah Dulu
Ada kalanya anak yang sedang tantrum hanya perlu melampiaskan amarahnya saja loh moms. Maka dari itu, moms dapat membiarkan anak untuk marah ketika dirinya tantrum, selama tidak melakukan hal yang membahayakan bagi dirinya.
Cara ini diyakini cukup membantu anak-anak untuk belajar melampiaskan amarah dengan cara yang tidak merusak. Alhasil, ketika dirinya sudah tumbuh besar, anak diharapkan akan mampu mengendalikan emosinya dengan baik tanpa harus beradu mulut dengan orang tuanya.
4. Moms Perlu Bersabar dan Menahan Diri
Perlu untuk moms ingat bahwa anak merupakan peniru yang baik dan juga cerminan dari kedua orangtuanya. Jika moms tidak sabar dalam menghadapi anak yang tantrum dan malah berteriak, maka biasanya anak juga akan ikut teriak untuk menyamai volume suara moms.
Sebab, hal ini dilakukan anak agar dirinya bisa terlibat dominan dalam komunikasi dengan orangtuanya. Maka dari itu, diharapkan moms bisa bersabar dan menahan diri ketika menghadapi anak yang sedang tantrum.
Menurut Parents.com, menjelaskan bahwa jika Moms yang bereaksi dengan tenang jika si kecil mulai tantrum hal ini membantu anak Moms memahami di mana batasannya.
5. Bantu Anak untuk Melakukan Hal yang Ia Tak Bisa Lakukan Sendiri
Perilaku tantrum ini dapat disebabkan oleh hal yang cukup sederhana, contohnya ketika seorang anak ingin mengenakan sepatu, tapi ia gagal. Jika hal ini memang jadi penyebabnya, maka moms bisa menanyakan kepada anak secara lembut mengapa dirinya marah, dan moms bisa memberikan bantuan kepada anak untuk melakukan hal yang tidak dapat ia lakukan seorang diri.
Itulah beberapa cara yang dapat moms lakukan dalam menghadapi dan mengatasi anak yang sedang tantrum. Mulai dari mengabaikan anak yang tantrum, mengatasi perilaku agresifnya saat sedang tantrum, hingga membantu anak untuk melakukan hal yang tidak dapat dilakukannya Sendiri. Jika beberapa cara yang sudah disebutkan diatas sudah moms lakukan, namun tidak membuahkan hasil.
Maka, cara terakhir yang dapat moms lakukan untuk mengatasi anak yang tantrum dengan memberikan peluk yang erat. Karena, sebuah pelukan dipercaya dapat meredakan amarah yang tengah meluap-luap dalam diri si seseorang termasuk si Kecil.
Demikian artikel tentang cara menghadapi dan mengelola perilaku tantrum pada anak. Semoga artikel ini dapat membantu moms dalam menghadapi si Kecil yang sedang di fase tantrum dan semangat terus dalam membersamai si Kecil.