Saat baru saja memiliki buah hati, Moms pasti bingung bagaimana cara memberikan pola asuh yang benar bagi sang anak. Belum adanya pengalaman yang dimiliki, mungkin membuat Moms terpaku atau menarik contoh pada pola asuh orang tua dari zaman dahulu.
Sebagai contoh, pola asuh orang tua pada zaman dahulu lebih cenderung untuk memberikan suatu bentuk kekerasan baik verbal maupun non verbal terhadap anak. Terutama jika sang anak melakukan kesalahan meskipun tidak seburuk apa yang dibayangkan.
Pola asuh seperti itu merupakan pola asuh yang dinilai kurang baik, atau istilah umumnya pada era saat ini adalah strict parents. Jika diterapkan secara turun temurun, pastinya akan memberikan dampak negatif yang sangat fatal. Maka, alangkah baiknya jika Moms dapat mengenal lebih jauh tentang strict parents, agar terhindar dari pola asuh tersebut dan menggantinya dengan cara yang lebih bijak.
Mengenal lebih jauh tentang strict parents
Mengutip dari Michigan State University, strict parents merupakan pola asuh yang dilakukan dengan gaya otoriter. Dimana dalam pola asuh ini orang tua akan banyak menerapkan aturan ketat dan menaruh ekpetasi tinggi kepada anak. Meskipun dapat membuat anak menjadi patuh, namun ternyata pola asuh seperti ini memiliki dampak negatif.
Sementara, dikutip dari Cambridge Dictionary kata strict memiliki beberapa pengertian yaitu membatasi kebebasan seseorang untuk bersikap atau cenderung menghukum dengan keras apabila seseorang tidak patuh.
Dengan demikian, kata strict parents diartikan sebagai orang tua yang memiliki aturan ketat, kaku dan secara keras membatasi anak dalam bersikap atau dapat menghukum dengan keras apabila anak tidak menurut.
Ciri-ciri strict parents
Pada umumnya strict parents berasal dari riwayat pola asuh yang dialami orang tua pada saat kecil. Sehingga beranggapan bahwa pola asuh tersebut dinilai yang terbaik dan harus dilakukan turun temurun.
Nah Moms, kali ini akan dibahas beberapa ciri-ciri strict parents, diantaranya :
1. Membuat Peraturan Yang Wajib Dipatuhi
Pola asuh strict parents, cenderung menerapkan standar tuntutan dan aturan ketat yang wajib dipatuhi bagi anak-anaknya. Dengan harapan bahwa, sang anak akan patuh tanpa sebab dan pengertian yang jelas.
2. Memarahi dan Menghukum Secara Berlebihan
Pada praktiknya, strict parents lebih cenderung memilih untuk memarahi anak dengan keras walaupun kesalahannya tidak terbilang fatal. Bahkan, tidak sedikit pula dari mereka yang menerapkan hukuman fisik secara berlebihan agar anak menjadi lebih patuh.
3. Membatasi Kasih Sayang
Para orang tua yang menerapkan strict parents, cenderung melakukan pembiaran kepada sang buah hati. Terlalu fokus terhadap kedisiplinan dan pencapaian anak, membuat mereka enggan dalam memberikan kasih sayang secara berlebihan serta kurang dalam mendukung dan memperhatikan kebutuhan emosional.
4. Berlebihan Dalam Mengontrol Kehidupan Anak
Mengontrol atau mengekang kehidupan anak secara berlebihan, dimana strict parents membuat aturan yang mengatur pada aspek kehidupan pribadi anak, seperti waktu luang, kegiatan sehari-hari, hingga hubungan sosial. Hal ini menjadi salah satu ciri yang mencolok dari pola asuh otoriter.
5. Merendahkan dan Mempermalukan Anak
Banyak dari strict parents, yang memberikan hukuman dalam bentuk verbal. Hukuman itu, biasanya dilakukan dengan cara mempermalukan dan merendahkan anak di khalayak ramai.
Dampak strict parents
Pola asuh otoriter yang diterapkan oleh strict parents, mungkin dapat membuat anak berambisi untuk menggapai tujuannya. Namun secara garis besar, dampak negatif dari pola asuh otoriter lebih banyak dibandingkan manfaatnya.
Berikut adalah bagaimana dampak yang ditimbulkan dari pola asuh tersebut:
- Agresif
Anak akan cenderung bertingkahlaku kasar, bahkan lebih mudah marah karena tidak mampu mengelola emosi akibat tekanan dan tuntutan yang selalu diberikan oleh strict parents.
- Sulit Membuat Keputusan
Tidak adanya kesempatan dalam bertindak akibat pemaksaan kehendak oleh strict parents, akan menjadikan anak terpaku untuk mengikuti arahan, perintah, dan pilihan orang tua. Sehingga, anak akan terbiasa dengan kondisi tersebut dan kesulitan atau bahkan tidak mampu membuat keputusan secara mandiri.
- Mudah Berbohong
Seringnya mendapat hukuman secara kasar, tentunya akan membuat anak menjadi takut untuk jujur dalam mengutarakan apapun yang terjadi pada setiap aktivitasnya. Kondisi tersebut akan membuat anak lebih memilih menyembunyikan suatu hal yang mereka anggap bisa menimbulkan kemarahan strict parents dengan cara berbohong.
- Tidak Percaya Diri
Pola asuh strict parents yang kaku dengan menerapkan hukuman verbal terlebih saat berada di keramaian, akan membuat anak merasa dipermalukan. Hal ini juga akan memberikan kesan kepada anak bahwa dia direndahkan. Akibatnya, anak akan merasa tidak percaya diri karena tidak mendapat dukungan emosional yang baik dari orang tua.
- Dapat Melakukan Bullying
Anak yang tumbuh dengan lingkungan otoriter tentu akan menginternalisasi pola perilakunya menjadi kasar. Sehingga mengakibatkan perilaku bullying. Dimana anak akan menggunakan intimidasi atau kekerasan untuk mendapatan apa yang mereka inginkan dari orang lain. Mirip seperti dengan cara orang tuanya mendisiplinkan mereka.
- Stress dan Depresi
Pola asuh yang keras dan aturan yang ketat, memungkinkan membuat anak menjadi susah untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi. Jika kondisi ini dibiarkan, maka anak akan merasa tertekan bahkan dapat menimbulkan stress dan depresi.
Bagaimana Agar Kita Tidak Menjadi Strict Parents?
Moms jangan bersedih, pola asuh strict parents dapat dihindari dengan berbagai cara. Tentunya, dengan merubah pola asuh yang lebih bijak akan membantu sang anak agar tumbuh menjadi pribadi yang disiplin. Berikut adalah cara bijaksana yang wajib Moms ketahui :
- Sempatkan Me Time
Menjadi orang tua adalah suatu pekerjaan yang di idamkan oleh semua orang. Meskipun begitu, banyak tantangan yang harus dilaluinya. Bahkan, tak terkadang orang tua akan merasa cukup kelelahan dalam mengasuh anak.
Oleh karenanya, Moms perlu mencoba untuk meluangkan waktu atau me time. Hal ini dilakukan agar orang tua terhindar dari pola asuh strict parents. Me time memiliki tujuan yang baik untuk menenangkan diri dan menyegarkan pikiran. Sehingga Moms bisa lebih baik lagi dalam menghadapi tingkah laku anak setelah melakukan me time.
- Kenali Tahapan Tumbuh Kembang Anak
Dalam menghindari pola asuh otoriter, Moms harus mengenali dan mengetahui bagaimana tahapan tumbuh kembang anak. Dengan begitu, moms akan memahami setiap kondisi yang terjadi pada sang buah hati.
- Beri Batasan Yang Jelas
Dalam memberikan aturan kepada keluarga, moms harus menyampaikannya dengan penjelasan yang bijak. Pastikan bahwa aturan yang dibuat, memiliki batasan yang jelas dan disetujui oleh keluarga.
- Komunikasi Dua Arah
Terapkan komunikasi yang baik bersama keluarga. Hal ini akan memicu keharmonisan karena komunikasi merupakan kuncinya. Terlebih saat membuat aturan dalam sebuah keluarga, moms juga harus memastikan bahwa aturan itu diterima dengan baik.
- Konsisten
Saat Moms telah memberikan aturan yang jelas, maka harus dilakukan secara konsisten. Sehingga jika ada yang melanggar akan menerima konsekuensi yang telah di buat. Moms perlu hati-hati dalam membutan atura dan batasan di rumah.
- Berikan Pujian Pada Anak
Jangan sekali-kali malu untuk memberikan pujian kepada anak. Meskipun hal sekecil apapun yang dilakukan anak, Moms bisa memujinya agar mereka merasa disayang dan dihargai.
Kesimpulan
Untuk membantu tumbuh kembang anak dengan baik serta tumbuh menjadi anak yang disiplin, Moms tidak perlu menjadi orang tua yang melakukan pola asuh strict parents. Sebaliknya, Moms bisa memberian ruang diskusi pada anak untuk membicarakan berbagai hal. Selain itu juga dapat mebantu anak saat merasa kesulitan.
Tak kalah pentingnya orang tua juga harus memastikan kebutuan gizi si kecil tercukupi dengan baik. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan makanan bergizi seimbang seperti protein, zat besi, vitamin serta serat dan karboidrat yang kompleks.
Nah itu tadi artikel terkait strict parents, semoga membantu Moms sehingga dapat menerapkan pola asuh yang baik untuk si kecil.
Aku berusaha untuk menjadi orangtua yang baik, karna jujur aku korban strictparents .. semoga aku tidak menekan anakku