Memasuki usia 6 bulan, Si Kecil akan mulai makan makanan pendamping ASI (MPASI). MPASI Si Kecil dimulai dengan tekstur yang masih sangat lembut. Seiring dengan berjalannya waktu, tekstur MPASI harus terus ditingkatkan.
Hal ini penting dilakukan agar Si Kecil bisa beradaptasi dengan tekstur MPASI yang sesuai dengan usianya sampai akhirnya bisa makan makanan keluarga.
Sayangnya, banyak orang tua baru yang masih bingung soal tekstur MPASI ini. Mungkin Moms salah satunya. Tapi, jangan khawatir, Supermom punya informasinya.
Yuk simak ulasan mengenai tekstur MPASI untuk Si Kecil yang berusia 6-12 bulan di bawah ini.
Tekstur MPASI Bayi
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, MPASI dimulai dengan tekstur yang sangat lembut. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pada awal pemberian MPASI, mulailah dengan makanan lumat dengan konsistensi halus/saring yang encer pada tahap perkenalan dan kemudian dikentalkan secara bertahap.
Semangkuk bubur yang encer akan mengandung kalori dan zat gizi yang lebih sedikit dibandingkan semangkuk bubur kental untuk volume yang sama.Tekstur makanan kemudian bisa dinaikkan secara bertahap.
Setelah bubur saring, dapat dinaikkan menjadi bubur kasar tidak disaring, finger food, makanan lunak dengan lauk cincang, dan terakhir makanan keluarga.
Tahapan Tekstur MPASI Usia 6-12 Bulan
Setelah mengetahui berbagai tekstur MPASI, saatnya Moms tahu tahapan tekstur MPASI untuk Si Kecil. Berikut ulasannya.
1. Tekstur MPASI Usia 6 Bulan
Moms, selama enam bulan terakhir, Si Kecil hanya mengonsumsi ASI. Memasuki usia 6 bulan, ia mulai makan MPASI. Di masa transisi ini, Moms perlu memperhatikan tekstur MPASI.
Mengingat, Si Kecil terbiasa dengan tekstur ASI yang cair, makanan pertama mereka perlu dihaluskan. Bubur beras bayi merupakan makanan pertama yang baik karena diperkaya dengan zat besi.
Daging, sayuran, atau buah yang dimasak dengan bubur juga merupakan pilihan pertama yang baik. Pastikan makanan yang Moms berikan tidak menggumpal ya. Moms bisa menggunakan saringan MPASI untuk memastikan teksturnya tetap halus.
Selain memberikan bubur beras, Moms juga bisa bereksperimen dengan berbagai bahan, seperti kentang, ubi, sayuran, dan buah-buahan yang dihaluskan kemudian disaring.
Namun, yang perlu Moms pahami adalah pastikan memberikannya satu per satu ya. Hal ini bertujuan agar Moms bisa melihat reaksi alergi yang kemungkinan muncul dari Si Kecil.
2. Tekstur MPASI Usia 7-8 Bulan
Memasuki usia 7-8 bulan, Moms bisa membuatkan bubur dengan tekstur MPASI yang lebih kental. Sebagian besar bayi dapat belajar mengunyah gumpalan lunak meskipun giginya belum tumbuh.
Di usia ini, Moms bisa mengenalkan MPASI yang diolah dengan cara dicincang atau diparut. Ini akan memberikan tekstur yang bisa membuat Si Kecil belajar mengunyah. Moms bisa mulai meninggalkan saringan MPASI ya.
Tekstur MPASI yang lebih kental dengan variasi gumpalan akan membantu bayi Si Kecil belajar mengunyah sambil juga merangsang dan memperkuat otot rahang yang diperlukan untuk berbicara.
Bayi yang lebih besar dapat bereaksi negatif terhadap tekstur makanan yang berbeda, jadi dengan memperkenalkan ini lebih awal, Si Kecil akan lebih bisa menerima tekstur MPASI baru.
Beberapa pilihan yang baik adalah daging cincang yang dimasak, makanan cincang lembut seperti labu kukus atau potongan kecil pasta matang. Terus tawarkan berbagai makanan kaya zat besi, sayuran, buah-buahan dan makanan biji-bijian (sereal) setiap hari.
Finger food juga bisa ditawarkan pada usia ini yang sangat bagus untuk belajar mengunyah dan membantu koordinasi tangan-mata. Beberapa ide makanan ringan adalah buah cincang lembut (kulit dan bijinya dibuang), pasta yang dimasak, roti panggang yang mudah digenggam, keju parut, atau stik sayuran yang dimasak.
3. Tekstur MPASI Usia 9-10 bulan
Memasuki usia 9-10 bulan, Moms sudah harus mengganti tekstur MPASI Si Kecil lagi. Selain itu, Moms juga perlu meningkatkan porsinya ya.
Di usia ini, Moms bisa memperkenalkan tekstur MPASI lunak dengan variasi cincangan kasar atau potong dadu. Dengan tekstur yang semakin kasar, otot rahang Si Kecil akan semakin terlatih. Ini tentu akan sangat bermanfaat untuk perkembangan kemampuan bicaranya nanti.
Pada tahap ini, Moms juga bisa mulai mengombinasikan makanan. Setelah mengetahui makanan apa saja yang aman dan tidak menimbulkan alergi serta yang disukai Si Kecil, Moms bisa mulai mengombinasikannya.
Bubur dengan tekstur kental bisa dikombinasikan dengan berbagai potongan bahan MPASI lainnya. Moms bisa mencoba protein hewani, protein nabati, sayuran, dan tentunya buah-buahan.
Untuk porsinya, Moms bisa menambahkan porsi MPASI Si Kecil menjadi ukuran yang lebih besar dengan frekuensi 3-4 kali makan setiap harinya. Pastikan memberikan makanan seimbang yang tinggi nutrisi ya, Moms!
4. Tekstur MPASI Usia 11 bulan
Memasuki usia 11 bulan, tekstur MPASI Si Kecil sudah harus lebih pada ya, Moms. Moms bisa mulai mengganti bubur dengan nasi tim yang lebih bertekstur. Tujuannya tentu agar Si Kecil bisa terus beradaptasi hingga tekstur makanan keluarga nanti.
Ada cukup banyak pilihan menu MPASI dengan nasi tim yang bisa Moms coba. Misalnya nasi tim dengan ayam yang dicincang atau nasi tim dengan wortel yang dipotong dadu.
Moms juga bisa mengganti sumber karbohidrat dengan kentang sebagai variasi. Moms bisa membuat kentang tumbuk dengan daging cincang. Moms juga bisa mulai memberikan buah-buah bertekstur lunak sebagai finger food, seperti pisang, pepaya, atau buah naga.
5. Tekstur MPASI 12 Bulan ke Atas
Memasuki usia 12 bulan atau satu tahun, Moms bisa meningkatkan tekstur MPASI Si Kecil menjadi semakin padat.
Moms bisa memberikan makanan lunak yang dipotong dadu dengan nasi lembek. Di usia ini juga Moms bisa memberikan makanan keluarga pada Si Kecil.
Namun, Moms perlu memperhatikan aroma dan tingkat kepedasannya ya. Pastikan aromanya tidak terlalu menyengat dan tidak pedas. Moms bisa mulai memberikan Si Kecil sayur bayam yang dicincang dengan nasi lembek atau nasi lembek dengan ayam goreng yang dipotong dadu.
Untuk buah-buahan, Moms juga bisa mulai menambahkan buah dengan tekstur yang lebih keras, seperti semangka dan melon.
Waspada Risiko Tersedak
Sangat penting untuk secara bertahap meningkatkan tekstur makanan Si Kecil demi membantu mengembangkan keterampilan mengunyahnya. Pastikan makanan bayi memiliki tekstur dan bentuk lembut yang sesuai dengan tahap perkembangan dan kemampuan makannya.
Anak kecil dengan saluran udara dan makanan kecil dapat dengan mudah tersedak, terutama pada makanan kecil yang bulat dan keras. Mereka juga masih belajar memindahkan makanan di dalam mulutnya dan keterampilan menggigit dan mengunyah mereka masih berkembang.
Beberapa makanan tidak boleh diberikan kepada anak kecil di bawah tiga tahun karena dapat masuk ke tenggorokan bayi atau balita Moms dan menyebabkan tersedak.
Contoh makanan bermasalah adalah buah atau sayuran mentah keras seperti apel, wortel dan seledri, makanan bulat seperti tomat ceri utuh atau anggur, sosis matang bulat dan kacang utuh keras.
Untuk mengurangi risiko, Moms dapat menghilangkan bagian berisiko tinggi dari makanan (kulit dan biji), masak sampai lunak dan cincang halus atau tumbuk sesuai dengan tahapan tekstur MPASI.
Selain hal di atas, hal terbaik yang dapat Moms lakukan untuk menghindari tersedak adalah selalu memastikan bayi duduk di kursi makan bayi dan tetap terawasi saat mereka makan.
Itulah beberapa hal yang perlu Moms ketahui tentang tekstur MPASI. Semoga bermanfaat ya!
Subscribe Untuk Update Info Penawaran Terbaru Dan Spesial Lainnya
FAQ Moms Tentang Tahapan Tekstur MPASI Usia 6-12 Bulan
MPASI dimulai dengan tekstur yang sangat lembut. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pada awal pemberian MPASI, mulailah dengan makanan lumat dengan konsistensi halus/saring yang encer pada tahap perkenalan dan kemudian dikentalkan secara bertahap.
Moms bisa menggunakan blender mpasi yang aman untuk menghaluskan makanan si kecil agar teksturnya lembut. Baca rekomendasi blender mpasi bai aman dan BPA Free