Banyak Moms yang tertarik dengan metode melahirkan di air karena katanya tidak terlalu sakit. Selain itu, ada juga yang mengatakan kalau metode ibu melahirkan ini membuat bayi merasakan kondisi yang sama saat berada dalam ketuban dalam perut Moms.
Melahirkan di air atau water birth berbeda dengan melahirkan normal dan caesar. Proses melahirkan ini memberi pilihan bagi Moms untuk duduk, jongkok, atau posisi lainnya yang nyaman.
Jika Moms tertarik dengan metode melahirkan di air, yuk ketahui dulu kentungan dan risikonya di sini.
Melahirkan di Air, Apakah Tetap Sakit?
Metode melahirkan di air menggunakan air hangat sebagai medianya karena bisa mengurangi rasa sakit ketika proses melahirkan.
Air hangat bisa membuat Moms jadi merasa lebih rileks sehingga nyaman dan mengurangi hormon stres. Tubuh pun akan menghasilkan hormon endorfin yang bisa menghambat rasa nyeri.
Sama ketika berendam di dalam air hangat dimana bisa meredakan sakit punggung, begitu pun melahirkan di dalam air hangat yang bisa mengurangi rasa sakit. Ketika proses ini Moms tidak perlu menggunakan obat pereda sakit seperti epidural atau anestesi.
Meski begitu, bukan berarti melahirkan di air akan terbebas dari rasa sakit. Faktanya rasa sakitnya akan tetap ada Moms. Untuk metodenya sendiri paling banyak dilakukan di rumah.
Pada dasarnya, melahirkan di air hanya bisa dilakukan ketika kehamilan Moms sudah mencapai 37 hingga 41 Minggu dengan posisi kepala bayi sudah berada di bawah.
Persiapan Proses Melahirkan di Air
Sebelum menjalani melahirkan di air, ada beberapa hal yang perlu Moms lakukan demi kelancaran prosedur ini.
1.Berkonsultasi dengan Dokter Terlebih Dahulu
Sebelum melakukan melahirkan dalam air, pastikan dulu kondisi tubuh Moms dan janin sehat. Jika memungkinkan, cari dokter atau bidan yang bisa membantu Moms sebab tidak semua bersedia mendampingi pasien melahirkan di dalam air.
Beberapa faktor bisa membuat Moms dilarang untuk melahirkan di dalam air. Berikut adalah beberapa faktornya:
- Usia lebih muda dari 17 tahun atau lebih tua dari 35 tahun
- Punya komplikasi seperti diabetes atau preeklamsia
- Bayi prematur
- Memiliki kembar dua atau anak kembar
- Bayi ada dalam posisi sungsang
- Ukuran bayi sangat besar
- Kondisi kehamilan perlu dipantau terus-menerus
- Tidak bisa melahirkan di bak mandi
- Mengalami infeksi
Untuk itu, penting melakukan konsultasi dulu dengan dokter kandungan guna mengetahui apakah Moms diizinkan melahirkan di dalam air.
2. Menentukan Tempat Melahirkan
Buat Moms yang ingin melahirkan di rumah sakit, maka pastikan Moms mencari rumah sakit yang menyediakan fasilitas melahirkan di air seperti kolam khusus untuk melahirkan.
Kalau mau melahirkan di rumah, maka Moms memerlukan pendampingan dari dokter, bidan, atau tim medis yang ahli. Selain itu siapkan juga beberapa perlengkapan berikut ya:
- Kolam atau bak air. Pilih baik air yang cukup besar sehingga Moms bisa duduk dengan nyaman dan cukup hingga batas ketiak. Moms bisa menggunakan kolam renang plastik untuk anak-anak yang ukurannya besar.
- Sumber air. Pastikan sumber yang digunakan bersih dengan suhu 35-38 derajat Celcius. Jangan lupa tambahkan secangkir garam ke dalamnya untuk mencegah kulit Moms keriput karena terlalu lama berendam di dalam air.
- Siapkan ruangan. Pilihlah ruangan yang suhunya cukup sejuk, tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas sehingga proses ibu melahirkan di air akan lebih nyaman.
Penting juga setelah menyiapkan semuanya, Moms perlu melakukan simulasi seolah-olah akan segera melahirkan.
Ini bertujuan untuk menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam menyiapkan segala perlengkapan dan diri Moms sebelum proses melahirkan dimulai.
Prosedur Melahirkan di Air
Setelah menyiapkan beberapa hal penting tadi, penting bagi Moms untuk mengetahui seperti apa tahapan dari melahirkan di air berikut ini.
1. Tahap Kontraksi Awal
Tahap pertama adalah dimulai ketika kontraksi sampai serviks membesar sepenuhnya. Dalam tahap ini Moms perlu berendam di air hangat. Tubuh yang bersentuhan dengan air hangat bisa membantu Moms lebih rileks dan merasa lebih terkendali.
Selain itu, mengapung di air juga bisa membantu Moms bergerak lebih mudah dibandingkan di tempat tidur. Bahkan, melahirkan di air pun bisa menurunkan risiko robekan vagina yang parah dan bisa meningkatkan aliran darah ke rahim.
2. Keluar dari Air
Tahapan yang satu ini merupakan momen Moms untuk keluar dari air. Banyak hal yang berubah selama tahapan ini termasuk kondisi serviks yang benar-benar terbuka sehingga Moms bisa mulai mendorong bayi untuk lahir.
Namun, banyak dokter mengatakan kalau tidak ada informasi yang cukup memutuskan seberapa aman proses ini. Keluar dari air sebenarnya membuat Moms lebih mudah bergerak jika terjadi kesalahan.
Kalaupun harus melakukan operasi Caesar darurat, maka tidak disarankan untuk ambil risiko 4-5 menit untuk keluar dari air. Setelah proses ini, bidan akan merawat Moms dan bayi terlebih dahulu.
Keuntungan Ibu Melahirkan di Air
Kalau menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), melahirkan dalam air mungkin punya beberapa manfaat, namun tidak merekomendasikannya di luar tahap pertama persalinan, di mana kondisi ini serviks sepenuhnya terbuka.
Meski begitu, ada beberapa manfaat yang tetap bisa Moms dapatkan ketika melahirkan di dalam air seperti berikut.
1.Bisa Menentukan Sendiri Posisi yang Nyaman
Tubuh akan terasa lebih ringan di dalam air bahkan bisa mengapung. Hal inilah yang memudahkan Mom bergerak dan mencari posisi yang nyaman untuk melahirkan.
Perlu Moms ingat bahwa posisi lutut haruslah lebih rendah dibandingkan pinggul.
2. Memudahkan Proses Persalinan
Melahirkan di air lebih mudah karena adanya gaya gravitasi dalam air yang bisa membantu Moms saat proses mengejan dengan posisi duduk atau jongkok.
Alhasil proses melahirkan pun akan lebih cepat Metode ini pun juga akan memudahkan Moms yang punya keterbatasan secara fisik.
3. Membuat Moms Lebih Rileks
Saat masuk ke dalam air hangat, Moms bisa merasakan efek relaksasi yang bisa melemaskan otot-otot tubuh. Moms pun jadi lebih bisa bernafas secara teratur sehingga mengurangi rasa sakit ketika kontraksi.
Selain itu, Moms juga bisa menciptakan sendiri suasana yang lebih private dengan menjaga ketenangan ruangan dan meredupkan lampu sehingga Moms lebih bisa berkonsentrasi ketika melahirkan.
Risiko Water Birth
Tentu saja melahirkan di dalam air bukan tanpa risiko. Bayi yang mengalami stres selama proses melahirkan bisa mengalami kesulitan bernapas secara lancar.
Kondisi ini bisa meyebabkan komplikasi pernapasan atau aspirasi mekonoium dimana bayi menghirup tinja pertamanya yang bercampur dengan cairan ketuban selama proses melahirkan.
Selain itu, ada juga beberapa risiko yang perlu Moms waspadai ketika melakukan water birth diantaranya:
- Penyakit radang paru paru atau pneumonia aspirasi
- Tali pusar bayi rusak ketika diangkat ke permukaan air, bayi sulit bernapas, mengalami kejang, serta suhu tubuh terlalu rendah atau tinggi
- Meski jarang terjadi, bayi juga berisiko terkena infeksi legionnaires dengan gejala demam, batuk, hingga radang paru-paru
Itu tadi Moms hal-hal yang perlu diketahui tentang melahirkan di air atau water birth yang perlu diketahui.
Moms perlu ingat untuk konsultasikan terlebih dahulu ke dokter atau bidan agar tidak terjadi hal berisiko yang mengancam Moms dan Si Kecil.