Kulit bayi yang baru lahir masih sangat sensitif dan rentan. Moms perlu tahu cara merawat kulit bayi usia 0-6 bulan agar kulit Si Kecil tak mudah iritasi.
Ada banyak kondisi kulit yang perlu diperhatikan pada bayi usia 0-6 bulan. Mulai dari ruam, kerak kepala, jerawat bayi, dan sebagainya.
Cara merawat kulit bayi usia 0-6 bulan pun menjadi banyak pertanyaan orang tua baru. Hal ini karena penanganan kulit bayi baru lahir tidak sama dengan penanganan kulit anak atau orang dewasa.
Jadi, bagaimana cara merawat kulit bayi usia 0-6 bulan yang baik? Dalam artikel ini akan dijelaskan apa saja kondisi kulit bayi yang dapat terjadi dan bagaimana menanganinya.
Cara Merawat Kulit Bayi Usia 0-6 Bulan
Saat lahir, lapisan atas kulit bayi sangat tipis dan sensitif. Kondisi kulit akan membaik dalam bulan pertama kelahiran, atau lebih lama lagi bagi bayi prematur. Moms pun perlu mempelajari lagi cara merawat bayi prematur yang tepat.
Menurut Pelayanan Kesehatan Nasional Inggris, NHS, kulit bayi akan “matang” dan mengembangkan pelindung alaminya sendiri.
Segera setelah lahir, Moms akan mendapati bayi dengan verniks, zat lengket putih yang menutupi kulit bayi selama di dalam kandungan.
NHS menganjurkan membiarkan verniks di kulit sebagai salah satu cara merawat kulit bayi usia 0-6 bulan. Soalnya, verniks adalah pelembab alami yang juga melindungi terhadap infeksi dalam beberapa hari pertama.
Cara merawat kulit bayi usia 0-6 bulan terbaik, yaitu dengan memandikannya menggunakan air hangat biasa yang hanya diseka pada minggu-minggu pertama.
Selanjutnya, hingga bayi mencapai usia 6 bulan, jangan menggunakan losion kulit atau tisu antiseptik terhadap kulitnya.
Berikut ini serba-serbi pertanyaan dan jawaban cara merawat kulit bayi usia 0-6 bulan, yang kerap menjadi pertanyaan orang tua baru, lengkap dengan penjelasan medisnya.
1. Ruam
Ruam adalah iritasi kulit yang ditandai dengan bercak merah meradang. Adapun ruam popok muncul di bokong dan area genital bayi.
Ruam popok pada bayi disebabkan infeksi jamur. Penyebab umum lainnya adalah paparan tinja dan urine, kandungan sabun yang keras, keringat, kelembapan, dan popok yang terlalu ketat.
Cara merawat kulit bayi usia 0-6 bulan dengan ruam popok, menurut Dokter Kulit Johns Hopkins Children’s Center, Kate Püttgen, MD, yaitu dengan ganti popok sesering mungkin. Gantilah segera setelah bayi buang air kecil atau buang air besar.
Pastikan Moms mencuci tangan sebelum dan sesudah mengganti popok, keringkan kulit bayi secara menyeluruh, sebelum memakaikan kembali popok.
Cara merawat kulit bayi usia 0-6 bulan lainnya, yaitu Moms boleh mengoleskan petroleum jelly atau krim berbasis seng oksida (zync oxide) setiap penggantian popok, hingga krim kortikosteroid antijamur. Ada banyak pilihan krim ruam popok terbaik yang bisa Moms pilih di luar sana.
Yang penting, Moms jangan pernah menggunakan bedak! Hindari tisu bayi beraroma atau tisu yang mengandung alkohol.
Jika ruam tidak membaik dalam beberapa hari, menyebar lebih jauh, mengeluarkan cairan, atau jika bayi mengalami demam, segeralah bawa ke dokter anak.
2. Kerak Kepala
Dokter Puttgen, seperti dikutip dari situs resmi RS John Hopkins Medicine, menyebut kerak kepala ini sebagai ketombe neonatus, yang juga dikenal sebagai dermatitis seboroik.
Selain di kepala, kerak ini juga timbul di bagian kulit yang kaya akan kelenjar minyak, dalam tiga bulan pertama kehidupan.
Bagaimana cara merawat kulit bayi usia 0-6 bulan yang mengalami kerak kepala? Sebagian besar kasus ini, tidak memerlukan pencucian khusus.
Cukup bersihkan kulit kepala secara lembut setiap mandi, sebagai bagian dari cara merawat kulit bayi usia 0-6 bulan.
Petroleum jelly atau minyak zaitun juga dapat digunakan dalam membantu meringankan kerak. Oleskan sesekali, setelah mandi, misalnya, atau ketika hendak tidur malam hari.
Infeksi jamur harus dicurigai pada semua bayi yang menggunakan antibiotik. Ini dapat mengganggu keseimbangan antara bakteri baik dan jahat, serta menyebabkan pertumbuhan jamur berlebihan.
Umumnya, tidak ada kondisi parah dari kerak kepala, sehingga membutuhkan pertolongan dokter. Namun, Moms mungkin akan memperoleh resep sampo khusus ketika kondisi kerak kepala bayi tidak hilang saat usia bayi melewati 3 bulan.
3. Eritema Toksikum
Eritema toksikum adalah kondisi bayi baru lahir dengan ruam, tetapi di luar area popok, seperti di wajah, lengan atas, atau paha.
Bagaimana cara mengobati ruam di wajah? Cara merawat kulit bayi usia 0-6 bulan dengan kondisi ini, biasanya tidak diperlukan pengobatan. Ruam akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu.
Kapan harus menghubungi dokter anak? Menurut Puttgen, dalam kasus ini, bayi hampir tidak perlu produk spesifik untuk mengatasinya.
Ruam ini akan diikuti pengupasan kulit dari minyak alami pelindungnya, maka mandi dua atau tiga kali seminggu dinilai sudah cukup.
4. Tanda Lahir
Tanda lahir yang paling umum pada bayi baru lahir adalah tanda berbentuk V merah muda atau merah kecil di dahi, kelopak mata atas, atau leher.
Biasanya, tanda lahir seperti ini berangsur-angsur memudar. Namun mungkin perlu beberapa bulan sebelum menghilang sepenuhnya.
Tanda stroberi berwarna merah tua dan sedikit menonjol (hemangioma infantil) cukup umum terjadi. Kemunculan tanda lahir juga bertahap bisa menjadi lebih besar.
Namun tanda lahir biasanya menghilang secara bertahap. Untuk kondisi kuit bayi ini, tidak perlu penanganan khusus dari dokter.
5. Skincare
Bolehkah menggunakan skincare bayi? Kulit bayi yang lembut dan halus membutuhkan perawatan khusus.
Umumnya, yang terbaik adalah menggunakan produk yang dibuat khusus untuk bayi, menurut dokter anak dan bidan di Stanford Children’s Health.
Produk skin care untuk orang dewasa bisa terlalu keras untuk bayi dan mungkin mengandung pemicu iritasi serta alergi.
Pada bayi, lotion sebenarnya tidak diperlukan. Adapun produk bubuk seperti bedak tabur harus dihindari, kecuali jika direkomendasikan oleh dokter anak sesuai kondisi bayi Moms.
Saat menggunakan produk skin care, selalu ratakan dahulu di tangan Moms sebelum oleskan ke kulit bayi. Mengocok bedak ke udara melepaskan debu dan bedak yang dapat membahayakan paru-paru bayi.
6. Sunscreen
Perlindungan dari sinar matahari adalah topik lain yang menyebabkan banyak kebingungan terkait cara merawat kulit bayi usia 0-6 bulan.
“Orang tua tahu bahwa perlindungan matahari sangat penting, tetapi banyak yang ragu untuk menggunakan tabir surya,” kata Puttgen.
Menghindari paparan sinar matahari adalah perlindungan terbaik. Pakailah penghalang fisik seperti pakaian, topi, dan penutup kereta dorong setiap kali Moms membawa bayi keluar.
Tabir surya, meskipun umumnya tidak berbahaya, harus dihindari jika memungkinkan. Hal ini karena keamanannya pada bayi di bawah usia 6 bulan belum teruji dengan baik.
Jika paparan sinar matahari tidak dapat dihindari, pilihlah tabir surya hipoalergenik bebas pewangi yang mencantumkan seng oksida dan/atau titanium dioksida sebagai bahan aktif.
7. Deterjen
Ya, deterjen yang digunakan untuk mencuci pakaian bayi, dapat menyebabkan iritasi pada kulit halus bayi. Jika ada tanda-tanda bayi sensitif terhadap deterjen yang sama dengan baju orang dewasa di rumah, gunakan deterjen khusus untuk bayi dengan kulit sensitif.
Selain itu, bilaslah cucian dengan air biasa untuk menghilangkan sisa deterjen. Hal ini karena sisa detergen bisa menempel di pakaian meski sudah kering.
Penting diingat Moms, bahwa kulit bayi sangat menyerap, sehingga sangat penting untuk menggunakan produk yang bebas pewangi dan antialergi. Hindari parfum dan pewarna, yang dapat mengiritasi kulit bayi baru lahir secara serius.
Kulit bayi prematur yang ekstra rapuh memerlukan perhatian khusus. Kulit bayi prematur tidak dapat menahan kelembapan dengan baik, yang membuatnya lebih tipis, lebih kering, dan mudah pecah.
Sebaiknya Moms mengoleskan petroleum jelly setiap hari untuk mengunci kelembapan dan memperkuat fungsi barrier atau pelindung kulit.
Itulah penjelasan mengenai kondisi kulit bayi dan bagaimana mengatasinya. Selain itu, gunakan produk perawatan bayi yang sesuai dengan kondisi kulit Si Kecil.
Mudah-mudahan semua pertanyaan seputar cara perawatan kulit bayi usia 0-6 bulan terjawab ya, Moms!